image

Camping-camping eds. Pantai Watu Kodok, Gunung Kidul


“ bersenang-senanglah, karna hari ini akan kita rindukan, di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan… bersenang-senanglah karna waktu ini akan kita banggakan, di hari tua…”
( SO 7, Sebuah Kisah Klasik )



Yoyoyo, pekan kemaren adalah pekan yang pecah to pecah to pecaaaah banget, karena aku ditinggal nikah, hiks, oleh sepupu :p yang lebih pecah  lagi, aku dan temen-temen sekelas….. camping-camping meeeen.

Tanggal 11-12 Juni 2014 adalah salah dua hari bersejarah sepanjang aku bersama dengan mereka, saudara saudari kenthel kayak umbel. Setelah beberapa waktu kita disibukkan oleh ehm uhuhuuk hoekkk skripsi, begitu dia disebut, akhirnya kita bisa ngumpul lagi. Masih agak nyesek karena beberapa temen nggak bisa hadir. Because karena sebab, bisa jadi ini adalah camping terakhir sebelum kelulusan. Jiaaaah, lulus kapan loe emangnya? Ha.ha.ha. ( flat laugh, bitter ).

Destinasi per-camping-an kita adalah di sebuah pantai bernama “ Watu Kodok “ (  java.red ) yang berarti Batu Kodok. Maybe, kalo batunya dicium bisa berubah jadi pangeran. Oke fix (Gaya Dodi). Disebut Pantai Kodok karena tebing yang ada di sebelah kanan (yang membatasi Pantai Watu Kodok dengan Pantai Sepanjang) mirip kayak kodok. Katanya sih gitu guys, tapi imajinasiku tak sampai, sehingga tebing itu tak berbentuk kodok sama sekali . Ah sudah, lupakan, ini nggak bakalan diujikan pas sidang *pffffahhh.

Pantai ini terletak di daerah Kabupaten South Mount heleeeh, Gunung Kidul maksudnya. Awalnya sih, aku dan beberapa temen nggak tau mau ke pantai mana, yang penting, cabut bareng-bareng. Asal  sama-sama, go with the flow aja dah, mau ke ujung dunia mah ayok aja ( emang dunia punya ujung? )

5 days before.. D-5
Aku resah, gelisah, gundah, terus asah-asah. Aku berangkat ama siapa ya. Lutfi nggak ikut. Trus gue nebeng siapa??? (tukang nebeng, ketauan banget). Mau naek motor sendiri, masih takut gegara tragedi ngguling di jalan raya sampe-sampe Si Reddy,  motor ku, sekarang berubah jadi setengah FU. Makin macho. Ujung-ujungnya ntar nebeng cowok nih. Duh maaaas.. aku kudu piye? (ngomong ama jodoh di masa depan)

Setelah mendengarkan lagunya Abang Maher Zain “ In Syaa Allah, you’ll find the wayyyyy…” akhirnya aku mantapkan jiwa ragaku untuk naik motor sendiri dan menemani ABG ( Alay Berjilbab Gedhe) Zii, begitu dia dipanggil, alay emang, biarin. Intinya, aku jadi sopirnya die gitu. Terima kasih Pencipta Semesta, pasti ada jalan biar bisa boncengan ama cewek ( insyaf mode ON ), meskipun bukan jadi pembonceng. Challenge accepted !

1 day before.. D-1
“ Ji, besok boncengnya mlangkah ya (kebanyakan akhwat pada miring kalo bonceng. Tapi, ini Gunung Kidul men, belom lagi jalan menuju pantai yang menurut firasatku bakalan agak sedikit terlalu off road), pakai rangkepan celana panjang, trus bensin iuran berdua ya, bokek.com :D”

Begitu sms singkat di siang hari yang kutujukan kepada eyang Zii sambil ngelapin si Pinky, motor matic pink yang akan menemani daku sepanjang perjalanan ke Gunung Kidul yang awesome, plus bikin aku berasa cewek abis. Pink bro, piiiink.

Day-D… Hari H
Packing masih belum selesai, nyari kaos kaki nggak ada pasangannya, kanan semua, Duh Gusti. Sebenernya, packing ku selaku peserta sangat simple.  Cuma bawa perlengkapan pribadi, coklat nomor satu yang dibawa. Sedangkan Ana dan Riskek CS, bawa dome (tenda berbentuk setengah lingkarang.red ), SB ( sleeping bag, bukan skripsi bag please ), tiker, nesting, dan kebutuhan untuk bebakaran seperti arang, jagung, dan daging ayam. Kasian kan. Tapi, ini sumpah berasa banget campingnya pake acara bebakaran. Ditambah pasti ada acara gitaran, cihuyyy, gue udah girang aje padahal masih di rumah.

Setelah jemput Zii jam 9, ternyata kita berangkat jam 11 dari kampus. Asik kan molornya. Sebenernya, kita dibagi 2 kelompok. Kelompok pagi (katanya disuruh) kumpul jam 9 dan ternyate berangkat jam 11, sedangkan kelompok siang (katanya disuruh)  kumpul jam 11 tapi berangkat jam setengah 2-an. Ini semua gara-gara Dodi yang udah nyampe kampus terus tiba-tiba pulang gegara musti kirim barang ke J*E (maklum, pengusaha OL Shop). Camping tahun sebelumnya pun, kita menunggu Dodi yang telat dengan dalih “lahiran”. GJ banget, siapa yang nglairin? Pipinya ? wkwkwk. Untungnya gegara bolak balik Kota Gede(jemput Pitty)- pasar (beli krupuk rambak)-kampus-Gamping-J*E-Kampus itu  pipinya nggak kempes.

On the road..
Perjalanan pun dimulai, dan aku baru sadar bahwa aku adalah satu-satunya sopir cewek alias yang nyetir. Yang lain pada couple-an cowok cewek. So, mau nggak mau dan  sebenernya nggak mau, diriku yang lemah lembut ini harus mengimbangi kecepatan naik motor para lelaki geografi itu. Sangar. Aku harus bisa menyeimbangkan kecepatan motorku dengan pembalap seperti Aa’ Gigon (yang hari itu tutup lapak burjonannya), Dek Rizqon (yang lagi UKK tapi malah ikut camping, duh deeek, mau naik kelas 6 SD lho :3 ), Erwin, Huda ( Si…. Ehmmm, nggak enak nyebutnya, nanti dia marah :v ), Rizkek ( Jebraw jadi-jadian), Dimas ( Si Penglaju dari Kali Putih Magelang ), dan sapa lagi aku lupa. Oiya, Si Ipul. Sorry, lupa, sengaja *ditoyor pake revisian*
Perjalanan meminum waktu sekitar 1,5 jam dari kampus hingga ke Tepus alias rumahnya Hanafi.

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.