image

Di Depan Pintu Panti

Setiap hari ini, ya, hari ini aku hanya bisa menyembunyikan luka
Tetap ku berlari melawan dunia
Dengan topeng tawa yang melindungiku dari belas kasih manusia
Aku tak ingin dikasihani !

Setiap tanggal ini, tanggal saat anak-anak Adam nusantara mengucapkan mantra cinta
Kepada sosok yang merawat mereka
Memperjuangkan apapun demi kehidupan mereka, bahkan nyawa

Tapi kenapa,
Kenapa sosok itu tak ada di jalan panjang ku
Tak ada senyumnya di setiap hela nafasku
Ia mungkin pernah kulihat, di masa lalu
Namun, memoriku terkubur dalam, lenyap seperti bayangnya

Haruskah aku mengucapkan “Selamat Hari Ibu” padamu?
Padamu yang telah meninggalkan ku di depan pintu panti?
Padamu yang bahkan aku tak tahu seperti apa parasmu

Meski begitu, andai kau tahu Bu…
Doaku mengalir tulus untukmu
Meski dunia ini membuatku keras dan membatu
Kau tetap kunanti seperti dahulu, di depan pintu panti
Kembalilah Bu
Aku tak akan marah padamu, aku hanya ingin memelukmu
Merasakan hal yang sama seperti mereka
Kutunggu di sini Bu, di depan pintu panti

( DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU, 22 DESEMBER )


dimuat di : http://mjeducation.co/di-depan-pintu-panti/

SAJAK INFANTERI






dimuat di http://mjeducation.co/sajak-infanteri/


Bergerilya ku di ujung pagi hingga senja menghampiri
Semak belukar hingga duri setia menemani, hampir di setiap sudut terpencil ini
Ku tinggalkan kedua anakku di tanah rantau
Ku biarkan mereka tumbuh dalam balutan kasih sayang istriku seorang
Bahkan si bungsu belum sempat menatap wajahku
Pilu..

Duhai, betapa rindu ini menggelora
Hanya bisa reda saat kutatap selembar foto usang keluarga
Sukmaku menjerit ingin pulang
Ingin segera bertemu dan bersua

Kalau bukan karena tanah ini, tak akan ku songsong senjata
Kalau bukan sebab Ilahi yang menjadi penopang diri, aku sudah lari
Namun, merah putih sudah terpancang teguh di hati

Menikmati Suasana Etnik Suku Osing di Banyuwangi


          


          Indonesia memiliki ribuan suku dan budaya dengan keunikan masing-masing. Termasuk Suku Osing yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hampir sebagian dari Kabupaten Banyuwangi dihuni oleh Suku Osing. Salah satu kawasan yang dijadikan Desa Wisata Adat Osing berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
           Tidak banyak yang mengetahui bahwa Suku Osing merupakan salah satu kelompok masyarakat yang berasal dari Bali. Mereka mengungsi ke Pulau Jawa karena peristiwa runtuhnya masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Oleh sebab itu, mereka memiliki bahasa khas yang sangat berbeda dari Bahasa Jawa. Sampai saat ini, bahasa tersebut digunakan oleh seluruh penduduk Suku Osing. Bahkan, sebagian besar penduduk asli tidak memahami bahasa lain selain bahasa mereka sendiri termasuk Bahasa Indonesia.
           Di Desa Kemiren, budaya Suku Osing sangat terjaga. Kesenian, adat istiadat masyarakat, dan bahasa benar-benar dijunjung tinggi oleh penduduk setempat. Salah satu kesenian khas Suku Osing adalah Tari Gandrung. Gandrung berarti cinta atau menyenangi. Tari ini dulunya merupakan tarian perjuangan yang bertujuan untuk mengelabuhi penjajah agar terlena dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyerang mereka. Kesenian ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti upacara kemerdekaan, penyambutan tamu, pernikahan, dan khitanan. Jika Anda mengunjungi Desa Kemiren, Anda akan disuguhi tarian tersebut lengkap dengan musik pengiring yang unik. Tari Gandrung memiliki beberapa tahapan yaitu Jejer Gandrung untuk penyambutan yang berlangsung sekitar 15 menit dan Tari Pacu Gandrung (berlangsung fleksibel). Tari Gandrung ditarikan minimal oleh 4 orang penari, bisa laki-laki maupun perempuan. Biasanya, para tamu akan diajak menari jika terkena lemparan selendang penari Gandrung.
Tari Gandrung saat penyambutan tamu


Menulis Itu Kayak Ngupil


" Sering ngupil? Nikmat bukan? seperti itulah nikmatnya menulis"



Resiko mahasiswa akhir yang masih belum terlalu fokus ama skripsi. Salah satunya adalah nggak update blog. [apa hubungannyaaaah???] eh, tapi ciyus deh. Resya, Wimbi, Muji, Nurul, Thomas, Kikik, Rizkek, Mas Wawun, Eno, Pak Taka, update blog juga dong :D lagi pada asik dengan dunia lain yee, lagi sibuk bisnis yeee, atau dapet proyek dari dosen yeee *Ups

sama sih.


Karena asik dengan dunia lain yang sama-sama menulis. Tapi agak serius. Kadang bikin resah buat nyari ide, sampai-sampai harus bertapa sambil pup. Nulis tanpa sisi humoris bener-bener menguras pikiran. Apalagi kalo ditagih 2 artikel dalam waktu sehari. Terus revisi-revisi. Ya Rabb, I love this :D 

Tudei, aku mau cerita dikit tentang blogging ama nulis. Santai aja bacanya, tapi jangan sambil ngupil. Eh, nggak apa-apa deh sambil ngupil, kan judulnya ada kata-kata ngupil. Berapa banyak upilmu? Ratusaaaan *sumpah jijik banget paragraf ini untuk dibaca* 

Berdasarkan penelitian, blogging merupakan salah satu aktivitas penghilang stress, awet muda, bahkan bisa bikin kaya. Penelitiannya siapa? lupa. Yang jelas, dulu pas pertama baca hasil penelitian itu bikin aku ngangguk-ngangguk. Apalagi kalo aku langsung ambil cermin. Bener juga ya. Bikin tambah imut *apasih
Tapi, inti sebenernya bukanlah blogging. Menulis. Blogging hanyalah satu dari sekian fasilitas menulis. Kalo kita jalan-jalan sebentar ke masa pra sejarah, manusia mulai menuliskan sesuatu di kulit binatang, dinding gua, atau batu yang kerap disebut prasasti. Waaaah, coba dulu ada blog ya, kita bisa ngepo-in Gajah Mada suka ngapain aja, dia pasti bikin website pribadi, trus pasti dia bakal cerita inspirasi Sumpah Palapa darimana, trus curhat tentang Kerajaan Majapahit.. “di kerajaan inih akoooh jadiiih panglima peraang, kerend beutz khan?”

*ditoyor pake meriam

meski demikian, aku pribadi masih belum bisa menerima kenyataan bahwa jika menulis status alay di facebook bisa bikin tambah imut atau meredakan stress. Meski itu juga aktivitas menulis. Bikin orang eneg iye. Sebab, kadang kita eh kita [?] bikin status marah-marah nggak jelas ke siapa ( coba kalo pas marah ama seseorang trus orang itu di tag kan jelas ya ) mending kalo lagi punya masalah atau mau marah-marah ditahan, terus berdoa biar dikasih jodoh #eh.

Bagi yang Bergelar " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"



Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

Salah satu pengajar Indonesia Mengajar yang mengabdi di pelosok pulau


Entah kenapa lagu Oemar Bakri punya Om Iwan Fals ini semi lucu-ironis. Musiknya yang ala-ala musik koboy, terdengar ceria memang, tapi isi lagunya bikin miris. Makna lagu ini sebenarnya sangat dalam. Lebih dari sekedar mendesripsikan kondisi pendidikan dan keadaan guru yang kekurangan.

Mungkin, seperti itulah gambaran sosok guru, terutama di Indonesia. Being a teacher is easy, but not to be a good one. Mau jadi guru? Gampang. Jadi tentor privat, buka bimbel, adakan pelatihan keterampilan, atau jadi guru ngaji alias guru TPA. Tapi, bisakah kita jadi guru yang baik? Meski sebenarnya tak ada definisi jelas mengenai menjadi guru yang baik. Walaupun, jika kita kuliah di kependidikan atau belajar ilmu kependidikan ada 4 kompetensi guru( pedagogic, individu, sosial, dan profesional). Apabila keempat kompetensi dapat dicapai seorang guru, besar kemungkinan guru tersebut termasuk guru yang baik.

Sebingkai Memori di Pulau Seribu Pura




Aku ingat betul saat itu, seusai acara EEK alias Eksplorasi Ekologi di Batan, Ipung menelponku dengan nada terburu-buru. Seolah jika aku tak segera menghampirinya, ia akan kehilangan seluruh jati dirinya (emang e nduwe? :p ). Kutinggalkan beberapa teman sesama panitia di HMPG. Akupun setengah berlari menuju ruang dosen, tepatnya di lantai 3 Gedung Dekanat. Lelah setelah EEK dan menaiki puluhan anak tangga pun kalah dengan rasa penasaranku. Ono opo iki?

Tiba di Ruang Dosen, tak lupa ku ucap salam ( biar nggak diomelin Bu Par ). Ku lihat Ipung dan Weni sedang berdiskusi serius bersama Bu Nurul. Ternyata, kami lolos sebagai finalis di Lomba Karya Tulis Geografi yang diadakan oleh IMAHAGI. Event grand final pun diadakan di Pulau Bali, tepatnya di Undiksha. Aku masih tak percaya dengan kabar itu. Bagaimana bisa, kami, tiga bocah ingusan semester awal, bisa lolos ke tingkat Nasional? bagaimana bisa, karya dadakan dan karya pertama yang kami buat bisa mengalahkan beberapa mahasiswa dari UI, UNY, UGM, dan universitas-universitas ternama lainnya?


Alloh memang Maha Mendengar doa hambaNya : )

Namun, ada hal yang lebih urgen untuk dipikirkan. Kami harus ke Bali esok hari itu juga. Padahal waktu itu sudah menunjukkan sekitar pukul 2 siang. Alhasil, kami segera menyusun proposal pengajuan dana. Pukul 3 sore, kami nekat menyerahkan proposal itu ke bagian keuangan. Padahal, sudah hampir tutup jam kerja. Alhamdulillah, berkat Bapak kami tercinta, Pak Suhadi Purwantara yang saat itu masih menjabat wakil dekan, segala urusan dana dipermudah. Love you so much Pak..  dan itu adalah kali terakhir, dimana mahasiswa dimudahkan dalam hal pengajuan dana untuk membawa nama baik Universitas. Kini, birokrasi fakultas terasa sangat busuk.

KKN PPL #2 : Great Memories, Only with You



Untuk melepas rasa kangen yang terlalu menggebu ini, kucoba putar kembali role kenangan KKN PPL. Bersama mereka, saudara-saudariku tercintrong :*

well, inget KKN pasti inget kontrakan. Ya, kontrakan yang kami namai “Kontrakan Unyu Sarangae”. Alay. Emang. Aku pun agak gelisah dengan nama itu sebenernya. Tapi, apapun, asalkan itu membuat kebersamaan kami makin erat, doesn’t matter…

Sebenernya, kontrakan kami horror. Temen-temen lain pernah ‘diganggu’ kecuali aku dan Nana. Mama hanya merasakan sedikit (eh, iya nggak sih?). Padahal, Nana, Mama, dan aku lebih bisa merasakan energy-energi asing di sekitar. Nggaya banget. Kayak punya kekuatan super gitu? Enggak. Sejujurnya, punya kelebihan seperti ini nggak enak. Apalagi aku dan Mama. Kalau Nana bisa merasakan dan melihat, bahkan ngobrol (sumpah, ini anak absurd banget), kami hanya bisa merasakan. Bayangin aja. Rasanya tuh kayak kamu nyium bau nasi goreng, pas lagi laper-lapernya, tapi nggak bisa makan. Nyesek !

Bisa ngerasain makhluk-makhluk itu tapi nggak tau mereka di sebelah mana. Eh. Seharusnya beruntung sih. Kalo liet pun jangan-jangan malah langsung pingsan -___-

Gue mau nulis apalagi sih, oiya, awal-awal ketemu temen-temen KKN, aku nggak betah. Mereka TERLALU SERIUS. Sedangkan aku tipikal orang yang punya selera humor tinggi. so, I just laugh in my heart, it su*ks.

tapi, berhubung aku lebih deket ke Mbak Noang sejak sebelum kami ber-empat belas bertemu, kami berdua pun menyusun ide agar makin akrab antar sesama anggota KKN. Ide itu adalah ngerjain Nana yang waktu itu ulang tahun.

Sore itu, sepulang kuliah fotografi ba’da magrib, aku ke kost mbak Noang. Sesuai rencana, kami mau beli kue ultah buat Nana. Keesokannya, kami observasi awal ke sekolah. Pulangnya, sengaja main ke rumahku. Tepatnya, rumah simbahku di daerah Gamping karena aku udah pindah ke sono. Di sana sih ngobrol-ngobrol biasa. Tapi, dibalik itu semua, bom-bom air dan kue tart sudah kami spersiapkan. Nana di bawa ke halaman depan, diajakin ngobrol, dari belakang “BYURRRRRR” serangan bom air. Namun, sayang Wijong menambahkannya dengan siraman langsung dari ember. Wkwkwk, sadis. Ditambah kue tart yang kubeli bersama Mbak Noang sudah berubah menjadi lembek tak berbentuk karena krimnya dipakai untuk mencoreng moreng muka temen-temen. Yang ultah Nana, yang paling cemong Tikong. Entahlah..

Ah.. masa-masa itu.

Kangen juga saat-saat motongin rumput lapangan sepakbola yang luasnya luas banget. Tiap Ahad bersihin taman, beli ikan, nguras kolam, kenapa kami seperti babuuu? -_- tapi, lagi-lagi yang kurindukan adalah kebersamaan. Dibalik derita, tawa kami tak pernah berhenti. Apalagi kalo ada Ihda *ember mana ember*
Pernah juga memanfaatkan studio music di sekolah. Lumayan, bisa nge-drum lagi, free. Ahahahak. Ditemani Nana yang sering nyanyi dan genjreng-genjreng geje, Wijong, dan Intun yang menyemangati kami sambil hotspotan di dalem studio -_-. Ihda juga kadang nemenin. Nemenin ngejein Wijong. Hehehe, peace Jong :* kangen lagu Bagindas mu nih.. hihihihi…

Ada juga masa-masa kami dikerjain oleh beberapa pemuda kampong. Saat ikut lomba 17an, Mbak Noang kompetitif banget ikutan lomba nyabut koin pake gigi di papaya yang dilumerin campuran menjijikkan entah apa. Atau saat ngajar TPA. Ya ampuuun, aku kangen senyum anak-anak kecil itu. Aldo, Bintang, Gema, Kiki, trio centil, dan masih banyak lagi. Meski ngeyel-ngeyel mereka bikin semangat ngajar TPA.
kangen juga pas kabur-kaburan setelah sholat magrib biar bisa pulang cepet, dengan komandan si Onde, the leader of Melipir-Kabur. Onde nih jagonya kabur. Tau-tau aja ngilang .

Yang paling indah dari semuanya adalah saat kami menginap di kontrakan. Nonton film horror bareng, sahur dan buka bareng, masak bareng, keluar jam 12 malem Cuma buat makan bakso bareng-bareng juga, joged-joged nggak jelas, curhat-curhatan… Ya Alloh, kangen mereka : (

Guys, meskipun nilai KKN belum keluar (sepertinya aku tau sebabnya), jangan sampai kebersamaan kita memudar ya. I’ll always love you all, everytime…


Simple Dish, Bilion Benefits

Meskipun Sapi dan kambing lagi jadi TTWW alias hot topic, namun bagi orang-orang yang punya selera makanan aneh kayak gue, serbuan daging keduanya tidak membawa kebahagiaan untuk perut kami. But still, Idul Adha is a holy day : )

Kali ini, saya, ehem, gue mau posting tentang resep masakan yang kayaknya biasa aja (-_-)a tapi bisa buat alternative jikalau loe super nafsu ama daging atau justru feeling nothing with it.

Bahan-bahannya adalah :
Keriting ijo, si putih bau, butiran mutiara, hasil respirasi makhluk hidup, Kristal manis, dan si kuning lengket.

Baiklah, ini bukan ospek, jadi mari kita ungkap bahan-bahan di atas.

TIPS LULUS TOEFL ala Mahasiswa (hampir) Sarjana


" Kenapa tidak ada tes mengenai skill kita dalam berbahasa Indonesia atau bahasa daerah kita ya? #thinkinghard "

Songong banget gue berani nulis tips kayak gini. Kuliah di jurusan Bahasa Inggris juga kagak. Yaaah, yang penting niatnya mau berbagi karena Alloh #tsaaaaah.
Gue to the point dulu dah.
Tips nya adalah :
1.      Biasakan mendengarkan lagu-lagu barat. Tapi ingat, tidak semua lagu memiliki grammar yang benar. Biasanya, Westlife atau lagu-lagu yang agak jadul, grammarnya lebih tepat. Coba pasang aplikasi Mini Lyrics, biar lagu-lagu yang loe dengerin muncul liriknya secara otomatis. Kalo nggak ngerti isi lagunya, translet-in sendiri liriknya.

DON’T EVER USE GOOGLE TRANSLETE. Mending beli kamus aja. Kalo udah sering pake google translate, ampe mau bikin status pesbuk pun musti English biar keren ( tapi gagal keren karena transletannya payah gegara pake google translate), maka bertobatlah. Karena loe hanya akan mempermalukan dirimu sendiri. Orang laen yang tau maksud statusmu, tapi nggak tega mau mbenerin karena takut loe jadi malu, akan menjadi galau

*serius

2.      Sering nonton film. Hari gini, mahasiswa mana sih yang nggak doyan nonton film? Anak TK aja udah hobi. Cobalah kalo pas liet film,  trus kata-kata yang nggak ngerti, cari di kamus.

Film merupakan gudangnya kalimat greeting dan ungkapan-ungkapan lainnya. Dulu, gue nggak ngerti ama kata-kata “tell me about it”. Kalo di translate mentah, artinya “ katakanlah padaku tentang itu”.

Skripsiticious Syndrome Sp

Kagak penting juga judulnya. Intinya jelas, skripsi. Mau loe sebut skripsweet, skripsong, skripsh*t, udaaaaaah, nama aslinya tuh SKRIPSI. Kasian, emak dia udah ngasih nama dia kayak gitu eh elu ganti seenaknya.



Postingan ini alurnya mau kemana sih.



Gue juga nggak ngerti.



Well, gue lupa ngucapin SELAMAT, buat kalian semua angkatan 2010 dan di atasnya, termasuk diri gue sendiri. SELAMAT memasuki dunia mahasiswa tingkat akhir. Plok plok plok *tepok kaki

Itu artinya, kita semua akan menjadi seorang PENULIS. WOW.



WOW ! *nyemprot



Penulis sekripsi tentunya



--------------



Rasanya baru kemaren gue dateng di setiap seminar skripsi kakak tingkat [meski Cuma ngarepin snacknya doang], tapi kini sudah giliran gue? giliran gue ngasih snack?? !!!



oke, abaikan..



Jujur, ada sedikit cemas di hati ini. Ada seumlik (apaan deh .__.) resah melanda.

Karena gue mahasiswa superkeren yang anti mainstream, gue takut jikalau masalah CEPET LULUS hanya akan menjadi angin lalu, semacam kentut, buat gue. Bau. Bentar doang. Ilang. Lupa.

Nilai, Nilai, dan Nilai !



Masih nyambung dengan postingan sebelumnya, dimana aku berasa didzalimi karena pernah dapet nilai jelek atas tugas kuliah yang pernah ku buat dengan payah ( payah, maka-nya nilai jelek *pft ). Meski begitu, aku nggak pengen jikalau kelak jadi guru atau dosen, terus semena-mena ngasih nilai ke siswa atau mahasiswa. Jangan Ya Alloh...

Jadi keinget pas praktik mengajar di sekolah kemaren. Layaknya guru yang lain, aku sering ngasih tugas ke murid-muridku yang kece. Tapi, aku coba supaya agak beda. Tugas dikirim lewat fb/email [ alesannya sih paperless, selain males juga bawa tumpukan tugas ke rumah, wehehehekkk *dikejar murid].

Terus, tugas lebih bersifat analitik. Teori cukup disampaikan di kelas. Gampang sih. Mereka juga seneng. Apalagi yang tugasnya dapet nilai bagus [3 orang yang beruntung], selalu aku kasih coklat 2 bungkus. Guru mana yang bisa sekeren gitu hah?
*dikeplak guru

Selain itu, ulangan harian yang biasanya pilihan ganda semua, sengaja aku banyakin essay. Biar kemungkinan terjadinya percontekan kecil dan mereka bisa lebih ‘mikir’. Sebab, soalnya pun analisis semua. Huahahaha, tau rasa kalian !

Dilemma Pendidikan Indonesia by Rhenald Kasali



Sebuah tulisan yang sangat menginspirasi. (Dari sebuah sumber)
Check this out!

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
“Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia”, jawab saya.
Dia pun tersenyum.

Captain Jack, LIVE ON STAGE \m/



Sebagian kami, idealistis tanpa tau arahnya
Hanya bisa memaki tanpa tau apa yang sesungguhnya terjadi
Sebagian  kami tetap tumpul tanpa membuka pikiran
Karena diajarkan begitu, untuk tetap begitu...
                                                                                    -Sebagian Kami-




Sepenggal lirik dari band jogja yang harus kuakui…………………… KEREN [!]
Captain Jack.

And finally, aku bisa nonton konsernya, wuhuuuu *lompat pager

Tepatnya semalem, setelah sedekah roti bakar buat temen-temen KKN yang lagi ngumpul di kontrakan, Wijong, Idul, dan aku cabut ke JEC. Ba’da Isya kami meninggalkan teman-teman yang sedang ngusilin Mas Er. Ketuaku sedang didzolimi. Whatever. Mihihihi *dipecat jadi anggota*

Sampai di JEC, wuuuh M J alias Monster Jackers udah pada nongkrong semua di halaman parkir. Kami bertiga pun seperti orang ilang. Akhirnya, kami mendekati panggung dan langsung menempatkan posisi di baris terdepan. Itu berdasarkan saran dari Wijong. Ternyata, ini anak suka dateng di acara semacam Inb*x atau Hip Hip H*ra. Jangan- jangan dia ikut joged-joged alay sambil pake kaos sponsor lagi?? Alamak -__-

Sempat celingak celinguk juga nyari penonton yang berjilbab. Habisnya, dari awal kami menuju panggung diliatin mulu sama MJ. Penonton cewek aja jarang-jarang, ini, pakai jilbab lagi. Mungkin seperti itu pemikiran mereka. Sejak kapan gue peduli  yah, mehehehek. Karena kami hanya ingin havin’ fun melepas penat dan melupakan laporan KKN untuk sementara. Mprt.. mprt ( nahan ketawa) *tengil.

The Relationship of Rejeki-Sedekah


“Kalo udah rejeki, kagak bakalan kemana-mana deh”
-Anonymous-


Jujur, gue agak nggak setuju dengan quote di atas ( kalo nggak setuju kenapa dipampang Kik ! ). Habisnya, susunan kalimat itu lebih menekankan pada kita-yang-pasif. Rejeki kagak bakalan kemana-mana. Padahal rejeki itu tersebar di setiap sudut di muka bumi ini. Salah satunya rejeki di Godean ( gue, Rizky maksudnya ). Jadi, kita musti aktif nyari. Gue lebih seneng dengan kata-kata :

“Pergilah awal pagi untuk mencari rezeki dan keperluan kerana pagi membawa keberkatan dan kejayaan.”
(Hadis Riwayat Tabrani, Ibnu Adi)

kalo itu kan kita yang aktif gitu lho.
Well, selain nyari, rejeki juga bisa didapat dengan cara Sedekah. Sedekah nggak musti duit. Sedekah waktu, tenaga, pemikiran, bahkan di sebuah hadits dijelaskan bahwa saat kita menghilangkan batu di jalan, itu termasuk sedekah. So, misal loe liet batu di tengah jalan yang kira-kira bisa bikin bikers ( ceileh bikers ) bisa jatoh salto kalo lewat situ, singkirin aja. Itu udah sedekah.

Pernah di suatu kajian bertemakan ikhlas, kita (peserta) disindir. Kalo sedekah di mesjid biasanya nyari uang paling kecil trus paling jelek. Trus, kalo dompet lagi cekak, seret banget buat sedekah. Padahal kata Ust Yusuf Mansur, justru saat kita lagi bokek, terus sedekah, pintu rejeki akan terbuka lebar. Logikanya gini. Orang kaya punya banyak duit, terus sedekah, itu wajar. Orang kere semacam mahasiswa yang beli bensin aja masih premium, akhir bulan, terus sedekah, itu lebih luar biasa lho. Esensi ikhlasnya itu yang bikin keren, bukan nominalnya. Santai sob, Alloh Maha Adil kok. Dia pasti tau elu mahasiswa berdompet tipis tapi masih mau sedekah. Pasti Dia akan bukakan pintu rejeki selebar-lebarnya buat elu. Yakin Haqqul yaqin : )

Tips menjawab 3 pertanyaan paling nggak asik pas lebaran

( mau pesen stiker JOSH? beli kaosnya? ato gabung dengan geng JOSH kami? tinggal comment aja sob :3 )


Sorry, promosi duluan...


Ini  postingan lama [juga] yang seharusnya diupload ba’da lebaran.
Yaudah sih, sok sibuk gitu, piye meneh


Lebaran adalah hal yang membuat sedih. Sad moment. Bukan karena jatah angpao gue mengalami penurunanisasi. Bukan juga karena gue lebaran di tempat KKN. Tapi, lebaran mengindikasikan bahwa Ramadhan udah selesai. Untuk tahun ini sih. Tapi siapa yang bisa njamin tahun depan bisa ngerasain Ramadhan lagi coba? Syediiiiihhh ( sedihnya pake ‘y’ )

Selain itu, kalo pas Silaturrahmi ke rumah sodara dan ziarah ke tempat guru-guru  ( Kata Ustadz Salim, yang bener tuh ziarah, kalo silaturrahmi tuh jika ada hubungan darah atau karena pernikahan *catettt*) pasti akan muncul 3 pertanyaan paling nggak asik.

Skripsi nyampe mana?
Kapan lulus?
Udah punya calon?

Simple questions but mak jleb-jleb very much.

Dulu sih enak, jaman masih SMA atau mahasiswa baru, mahasiswa menengah juga masih mending.

Kemaren ranking berapa?
Menang lomba apa aja?
IPK berapa?                     

Jadi, gue bakal kasih tips bagaimana cara menjawab  3 pertanyaan paling nggak asik tadi.

KKN PPL #1 : My Big-but-Beautiful Family :)





Ni hao ma wo de blog?
apa kabar blogku? maaf mencampakkanmu selama kurang lebih 2 bulan ini. Aku tidak ingin terlalu banyak alasan, tapi kenyataannya, GUE……………………………… ah, yaudah sih. Akhirnya, gue putuskan untuk posting ini, tulisan lama, lama diposting karena nunggu moment #yaelah

Eniwei, akan kuberitaukan kenapa aku sempat menghilang dari peredaran blogger. This is about KKN PPL. Opo kuwi?

KKN  a.k.a. kuliah kerja ngalay, eee nyata… biasa, di masyarakat gitu, bantu-bantu gitu, ampe ikut lomba 17-an dan menang gitu #wuuuyeaaah

PPL, ehem,  Ini yang paling seru. Jadi, kita ngajar di sekolah sesuai bidang keilmuan masing-masing. Absolutely, aku mengajar geografi. Dan mengajar di SMA ku dulu :3

Sebelum cerita pengalaman KKN PPL ku, yuk sini aku kenalin keluarga baru ku ( eh, kapan gue nikah? :o ) maksudnya, temen-temen KKN PPL gitu lho.

1.  Mas  Er. Die partnerku di geografi. Ketua KKN PPL juga. Lentik. Yaudah gitu aja sih, sekian.

2.   Mama Igun. Cowok lho. Kenapa mama? Karena dulu waktu SMA dia memberikan nama “double Q” padaku. Iya, dia temen SMA ku, se-geng ku, pokoknya kalau mau gila-gilaan dan alay pasti harus ada mama. Bahkan berkat mama, kami sukses menghasilkan video jogged Caesar berjamaah. Mama ini orangnya supel. Saking supelnya, setiap ada tugas dari guru BK ( tugas seabrek !), pasti guru BK manggil mama duluan sebelum manggil anak-anak KKN yang lain #kasian oiya, mama berasal dari ekonomi. Anaknya itungan banget, meski pun sering diutangi pulsa :D Mama juga yang menularkan kepadaku virus Runningman, dan sekarang aku jadi kecanduan. Tanggung jawab Ma !!! 

3.      Idul. Dia anak kimia. Crazy-Out-Loud-Indians-Movies-and-Songs-girl. Idul adalah temen yang paling gue kangenin kalo dia nggak ada, paling nggemesin dan pasti aku jailin kalo ada ( malang nasibmu nak ). Idul ini nggak gendut kok, tapi berisi. Makanya bikin gemes. Selain sama-sama suka captain jack band, entah kenapa aku dan Idul punya kemistri yang kuat #asik. Kita selalu nyambung kalo ngobrol, kecuali kalo kadar ke-oneng-an kami lagi tinggi ._.  idul orang yang baik, buktinya pas aku ke rumahnya dikasih makanan macem-macem. Adiknya idul bernama nisul. Nggak kakaknya, nggak adeknya, kita sama-sama cepet akrab. Meski nisul agak galak, tapi dia juga lucu dan nyambung kalo diajak alay :3 En, Meskipun Idul ini orangnya agak introvert, tapi semua kegalauan bisa berkurang ketika kami sama-sama curhat :3

About something to wear..


“Hidayah hanya akan datang bagi yang mencarinya, bukan menunggunya…”

cantik yaaa... jilbabnya.. 

“Ngapain kamu pake jilbab? Nutupin rambut gitu. Kan rambutmu bagus”
“ idiiih, pake jilbab, jangan-jangan kamu botak ya? Atau banyak kutunya ya? Hiiiih.. “
“ kamu nggak kepanasan pake jilbab? Aku aja udah gerah gini”

itu semua komentar-komentar dari teman-temanku di SD saat aku mulai mencoba konsisten mengenakan jilbab saat duduk di kelas 5. Dulu, kalau ada yang pakai jilbab, dikira kepalanya botak (aku juga nggak ngerti darimana mereka dapet pemikiran kayak gitu  -_- kenapa cewek musti botak? Nonsense). Tapi, namanya masih anak SD, aku masih lemah dikatain sama temen-temen. Walhasil, pakai jilbab ya masih model bongkar pasang.

Orang tuaku tak pernah memaksa untuk memakai jilbab. Aku hanya pernah diberitau oleh ibu bahwa, jilbab itu hukumnya wajib bagi perempuan yang sudah baligh. Aku, yang waktu itu belum baligh ( masih SD sob ), tertegun. Wajib? Pakai jilbab hukumnya wajib? Kirain pake jilbab itu kalo Cuma mau TPA, kalo berangkat pas ke sekolah tiap Kamis yang diwajibkan pakai busana muslim, dan kalau pas  Sholat Id -_-“

"Gue sih cuek"

" Lipat tangan? Lebih baik turun tangan "
- Anies Baswedan -






 Pagi ini Alhamdulillah cerah, meskipun kemarin-kemarin agak mendung, dan siangnya pasti hujan. Padahal harusnya Indonesia udah masuk musim kemarau lho. Pagi ini juga aku baca beberapa artikel mengenai penyebab telatnya si kemarau. Ternyata ada beberapa hal, selain suhu permukaan air laut yang masih hangat sehingga pembentukan awan penyebab hujan masih aktif, ternyata disebabkan beberapa hal lain seperti Osilasi Madden Julian, ada bibit siklon tropis, tekanan rendah di daerah Indonesia bagian barat, dan tentu saja akibat perubahan iklim.

Belum lagi mulai semalem, harga BBM ditetapkan jadi Rp 6.500,00 / liter ( eh ini apa hubungannya? ). Di sini berlaku hokum kekekalan harga BBM, dimana semakin tinggi harga BBM maka harga sembako akan semakin naik pula. Dan, tadi pagi aku liet di berita, harga tomat, wortel, ama cabe udah naik hampir 50 %. Jadi, makan sambel udah bukan makanan “kere” yang selama ini dibilang orang-orang ya.

 Selain itu, efek domino dari kenaikan BBM ini adalah mahasiswa jadi respect ama jalan raya alias pada demo. Sayangnya, banyak yang anarki. Bakar ban, blokir jalan tol ( jalan tol coba ! ini beneran terjadi di Makassar ), dan bikin macet. Macet. Macet itu membuat proses pembakaran pada kendaraan bermotor lebih lama dan volume bensin yang dibutuhkan semakin besar, kadar polutan di jalan juga nambah sob. Nah, jadi boros BBM dong, padahal katanya “membela rakyat” dan “ menolak kenaikan harga BBM “.  ( tentang kenapa kita musti nolak kenaikan harga BBM, bisa loe baca di sini ). Usul gue sih,  mahasiswa seluruh Indonesia bersatu aja, ya semacam BEM SI alias Seluruh Indonesia 
dan bikin perwakilan . Terus, lakukan semacam dialog dengan anggota DPR  tuh yang suka bikin undangan ( Undang – Undang ! ). Atau bikin “sindiran” buat pemerintah, contohnya bagi-bagi voucher BBM seharga 10ribu-an lah buat tukang ojek misalnya ( ini udah dilakukan sama salah satu parpol. Salut ! ). Itu lebih efektif dan manpangat daripada Cuma bikin macet -_-


Tapi, mereka, para mahasiswa itu lebih mending daripada orang yang bisanya Cuma bilang

Banyuwangi.. Seharum Kenangan Kita #1



Praktikum Lapangan Geografi yang terakhir bersama kalian…
Sedih itu ada. Tangis pun sempat meluap meski sering tertahan. Tapi, kenangan bersama kalian membuat senyumku tak henti terkembang





Kalau Jebraw udah jalan-jalan ampe Medan, kali ini edisi jalan-jalanku kembali ke Pulau Jawa. Jalan-jalan Ilmiah meeen. Soalnya, di sana kita penelitian. Banyuwangi.  Iya, Banyuwangi, daerah yang selama ini cuma ada di bayangan aja gara-gara ada orang yang sering mamerin. Berhubung ini adalah PLG Terpadu, dan bayanganku kita bakal kayak di acara Ethnic Runningman eh Runaway, so, aku udah berimajinasi bakal hunting foto macem-macem. Meski ternyata, kehidupan di sana nggak beda jauh dengan lingkungan rumah -__-  no problem, we’re still can have fun !

Perjalanan dimulai Hari Kamis, 30 Mei 2013. Naik bus lagi z(^_^)z  lalala yeyeye  ( I do really hate bus, actually -_- ). Berhubung udah janjian agak lama, jadilah temen duduk ku Si Nisa. Bisa ditebak apa kerjaan kita di bus. Tidur. Makasih. 

Tapi, pas malemnya, kita justru melek abis. Karena, temen-temen cowok pada stand up. Lumayan, Dodi bisa ganti-in Si Fico. Yang maju stand up ada Gigon, Fibo, Dodi, Rizqon, Tejo, Ari, Huda, daaaan Burhan : | Sejak kapan Burhan bisa nglucu ya. Nylekit sih iya. 

Pas Gigon maju, masih garing sih, maklum nggak ada persiapan. Ari dan Rizqon bahas tentang ke-tersesat-an mereka ketika akan menonton Drama di Taman Budaya Yogyakarta yang malah kesasar sampai ke Taman Budaya Purawisata ( lumayan lucu). Nah, yang paling pecah adalah saat Fibo dan Dodi maju. 

Fibo, yaaah dia sering nonton stand up jadi persiapannya lumayan, meski kadang kalo pas nglucu, belum sampai twist udah ganti lelucon lain. Bikin ngehek  ! Fibo bahas banyak hal, termasuk ngejekin Dodi gara-gara kemarin sakit dan nggak bisa pup+kentut. Padahal Dodi kan hobi kentut *Ampun Dod, aku bocahmu* 

Ketika sakit..


Oh no.. ternyata lamaaaaa banget blog ku hampa meski pengunjung tetep banyak #sombongbanget

Setelah tugas-tugas kuliah yang menumpuk selesai dikerjakan ( alasan klasik Kik ), akhirnya ku buka blogku yang rasanya sudah usang, dan udah banyak sarang laba-labanya -_-“

 Demi Tugaaaasss ( gaya Arya wiguna )

Jadi, ceritanya kemaren lagi kena sakit. Kalo kata mas alvein sih sakitnya nggak keren, tipes gitu. Oh, man, emang ada sakit keren? Tapi emang sih, maksudnya nggak keren itu mungkin karena penyakit sejenis itu adalah penyakit akibat kesalahan diri sendiri. Tapi, aku beneran nggak ngerti lho kenapa bisa tipes. Karena aku nggak suka jajan sembarangan (dulu kalo pas SMP iya, makanya wajar kalo kena. Lha sekarang? -_- ). Kenapa E Coli bisa nyampe ke ususku?? Kenapaaa?? Demi Tuhaaaan.. Jangan-jangan kualat nih gara-gara 2 karya tulis yang aku presentasikan semua membahas tentang E Coli. Terus E Coli marah dan balas dendam,  dia menghimpun pasukan kopasus E Coli, terus tiba-tiba masuk ke ususku gitu dan merenggut kesehatanku tanpa ijin kayak KPK gitu? #apaan

Makassar, The Second Island #2



Baiklah, setelah UTS hampir selesai dan tugas-tugas sedikit berkurang, mari lanjutkan menulis. Kali ini nglanjutin postingan sewaktu di Makassar ( next time cerita yang di Bali dengan kekonyolan yang tak kalah konyol #oposih ).

Pada episode sebelumnya ( ceileh ), kami udah sampai di Unhas dan diantar pak satpam menuju Rusunawa. Setelah dapet kamar, kami, dua cewek udik, dekil, dan kelaperan ini segera mandi. Sekitar pukul 8-an kami berencana mencari sarapan. Kami iseng-iseng keliling kompleks Unhas yang jaraknya Subhanalloh banget. Udah laper, jalan kaki cari makan, Alhamdulillah.. nikmatnya. Pas nyampe di warung-warung ( mungkin kalo di Jogja bisa disebut burjonan ), kami masuk dan mau beli nasi. Tapi, semua warung berkata :

Sadar Lebih Baik

Bertahun-tahun ku hancurkan diri ..
Tanpa pernah ku sadar
Ku habiskan seeluruh waktuku
Ada dalam dimensi khayal




#SadarLebihBaik

Pernah liet di twitter atau denger sebuah movement “Sadar Lebih Baik”?

#SadarLebihBaik ini digawangi oleh sebuah band rock, asal Jogja, Captain Jack. Band ini punya fansclub bernama Monster Jackers ( sangar men ). Tapi, ada yang beda dari band ini. Kalo kita buka websitenya di http://www.captainjackband.blogspot.com/ ada sebuah tulisan menarik “Betraying the tradition of rock

Jadi, Sadar Lebih Baik ini dimaksudkan agar kita menghindari dan atau insyaf dari yang namanya drugs dan alcohol.

Memang, kebanyakan band-band rock itu sebelum manggung kebiasaan minum dulu biar pas tampil di panggung lebih on fire. Tapi, Captain Jack bikin gebrakan baru. Band Rock tanpa alcohol. Apakah fans-fansnya lantas pergi dan kecewa? NO. Mereka justru jadi bangga dengan band ini. Bahkan, aku sempet cek beberapa blog para Monster Jackers, mereka mendukung penuh. Banyak orang berkata bahwa captain jack merupakan band yang bebas. Mereka punya style sendiri, punya fans club yang loyal, bermain dengan sending messages sesuai keinginan mereka. Tak semua musisi atau band dapat melakukan hal itu karena mereka masih tergantung dengan pasar industry music. Penasaran? Liet aja film dokumenternya di youtube  : )

Eh, kebablasan deh.. back to the topic

Bila Rasaku Ini Rasamu…





Jika aku bahagia, ingin kubagi bahagiaku denganmu agar kau pun bahagia
Tapi jika aku sedih, aku tak ingin kau ikut larut dalam duka
Cukuplah kau tau dan beriku sebait doa pelipur lara..




puisi di atas buat kamu deh..

Bila rasaku ini rasamu, maksudnya apa coba?

Well, beberapa hari yang lalu, ada kehebohan di socmed. Bukan soal bawang sih. Tapi, tentang seseorang yang “curhat” berlebihan di facebook. Apalagi status curhatan yang dibuat, melibatkan beberapa orang yang di-tag oleh orang tersebut. “Kebetulan” saat itu aku lagi OL dan menyaksikan juga. Dan “kebetulan” lagi aku salah satu temen orang tersebut meski nggak begitu deket. Walhasil, banyak orang yang menanyakan ke aku kenapa seseorang itu membuat status demikian. Nah loh, aku kan jadi kepo. Aku buka time linenya dan menemukan status-status berlebihan lainnya. Berhubung gaya bahasa, penempatan tanda baca, dan  isi dari status itu mirip dengan style orang itu, maka kesimpulanku, memang ia sengaja membuat status tersebut. Aku juga udah konfirmasi ke orang itu secara langsung dan emang bener dia yang bikin -__-“

(another) Point of View 'bout Jogja


Ceritanya, mumpung malem minggu ada yang ngapelin, jadi berkelanalah kami berdua menyusuri keramaian kota Jogja. Iya, ramai, malem minggu kan macet ye? Duh, Jogja ku kenapa engkau jadi begini..

Destinasi pertama, biasa, Alkid a.k.a Alun-Alun Kidul. Di sana sih Cuma duduk-duduk ngobrol doang maem es goreng ama siomay. Ditambah banyak pemandangan yang bikin ngiri. Oh, bukan pemandangan orang pacaran , tapi anak-anak kecil pada lari-lari happy banget sambil maenan lampu terbang (apasih namanya aku nggak tau). Masa kecil kurang bahagia bu? (dulu kan maenannya kapal-kapalan yg bunyi “tok otok tok otok” gitu).  

Di tengah-tengah obrolan, aku melihat sesosok ‘wanita’ memakai baju ala gadis desa ( jarik dan baju khas Jawa yang sering dipake simbok-simbok plus caping). Tapi, ada yang aneh, di bagian –maaf- dada ‘wanita’ itu kok dipasangi lampu yang mirip banget ama mainan anak-anak kecil tadi ya? Lamat-lamat kuperhatikan sosok itu, dan Allohu Robbi,  whoaaaah ! ternyata itu BCL ! BenCong Lestari men ! aku nggak bisa berkutik, Cuma bisa diem, sambil ngasih isyarat ke temenku bahwa ada BCL, tapi dia nggak paham. Sampai pada akhirnya BCL mendatangi kami berdua sambil bernyanyi dan menari (die kire seksi apa ! ). Aku yang saat itu hanya bisa mematung, mau ambil receh di dompet aja rasanya kaku banget. Hingga temenkulah yang memberi uang gopek pada BCL. Untung terima. Kalo kagak, BCL pasti protes, dan aku keburu pingsan #lebay.

Beberapa menit sebelum kemunculan sosok BCL, temenku bilang “kok di sini nggak ada banci ya”. Sontak, aku bilang “hush, janganlah, ngeri tauk”. Di situ tuh, feelingku udah nggak enak. Kami berdua adalah tipikal orang yang biasanya kalo ngomongin sesuatu, bakalan terjadi beneran. Wusss, ngeri. Serius iki. Dan salah satu buktinya adalah BCL muncul beneran.

Setelah nonton topeng monyet yang lucu, sambil hunting beberapa foto ( mau motret monyetnya pake teknik Panning, tapi kayaknya kurang berhasil deh -.-  gara-gara mas alvein nih!! ), kami muterin Alkid. Lah, ketemu BCL lagi !!!! Ya Alloh, in the name of apakah ‘kebetulan’ seperti ini bisa terjadi. Kita menjauhi arah kemunculan BCL, sambil melanjutkan jalan-jalan. Sejenak kemudian, kami memutuskan untuk ke Malioboro karena pengen ketemu ama hantu nol kilometer ( poci, kunti, dkk). Pas ambil motor.. you know lah, BCL yang sama, muncul lagi di hadapan kami. Entah, apa dibalik pertemuan ini ( ciyeeh ). Setelah BCL agak menjauh, kami Cuma bisa ngakak setengah melas, nasib kok ketemu BCL mulu. 

Selain BCL, di Alkid nih ada satu hal yang udah lama banget pengen aku omongin, yaitu tempat sampah. Temenku jajan siomay aja bingung mau buang sampah dimana. Karena kita berjiwa geografi  (halah!) nggak tega dong ikut-ikutan buang sampah sembarangan kayak beberapa orang yang lain. Akhirnya dibawa deh tuh sampah ampe pulang. Entah karena kami nggak liet tempat sampahnya atau beneran tempat sampah di situ langka, yang jelas, area Alkid cukup menyisakan perih. Selain liet orang-orang pacaran (jomblo akut nih!), sampah-sampah bertebaran men. Hati jomblo mana yang tak sakit melihat semua ini? Huh.  

Contoh nyata adalah gambar ini nih :

Praktikum Kartografi dan Remote Sensing

judulnya udah serius gitu ya..  ckckck


Baiklah, kali ini postingan akan lebih  bersifat teknis mengenai Praktikum Kartografi dan Praktikum Remote Sensing (yang remote sensing ntar ya). Keduanya biasa diampu oleh para asisten dosen. Siapa mereka? Untuk kartografi, tim fantastic four ketambahan 2 personil. Biasanya Mas Simbah, Mas Whie, Tejo, dan aku ( cewek sendiri ), untuk semester ini kedatangan Chusnan dan Janu. Horay, ceweknya nambah dua #eh.

Untuk Remote Sensing, tahun kemarin diampu oleh Mbak Nina, Mbak Ami, dan Mas Aris, entah kalau tahun sekarang begimane.

so, apa yang harus kalian ( mahasiswa pendidikan geografi 2012 ) persiapkan?
1.     Mental
Oh yea, sudah jelas bahwa Kartografi dan Remote Sensing ini membutuhkan izzah (halah) atau kesungguhan. Siap-siap dapet tugas mingguan, yang kalo nggak segera dikerjakan bakalan numpuk dan tabrakan sama tugas2 kuliah yang lain. So, manajemen waktu men!

2.       Alat dan Bahan
Untuk kartografi, berikut peralatan wajib yang harus dimiliki. Nggak harus beli. Kalo bisa minjem, ngapain beli?
a.       Pensil 2B, penghapus, penggaris
Ini peralatan klasik. Usahakan penghapusnya yang manteb, mahalan dikit lah. Jangan pake penghapus unyu-unyu punya anak SD yang kalo buat hapus malah bikin cemong di kertas. Penggaris juga usahakan yang plastic tebal atau besi. Lebih bagus lagi kalau sisi penggarisnya menjorok ke dalam, supaya saat dipakai untuk lettering atau pemetaan dengan rapido, tinta rapido tidak menebal. Bahasa jawa ne “ndlemok”. Ribet? Emang iye, hahaha. Ingat “Jer Basuki Mawa Bea”.

b.      Rapido
Rapido ini seperti pulpen, tapi tintanya beda. Rapido digunakan untuk lettering atau penulisan nama-nama objek peta dan juga dalam menggambar peta itu sendiri. Agak mahal juga, paling murah sekitar 100 ribu-an atau kalau mau beli yang bekas, bisa kurang dari itu. Rapido yang wajib dimiliki tiap anak berukuran 0,3 mm. (liet di bagian tutup rapido, di situ ada tulisan ukuran rapidonya). Tapi, usahakan pula punya rapido berukuran 0,2 mm untuk lettering objek-objek hidrologi seperti danau, selat, dan sebagainya. Nggak harus tiap anak punya yg ukuran 0,2 mm.

Patungan aja biar murah. Gue tau, kita sesame mahasiswa punya ketebalan kantong yang relative sama.

Manusia-manusia IPK



                                                              kaos gila ! 

Kebiasaan nih, tiap abis UAS pasti posting. (padahal udah masuk semester baru). Karena entah kenapa, UAS itu banyak sekali ibrah yang bisa diambil. Selalu ada hal-hal yang bikin greget semisal : nilai nggak muncul-muncul, IPK yang kayak gelombang laut (pasang surut), dosen pengawas yang ribut ( ganggu banget ), dan pastinya soal-soal UAS yang bikin istighfar setiap kali dikerjain ( insyaf mulu dong ). 

Cuma, sejak jadi mahasiswa, ada satu hal yang ganggu banget. Yang bikin para mahasiswa rela hidup-hidupan ( bukan mati-matian ) belajar ampe begadang, stock kopi sebulan habis buat seminggu gara-gara begadang terus. Mereka juga rela semaleman bikin contekan ( daripada bikin contekan kenapa nggak belajar sekalian ya ). Dan juga rela mengeluarkan kocek berapapun buat potokopi materi ujian atau catetan kuliah temen, meskipun ujung-ujungnya nggak dipelajari keseluruhan ( eyaaa, kesindir deh ). Bahkan dibela-belain “door to door” ke kost temen-temen buat hunting catetan ( yang ini gue banget ).

Satu hal itu  tentu saja IPK.

Nah, berhubung semester udah makin banyak, biasanya IPK makin turun ( kata beberapa kakak angkatan yg turun IPKnya, yang naik ya bilang naik). Mungkin karena semangat belajar juga menurun, atau sudah muak kuliah?  Hehehe.

Aku nggak munafik, kita emang berusaha biar dapet IPK tinggi. Hanya saja, terkadang kita ambisius. Pengen dapet IPK tertinggi. Kepo-in IPK temen-temen lain, dibanding-bandingkan dengan IPK nya sendiri. Hemmm, mengerikan. Adakah kita lupa tujuan kita kuliah?

Emang tujuan kita buat kuliah apa sih?

WHAT MAKES YOU STOP WRITING? BLOGGING IS “DELISIUS”




"Write. Write as much as you can, or you can excess it. Once you have laughing what had you've been wrote, you are one step forward"


"The first things to be a good writer, is write. Reading all of those theory is just for additional supplement, but it makes another copy"






Bagus kan kata-kata di atas. Padahal yang bikin bukan gue :D itu aku ambil dari salah satu account twitter punya mas @salmon_junior ( nama twitternya gokil yak )

Nice quote menurutku, dan sangat sangat makjleb !
Kenapa?
karena, tiap kali tancep modem….

Tung.

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.