image

Geografi Transportasi : Hubungan LItosfer dengan Transportasi Darat

sengaja tak ada sumber yang dicantumkan karena tugas ini ASLI, MURNI, dari otak sendiri.
no copas ! ! damn i proud it.
not too bad, i hope :P


Interaksi Litosfer dengan Transportasi Darat

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geografi Transportasi
Dosen pengampu : RB Gunardo, M.Si.

Disusun Oleh :
Rizky Oktaviani
10405241023



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKUTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012


Interaksi Litosfer dengan Transportasi Darat

Transportasi darat sebagai alat dalam kegiatan perpindahan manusia dan atau barang dari suatu wilayah ke wilayah yang lain, sangat berpengaruh terhadap kondisi  litosfer bumi.
Litosfer dalam artian lapisan daratan di permukaan bumi dapat dikaitkan dengan transportasi darat, diantaranya dalam hal :
1.      Penggunaan lahan
2.      Pertambangan
3.      Kondisi tanah
4.      Topografi

5.      Perbedaan kandungan SDA tiap wilayah
6.      Bencana alam
Beberapa hal di atas merupakan beberapa point penting mengenai interaksi transportasi darat dengan unsur geografi berupa litosfer.

1.      Penggunaan lahan
Alih fungsi lahan menjadi jalan raya, kini semakin banyak dilakukan. Sebab, terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan ruang transportasi darat dengan ketersediaan jalan. Akibatnya, perluasan jalan semakin diintensifkan. Bahkan, pembangunan jalan-jalan tol menjadi agenda besar bagi pemerintah agar dapat memperlancar arus transportasi darat. Penambahan jalan tersebut tentu saja membutuhkan banyak lahan. Sehingga, lahan sebagai salah satu aspek litosfer menjadi sesuatu yang amat dibutuhkan terkait dengan alih fungsi dan tata guna lahan itu sendiri.
Selain itu, beberapa Negara mengkondisikan lahan yang ada untuk dijadikan jalur transportasi darat. Contoh : Swiss membangun jalur kereta api yang terletak di pegunungan dengan cara membuat terowongan. Hal tersebut dilakukan untuk memperpendek jarak yang ditempuh.
Di Inggris, banyak terdapat stasiun kereta api bawah tanah. Hal tersebut juga termasuk pemanfaatan lahan untuk trasnportasi darat. Sebab, mereka membangun rel kereta api di bawah tanah dengan memanfaatkan space lahan yang memiliki potensi untuk dijadikan stasiun dan rel kereta api.

2.      Pertambangan
Pertambangan terkait dengan pemanfaatan sumberdaya di suatu wilayah. Dalam proses pertambangan, tentunya dibutuhkan berbagai sarana transportasi. Mulai dari proses menuju titik wilayah yang akan ditambang, proses pertambangan, hingga pengangkutan hasil tambang, semuanya membutuhkan alat transportasi. Umumnya, pada wilayah pertambangan terdapat semacam kereta sederhana untuk mengangkut hasil tambang. Kereta tersebut berada di dalam lokasi pertambangan yang bisa mencapai beberapa meter di bawah tanah.
Contoh : pertambangan emas di Finlandia dan sejumlah Negara lainnya menggunakan kereta sederhana untuk memudahkan proses pengangkutan hasil tambang berupa emas.

3.      Kondisi tanah
Kondisi tanah suatu wilayah mempengaruhi pembuatan jembatan, jalan, jalur rel kereta api, dan sebagainya. Sebab, apabila tanah memiliki struktur yang kurang padat, maka rawan terjadi longsor. Hal itu dapat menghambat arus transportasi darat.
Selain itu, apabila kondisi tanah tidak stabil, jalan raya yang dibuat akan mudah mengalami erosi dan penurunan permukaan. Sebab, gaya tekanan dari alat transportasi yang melewati jalan tersebut terlalu berat, sehingga permukaan jalan akan mengalami penurunan.
Contoh : di daerah Garut, Jawa Barat banyak terjadi penurunan permukaan jalan yang dapat membahayakan para pengguna jalan. Sebab, kondisi tanah pada daerah tersebut lebih labil daripada di daerah lain.


4.      Topografi
Topografi merupakan kondisi di permukaan bumi terkait dengan kondisi fisik lahan. Bumi memiliki permukaan yang tidak rata. Banyak wilayah yang memiliki topografi datar, namun tidak sedikit pula yang memiliki topografi bergunung-gunung, bahkan berbukit-bukit. Kondisi seperti itu mempengaruhi transportasi darat yang digunakan.
Sulit apabila menggunakan mobil pribadi melewati daerah dengan topografi berbukit dan bergunung. Sehingga, daerah dengan topografi tidak rata memiliki aksesibilitas yang rendah. Sebab, tidak semua alat transportasi darat dapat digunakan untuk mencapai daerah tersebut.
Contohnya, di wilayah Papua dengan sebagian besar wilayah bertopografi tidak rata berupa pegunungan dan perbukitan. Sehingga, aksesibilitas daerah tersebut sangat rendah.
Di wilayah Dingle, Irlandia juga memiliki keterbatasan yang sama. Hampir tidak ada bus yang melewati daerah tersebut sebab topografinya berupa pegunungan dan perbukitan. Sehingga, resiko menggunakan bus sebagai sarana transportasi darat sangan besar.

5.      Perbedaan Kandungan SDA Tiap Wilayah
Litosfer berkaitan erat dengan berbagai kandungan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimilikinya. Tiap-tiap daerah memiliki SDA yang berbeda-beda. Ada yang memiliki SDA berupa batu bara, minyak, atau mineral lainnya. Hal itu menyebabkan terjadi perpindahan  dari wilayah satu ke wilayah lain untuk mencukupi kebutuhan SDA masing-masing daerah.
Contoh : tambang batu gamping di Gunung Kidul menyebabkan adanya arus transportasi darat. Truk dan beberapa alat berat digunakan untuk menjalankan kegiatan pertambangan tersebut. Truk tersebut umumnya berasal dari luar daerah Gunung Kidul. Truk-truk tersebut digunakan untuk mengangkut batu-batu gamping yang akan digunakan oleh para pengrajin sebagai bahan baku pembuatan marmer dan kerajinan lainnya.
6.      Bencana Alam
Erupsi gunung api, tanah longsor, gempa bumi, dan bencana litosfer lainnya menyebabkan terjadinya hambatan dalam arus transportasi darat. Apabila bencana-bencana tersebut terjadi, maka timbul berbagai macam kerusakan. Kerusakan alat transportasi dan prasarana seperti jalan dan jembatan tentu saja menghalangi aktivitas transportasi di suatu wilayah.
Bila erupsi gunung api terjadi, maka banyak mobil, truk, dan alat transportasi darat lainnya yang rusak bahkan hangus. Apabila gempa bumi terjadi, banyak kecelakaan yang terjadi di jalan akibat tak ada keseimbangan dan control yang dapat dilakukan oleh para pengemudi. Jalan-jalan pun akan menjadi rusak, jembatan dapat terputus, bahkan jalur rel kereta api akan berubah drastis.
Hal ini akan berakibat pada kerugian dan terhambatnya aktvitas masyarakat yang bergantung pada transportasi darat.
Misalnya, saat terjadi gempa bumi di Bantul, beberapa akses jalan sempat ditutup akibat kerusakan yang parah dan dapat membahayakan para pengguna jalan apabila dilewati.
Di San Fransisco, dimana gempa bumi dahsyat pernah melanda kota tersebut, banyak sekali kerusakan-kerusakan sarana dan prasarana transportasi darat yang terjadi. Pergeseran dan penurunan jalan, jembatan putus, bahkan rel kereta api yang terpisah-pisah.
Hal tersebut memiliki makna bahwa bencana alam litosfer sangat mempengaruhi aktivitas trasnportasi darat.

0 comments:

Post a Comment

Pages