image

I don't have a dream, but I have uncountable dreams..

aku ingin seperti Arai, tokoh dalam novel inspiratif Sang Pemimpi.

dia berani bermimpi tinggi, dia punya ketulusan dan keikhlasan hati.

dia yang selalu bisa memekarkan senyum dan tawa teman-temannya meski ia tengah didera duka.





ketika pertama kali bertemu Ikal sepupunya (tokoh utama dalam novel), saat itu ia ditinggal mati kedua orang tuanya.

hanya keluarga Ikal lah satu-satunya keluarga yang masih tersisa. saat itu pula, Ikal tengah kehilangan sahabat terbaiknya, anggota laskar pelangi, yaitu Lintang (Si Cerdas dari daerah nelayan miskin yang punya mimpi tak kalah hebat dengan Arai). namun, Arai -dengan lugunya- justru menghibur Ikal dengan mainan yang dimiliknya -yang masih tersisa- padahal seharusnya, Ikal lah yang menghibur Arai.

bahkan di saat sedih pun, Arai mampu menularkan keriangan dan ketabahan pada orang lain.



Arai. meski ia bengal, tapi ia memiliki hati yang tulus ikhlas pada sesama. pada suatu hari, seorang janda miskin tetangganya datang untuk meminta beras kepada Amaknya Ikal yang tak lain adalah Mak Ciknya Arai. janda itu punya seorang anak yang pandai memainkan biola, dan biola itu adalah satu-satunya harta berharga bagi ia dan anak perempuannya.

Arai yang ikut menyaksikan pemandangan itu, segera masuk ke kamar dan memecah celengannya. ia mengambil seluruh tabungannya selama satu tahun penuh. tabungan yang ia kumpulkan sebagai hasil kerja kerasnya di laut. dia mengajak Ikal untuk melakukan hal yang sama. Ikal yang tak tau apa maksud Arai melakukan hal itu, karena Arai tak memberitahunya dahulu. arai pun segera mengajak Ikal ke toko kelontong untuk membeli kompor, tepung, gula, telur, dan sebagainya. meski sebelumnya Ikal merebut kembali tabungannya, tapi Arai meyakinkannya bahwa apa yang dilakukannya adalah hal yang baik. setelah membeli seluruh barang, mereka berdua menuju rumah Janda miskin tadi (sorry, gue lupa namanya :p). dan ternyata Arai memberikan barang-barang tadi kepadanya. ia ingin janda tadi berjualan kue sehingga ia tidak meminta-minta beras lagi.

sungguh, pernahkan terpikir bahwa SELURUH tabunganmu akan kau serahkan pada yang tak mampu? (hmm, jangan2 kamu malah gak nabung :p)





seorang anak, ya dia masih anak-anak, yang sudah memiliki jiwa rela berkorban dan ketulusan, menyindir diri ini, apa yang sudah pernah aku beri bagi orang lain? memberikan uang saat kita memilikinya dalam jumlah cukup mungkin gampang. tapi saat kita hanya memilikinya dalam jumlah sedikit, mampukah? belum tentu..



setia kawan. ya. pernah, ia bekerja mati-matian sebagai kuli berbulan-bulan. kuli yang bertugas mengurusi kuda dan tidak dibayar. hanya agar sang majikan memperbolehkan Arai membawa pulang satu kudanya untuk sehari saja. demi apa? demi temannya si penggila kuda, Jimbron. agar jimbron bisa menunggang dan menyentuh kuda yang selama ini hanya bisa ia ceritakan dengan gagu dan sampai masuk ke dalam mimpi-mimpinya. mungkin kita berpikir "segitu banget sih.." ya gak segitu. itu luar biasa. apa kita pernah berkorban seperti itu demi teman kita?





dan, hal terpenting yang Arai miliki adalah ia punya dan berani bermimpi.

mimpi kawan! dan bukan sembarang mimpi.

ia ingin kuliah di Sorbonne, Paris.

mungkin kau akan menertawakan mimpinya itu.

bagaimana tidak, seorang miskin sepertinya, makan saja susah, sekolah saja harus bekerja keras demi mendapat upah. berani-beraninya dia bermimpi seperti itu!

tertawalah! menghinalah!! karena justru KAU yang seharusnya menertawakan dirimu yang berpikiran seperti itu.

kau pecundang! ya, karena berani bermimpi tinggi membutuhkan kesungguhan dan keyakinan yang kuat.

kau yang tak berani bermimpi tinggi, bermimpi setengah langit, tidak setinggi langit (seperempatnya paling gak ada), kaulah penakut itu.



memiliki mimpi berbeda dengan berangan-angan. bermimpi itu meletakkan harapan di pikiran, membuat sugesti positif pada diri, menjadikannya obsesi, mampu mengorbankan apapun demi mimpi, dan... terwujudlah mimpi itu dengan berbagai cara dan upaya yang kita lakukan.

sedangkan berangan-angan hanyalah meletakkan khayalan pada pikiran saja. hanya berkata "seandainya aku jadi.. seandainya aku begini.. begitu.. begono.." just think it but do nothing.



dan mimpilah yang dimiliki Arai hingga akhirnya ia bisa mewujudkan mimpinya kuliah di Sorbonne. tentu saja dengan usaha keras. sampai ia meninggalkan Ikal untuk pergi ke Kalimantan. menyusun thesis demi mendapat beasiswa di sela-sela pekerjaannya.



jangan takut untuk bebrmimpi! itulah salah satu pesan terpenting yang harus digaris bawahi oleh pembaca.

terlepas dari apakah Arai hanya tokoh fiktif belaka atau memang benar-benar ada (Ikal= andrea hirahata dan sebagian besar adalah kisah nyata, bisa jadi Arai adalah tokoh real), tetap, dia adalah salah satu tokoh novel yang menginspirasiku. ia mampu menyetrum semangat dan keberanian untuk terus bermimpi -meskipun tentu saja, the most inspiring people is Muhammad SAW (love u so much my Prophet)-



bermimpi bisa melanjutkan kuliah ke Jepang, atau ke Amerika, mendalami geografi, dan mengubah nasib bangsa yang katanya kaya ini -meski kekayaannya tak bisa dinikmati sendiri-. aku ingin naik haji dan menghajikan banyak orang. aku ingin menjelajahi dunia. aku ingin memajukan Indonesia. dan mimpi-mimpi lain.



aku ingin bisa merasakan atmosfer perlombaan di PIMNAS tahun depan, aku ingin menelurkan berbagai karya lewat karya tulis, penelitian, dan PKM, dan sebagainya. dan aku yakin Insya ALLOH semua itu dapat terwujud. meski kini masih berupa list mimpi yang aku tempel di dinding kamar, tapi kelak satu persatu mimpi itu akan menjadi kenyataan (amiiin)



dan aku berani memimpikan itu. mimpi tertinggiku.



bukan pergi ke Jepang



apalagi ke Amerika



bukan pula menang di PIMNAS



tapi,





ke surga.

ya, satu-satunya tempat di mana kita bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan Pencipta yang luar biasa, serta Pencerah dunia yang slalu dirindukan syafa'atnya. Firdauslah tempatnya.

adakah mimpi yang lebih tinggi dari itu?





nyampah_corat_coret_.com

0 comments:

Post a Comment

Pages