image

English Club.. hm No, it’s Abnormal Club




Well, this is my second post in a month. Great. Lust for blogging anymore.

Nah, beberapa pekan yang lalu Allah mempertemukanku dengan Mbak Amalia. Actually, kami pernah bertemu, hanya saja nggak kenal :3 bad habit. Beliau sempat posting di grup tentang English Club yang diadakan di perpus U*M. Seems interesting, so I join it

On the D-Day, I met new people. Tapi, yang bikin surprise adalah mereka sangat welcome dengan kehadiran member baru dan termuda dan terimut, yaitu gue. Yes yes, gimme applause. 

Sistem dalam club tersebut adalah pelatihan speaking terutama untuk persiapan IELTS. Apa itu IELTS? You can google it :p 

Dalam club tersebut disediakan gulungan-gulungan kertas kecil berisi aneka tema yang berbeda. Tiap member harus memilih satu gulungan secara random, dan menceritakan berdasarkan tema yang didapat.

Come Back


Assalammu’alaikum..
Well...
Hi, I’m here. Again.
Did you miss me? hehe

Akhir-akhir ini terungkap sudah beberapa orang yang sering kepo-in blogku >.<           
Agak nyesek karena postingan-postingan di sini bukan sesuatu yang WOW. This is like my diary. And all my badness is showing off here!!!! And they’ve been known about it. For a long time. But I didn’t know it.  TTT____TTTT how dare you guys..
Sebentar, akan kujelaskan alasan vakum nge-blog dalam waktu yang cukup lama
*bersihin sarang laba-laba *ngejar kecoa *buka notif *wow banyak komen

Prejudice



Prejudice

Eh kayak judul K-Drama ya? Aku belum nonton sih, Cuma familiar aja di folder download-an warnet pas ngopi runningman.
Oke, lupakan.

Prejudice atau prasangka.

Bentar, mau nyiapin betadine ama perban biar nggak sakit ati nulis postingan ini.

Nah, beberapa waktu yang lalu aku sempat jadi korban. Korban prasangka. Well, it hurts, but i’m still can stand with it. But, not all people can do the same thing like me. Karena tingkat kecuekan ku udah level dewa. 

Udah gue maapin, Cuma mau gue jadiin referensi tulisan. Sungguh-sungguh terjadi :p

Kadang tuh gini, kita, aku juga, sering nyalah-nyalahin orang tanpa mau ngerti itu orang sebenarnya lagi ada masalah apa? 

Iya, bisanya nyalahin doang. 

Padahal, bisa jadi, tidak tidaaaak, iya iya -____-
Padahal, bisa jadi, orang yang kita salahin itu lagi ada masalah serius yang kita nggak tau. Ya gimana tau, mau tau aja kagak. Yang penting die salah dan gue bener tanda seru lima kali.  

Ini berlaku secara universal. Siapapun elo, manusia, alien, atau manusia harimau. Apapun jabatan elo.

Aku lebih menyayangkan ketika wabah endemik “suka nge-judge orang” ini, menimpa para aktivis dakwah. Mereka sejatinya adalah orang yang super keren. Berjuang di jalan Allah Ta’ala. Tapi, dalam perjalanannya, ketika mereka bekerja dalam tim, prasangka itu selaaaluuu muncul. 

O.D.O.J.


O.D.O.J

First..
Saat pertama kali denger istilah ODOJ, batinku adalah, ini singkatan yang maksa banget buat disingkat. Kamu harus memonyongkan bibir untuk mematikan huruf “j” , sok English banget. But wait, ternyata ini adalah nama sebuah gerakan. Gerakan jihad? Gerakan Skripsi? NOOOOO.

 One Day One Juz

Ekstrem, maybe.

Bayangin aja ( bayangkan nggak?! Bayangkan!! ), dalam waktu sehari, kita harus baca satu juz. Beeeeh, Remaja kampong pada ngehek nih. Biasanya kan 1 juz sehari pas Ramadhan doang, itu pun bareng-bareng di masjid. Dibacanya keroyokan lagi, nggak sendiri-sendiri.

Itu juga yang aku rasain. Karena selama ini, biar bisa konsisten tilwah 1 juz perhari itu susah. Sebab imanku masih lemah, digoda setan dikit jadi lengah ( ini bukan pantun).

Elegi Daun Kering

tidak, aku tidak bisa mengembalikan daun yg sudah gugur ke dahannya
Sudah kucoba melupakan angin yg menjatuhkan
aku ingin memaafkan kemarau yg membuatnya kering
aku bahkan tersenyum pada kaki-kaki manusia yg menginjaknya
hingga remas
tak berupa  lagi

karna ku percaya
Sang semi sedang memperhatikan
menanti tepatnya masa
di mana percikan warna warni bunga dan segarnya rerumputan
menggantikan daun gugur yang terlupakan

jadi, jangan kau pinta aku untuk memaksa daun gugur berada tetap pada pohonnya, jikalau kau dulu sengaja mengutus angin tuk menjatuhkan
kau juga yg menyuap kemarau
hingga ia datang begitu awal
dan enggan pergi, menetap lama
aku pun perlahan tau, ternyata itu punyamu
sepasang sepatu yang sengaja mengenyahkan daun yang gugur.





        Terima kasih untuk semuanya yaa.. :)

An Evolution Makes A Passion


What’s your passion?

It’s a common question right now, when we’re at the age of “ looking for a job” or “create a job.”

Because, sometimes we find a quote at motivation’s books, articles, TV programs, even radio show about this one:
“ suit your passion “

So, when we look for a job, we need to choose a job which is suitable with our own passion.
Sounds comfortable, yeah, because we can work happily. Even if there’s a forcement, we still keep cool cause we love what we do.

But what if, you can find your passion after we do nothing but uninteresting, even we finally find it unawares.
I did. And it happened everytime when I almost gave up, or felt desperate with my life.
3 things, for examples, the hateful things before, but now these become my passions.
1.       Writing
I didn’t like writing. Write something formal, rigid, with  perfect grammar, and boring such as opinions, essay, report analysis, and soon. Even when I was at the high school, I hate wrote practicum’s analysis although I was one of Sains’ class students. For me, writing whatever like those really aren’t interesting at all. I prefer read novels than newspapers. Prefer watch movies than news.
 But I’d like to make poetries and short stories. Because both of them need full imaginations, and we can create something unusual on it. I do love fiction. Harry Potter? Trio Detective? Sherlock Holmes? Others fiction genre are my favorites either.

An Evolution Makes A Passion


What’s your passion?

It’s a common question right now, when we’re at the age of “ looking for a job” or “create a job.”

Because, sometimes we find a quote at motivation’s books, articles, TV programs, even radio show about this one:
“ suit your passion “

So, when we look for a job, we need to choose a job which is suitable with our own passion.
Sounds comfortable, yeah, because we can work happily. Even if there’s a forcement, we still keep cool cause we love what we do.

But what if, you can find your passion after we do nothing but uninteresting, even we finally find it unawares.
I did. And it happened everytime when I almost gave up, or felt desperate with my life.
3 things, for examples, the hateful things before, but now these become my passions.
1.       Writing
I didn’t like writing. Write something formal, rigid, with  perfect grammar, and boring such as opinions, essay, report analysis, and soon. Even when I was at the high school, I hate wrote practicum’s analysis although I was one of Sains’ class students. For me, writing whatever like those really aren’t interesting at all. I prefer read novels than newspapers. Prefer watch movies than news.
 But I’d like to make poetries and short stories. Because both of them need full imaginations, and we can create something unusual on it. I do love fiction. Harry Potter? Trio Detective? Sherlock Holmes? Others fiction genre are my favorites either.

Camping-camping eds. Pantai Watu Kodok, Gunung Kidul


“ bersenang-senanglah, karna hari ini akan kita rindukan, di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan… bersenang-senanglah karna waktu ini akan kita banggakan, di hari tua…”
( SO 7, Sebuah Kisah Klasik )



Yoyoyo, pekan kemaren adalah pekan yang pecah to pecah to pecaaaah banget, karena aku ditinggal nikah, hiks, oleh sepupu :p yang lebih pecah  lagi, aku dan temen-temen sekelas….. camping-camping meeeen.

Tanggal 11-12 Juni 2014 adalah salah dua hari bersejarah sepanjang aku bersama dengan mereka, saudara saudari kenthel kayak umbel. Setelah beberapa waktu kita disibukkan oleh ehm uhuhuuk hoekkk skripsi, begitu dia disebut, akhirnya kita bisa ngumpul lagi. Masih agak nyesek karena beberapa temen nggak bisa hadir. Because karena sebab, bisa jadi ini adalah camping terakhir sebelum kelulusan. Jiaaaah, lulus kapan loe emangnya? Ha.ha.ha. ( flat laugh, bitter ).

Destinasi per-camping-an kita adalah di sebuah pantai bernama “ Watu Kodok “ (  java.red ) yang berarti Batu Kodok. Maybe, kalo batunya dicium bisa berubah jadi pangeran. Oke fix (Gaya Dodi). Disebut Pantai Kodok karena tebing yang ada di sebelah kanan (yang membatasi Pantai Watu Kodok dengan Pantai Sepanjang) mirip kayak kodok. Katanya sih gitu guys, tapi imajinasiku tak sampai, sehingga tebing itu tak berbentuk kodok sama sekali . Ah sudah, lupakan, ini nggak bakalan diujikan pas sidang *pffffahhh.

Pantai ini terletak di daerah Kabupaten South Mount heleeeh, Gunung Kidul maksudnya. Awalnya sih, aku dan beberapa temen nggak tau mau ke pantai mana, yang penting, cabut bareng-bareng. Asal  sama-sama, go with the flow aja dah, mau ke ujung dunia mah ayok aja ( emang dunia punya ujung? )

5 days before.. D-5
Aku resah, gelisah, gundah, terus asah-asah. Aku berangkat ama siapa ya. Lutfi nggak ikut. Trus gue nebeng siapa??? (tukang nebeng, ketauan banget). Mau naek motor sendiri, masih takut gegara tragedi ngguling di jalan raya sampe-sampe Si Reddy,  motor ku, sekarang berubah jadi setengah FU. Makin macho. Ujung-ujungnya ntar nebeng cowok nih. Duh maaaas.. aku kudu piye? (ngomong ama jodoh di masa depan)

Setelah mendengarkan lagunya Abang Maher Zain “ In Syaa Allah, you’ll find the wayyyyy…” akhirnya aku mantapkan jiwa ragaku untuk naik motor sendiri dan menemani ABG ( Alay Berjilbab Gedhe) Zii, begitu dia dipanggil, alay emang, biarin. Intinya, aku jadi sopirnya die gitu. Terima kasih Pencipta Semesta, pasti ada jalan biar bisa boncengan ama cewek ( insyaf mode ON ), meskipun bukan jadi pembonceng. Challenge accepted !

1 day before.. D-1
“ Ji, besok boncengnya mlangkah ya (kebanyakan akhwat pada miring kalo bonceng. Tapi, ini Gunung Kidul men, belom lagi jalan menuju pantai yang menurut firasatku bakalan agak sedikit terlalu off road), pakai rangkepan celana panjang, trus bensin iuran berdua ya, bokek.com :D”

Begitu sms singkat di siang hari yang kutujukan kepada eyang Zii sambil ngelapin si Pinky, motor matic pink yang akan menemani daku sepanjang perjalanan ke Gunung Kidul yang awesome, plus bikin aku berasa cewek abis. Pink bro, piiiink.

Day-D… Hari H
Packing masih belum selesai, nyari kaos kaki nggak ada pasangannya, kanan semua, Duh Gusti. Sebenernya, packing ku selaku peserta sangat simple.  Cuma bawa perlengkapan pribadi, coklat nomor satu yang dibawa. Sedangkan Ana dan Riskek CS, bawa dome (tenda berbentuk setengah lingkarang.red ), SB ( sleeping bag, bukan skripsi bag please ), tiker, nesting, dan kebutuhan untuk bebakaran seperti arang, jagung, dan daging ayam. Kasian kan. Tapi, ini sumpah berasa banget campingnya pake acara bebakaran. Ditambah pasti ada acara gitaran, cihuyyy, gue udah girang aje padahal masih di rumah.

Setelah jemput Zii jam 9, ternyata kita berangkat jam 11 dari kampus. Asik kan molornya. Sebenernya, kita dibagi 2 kelompok. Kelompok pagi (katanya disuruh) kumpul jam 9 dan ternyate berangkat jam 11, sedangkan kelompok siang (katanya disuruh)  kumpul jam 11 tapi berangkat jam setengah 2-an. Ini semua gara-gara Dodi yang udah nyampe kampus terus tiba-tiba pulang gegara musti kirim barang ke J*E (maklum, pengusaha OL Shop). Camping tahun sebelumnya pun, kita menunggu Dodi yang telat dengan dalih “lahiran”. GJ banget, siapa yang nglairin? Pipinya ? wkwkwk. Untungnya gegara bolak balik Kota Gede(jemput Pitty)- pasar (beli krupuk rambak)-kampus-Gamping-J*E-Kampus itu  pipinya nggak kempes.

On the road..
Perjalanan pun dimulai, dan aku baru sadar bahwa aku adalah satu-satunya sopir cewek alias yang nyetir. Yang lain pada couple-an cowok cewek. So, mau nggak mau dan  sebenernya nggak mau, diriku yang lemah lembut ini harus mengimbangi kecepatan naik motor para lelaki geografi itu. Sangar. Aku harus bisa menyeimbangkan kecepatan motorku dengan pembalap seperti Aa’ Gigon (yang hari itu tutup lapak burjonannya), Dek Rizqon (yang lagi UKK tapi malah ikut camping, duh deeek, mau naik kelas 6 SD lho :3 ), Erwin, Huda ( Si…. Ehmmm, nggak enak nyebutnya, nanti dia marah :v ), Rizkek ( Jebraw jadi-jadian), Dimas ( Si Penglaju dari Kali Putih Magelang ), dan sapa lagi aku lupa. Oiya, Si Ipul. Sorry, lupa, sengaja *ditoyor pake revisian*
Perjalanan meminum waktu sekitar 1,5 jam dari kampus hingga ke Tepus alias rumahnya Hanafi.

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.