image

Di Depan Pintu Panti

Setiap hari ini, ya, hari ini aku hanya bisa menyembunyikan luka
Tetap ku berlari melawan dunia
Dengan topeng tawa yang melindungiku dari belas kasih manusia
Aku tak ingin dikasihani !

Setiap tanggal ini, tanggal saat anak-anak Adam nusantara mengucapkan mantra cinta
Kepada sosok yang merawat mereka
Memperjuangkan apapun demi kehidupan mereka, bahkan nyawa

Tapi kenapa,
Kenapa sosok itu tak ada di jalan panjang ku
Tak ada senyumnya di setiap hela nafasku
Ia mungkin pernah kulihat, di masa lalu
Namun, memoriku terkubur dalam, lenyap seperti bayangnya

Haruskah aku mengucapkan “Selamat Hari Ibu” padamu?
Padamu yang telah meninggalkan ku di depan pintu panti?
Padamu yang bahkan aku tak tahu seperti apa parasmu

Meski begitu, andai kau tahu Bu…
Doaku mengalir tulus untukmu
Meski dunia ini membuatku keras dan membatu
Kau tetap kunanti seperti dahulu, di depan pintu panti
Kembalilah Bu
Aku tak akan marah padamu, aku hanya ingin memelukmu
Merasakan hal yang sama seperti mereka
Kutunggu di sini Bu, di depan pintu panti

( DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU, 22 DESEMBER )


dimuat di : http://mjeducation.co/di-depan-pintu-panti/

SAJAK INFANTERI






dimuat di http://mjeducation.co/sajak-infanteri/


Bergerilya ku di ujung pagi hingga senja menghampiri
Semak belukar hingga duri setia menemani, hampir di setiap sudut terpencil ini
Ku tinggalkan kedua anakku di tanah rantau
Ku biarkan mereka tumbuh dalam balutan kasih sayang istriku seorang
Bahkan si bungsu belum sempat menatap wajahku
Pilu..

Duhai, betapa rindu ini menggelora
Hanya bisa reda saat kutatap selembar foto usang keluarga
Sukmaku menjerit ingin pulang
Ingin segera bertemu dan bersua

Kalau bukan karena tanah ini, tak akan ku songsong senjata
Kalau bukan sebab Ilahi yang menjadi penopang diri, aku sudah lari
Namun, merah putih sudah terpancang teguh di hati

Menikmati Suasana Etnik Suku Osing di Banyuwangi


          


          Indonesia memiliki ribuan suku dan budaya dengan keunikan masing-masing. Termasuk Suku Osing yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Hampir sebagian dari Kabupaten Banyuwangi dihuni oleh Suku Osing. Salah satu kawasan yang dijadikan Desa Wisata Adat Osing berada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
           Tidak banyak yang mengetahui bahwa Suku Osing merupakan salah satu kelompok masyarakat yang berasal dari Bali. Mereka mengungsi ke Pulau Jawa karena peristiwa runtuhnya masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Oleh sebab itu, mereka memiliki bahasa khas yang sangat berbeda dari Bahasa Jawa. Sampai saat ini, bahasa tersebut digunakan oleh seluruh penduduk Suku Osing. Bahkan, sebagian besar penduduk asli tidak memahami bahasa lain selain bahasa mereka sendiri termasuk Bahasa Indonesia.
           Di Desa Kemiren, budaya Suku Osing sangat terjaga. Kesenian, adat istiadat masyarakat, dan bahasa benar-benar dijunjung tinggi oleh penduduk setempat. Salah satu kesenian khas Suku Osing adalah Tari Gandrung. Gandrung berarti cinta atau menyenangi. Tari ini dulunya merupakan tarian perjuangan yang bertujuan untuk mengelabuhi penjajah agar terlena dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menyerang mereka. Kesenian ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti upacara kemerdekaan, penyambutan tamu, pernikahan, dan khitanan. Jika Anda mengunjungi Desa Kemiren, Anda akan disuguhi tarian tersebut lengkap dengan musik pengiring yang unik. Tari Gandrung memiliki beberapa tahapan yaitu Jejer Gandrung untuk penyambutan yang berlangsung sekitar 15 menit dan Tari Pacu Gandrung (berlangsung fleksibel). Tari Gandrung ditarikan minimal oleh 4 orang penari, bisa laki-laki maupun perempuan. Biasanya, para tamu akan diajak menari jika terkena lemparan selendang penari Gandrung.
Tari Gandrung saat penyambutan tamu


Bagi yang Bergelar " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"



Oemar Bakri... Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri

Salah satu pengajar Indonesia Mengajar yang mengabdi di pelosok pulau


Entah kenapa lagu Oemar Bakri punya Om Iwan Fals ini semi lucu-ironis. Musiknya yang ala-ala musik koboy, terdengar ceria memang, tapi isi lagunya bikin miris. Makna lagu ini sebenarnya sangat dalam. Lebih dari sekedar mendesripsikan kondisi pendidikan dan keadaan guru yang kekurangan.

Mungkin, seperti itulah gambaran sosok guru, terutama di Indonesia. Being a teacher is easy, but not to be a good one. Mau jadi guru? Gampang. Jadi tentor privat, buka bimbel, adakan pelatihan keterampilan, atau jadi guru ngaji alias guru TPA. Tapi, bisakah kita jadi guru yang baik? Meski sebenarnya tak ada definisi jelas mengenai menjadi guru yang baik. Walaupun, jika kita kuliah di kependidikan atau belajar ilmu kependidikan ada 4 kompetensi guru( pedagogic, individu, sosial, dan profesional). Apabila keempat kompetensi dapat dicapai seorang guru, besar kemungkinan guru tersebut termasuk guru yang baik.

Sebingkai Memori di Pulau Seribu Pura




Aku ingat betul saat itu, seusai acara EEK alias Eksplorasi Ekologi di Batan, Ipung menelponku dengan nada terburu-buru. Seolah jika aku tak segera menghampirinya, ia akan kehilangan seluruh jati dirinya (emang punya ya? :p ). Kutinggalkan beberapa teman sesama panitia di HMPG. Akupun setengah berlari menuju ruang dosen, tepatnya di lantai 3 Gedung Dekanat. Lelah setelah EEK dan menaiki puluhan anak tangga pun kalah dengan rasa penasaranku. Ono opo iki?

Tiba di Ruang Dosen, tak lupa ku ucap salam ( biar nggak diomelin Bu Par ). Ku lihat Ipung dan Weni sedang berdiskusi serius bersama Bu Nurul. Ternyata, kami lolos sebagai finalis di Lomba Karya Tulis Geografi yang diadakan oleh IMAHAGI. Event grand final pun diadakan di Pulau Bali, tepatnya di Undiksha. Aku masih tak percaya dengan kabar itu. Bagaimana bisa, kami, tiga bocah kemarin sore alias semester awal, bisa lolos ke tingkat Nasional? bagaimana bisa, karya dadakan dan karya pertama yang kami buat bisa mengalahkan beberapa mahasiswa dari UI, UNY, UGM, dan universitas-universitas ternama lainnya?


Allah memang Maha Mendengar doa hambaNya : )

Namun, ada hal yang lebih urgen untuk dipikirkan. Kami harus ke Bali esok hari itu juga. Padahal waktu itu sudah menunjukkan sekitar pukul 2 siang. Alhasil, kami segera menyusun proposal pengajuan dana. Pukul 3 sore, kami nekat menyerahkan proposal itu ke bagian keuangan. Padahal, sudah hampir tutup jam kerja. Alhamdulillah, berkat Bapak kami tercinta, Pak Suhadi Purwantara yang saat itu masih menjabat wakil dekan, segala urusan dana dipermudah.  Masya Allah... dan itu adalah kali terakhir, dimana mahasiswa dimudahkan dalam hal pengajuan dana untuk membawa nama baik Universitas. Kini, birokrasi fakultas terasa sangat.... hmm how could I say 😅

Simple Dish, Bilion Benefits

Meskipun Sapi dan kambing lagi jadi TTWW alias hot topic, namun bagi orang-orang yang punya selera makanan aneh kayak aku, , serbuan daging keduanya tidak membawa kebahagiaan untuk perut kami. But still, Idul Adha is a holy day : )

Kali ini, isenhlg mau posting tentang resep masakan yang kayaknya biasa aja (-_-)a tapi bisa buat alternatif jikalau kalian super craving ama daging atau justru feeling nothing with it.

Bahan-bahannya adalah :
Keriting ijo, si putih bau, butiran mutiara, hasil respirasi makhluk hidup, kristal manis, dan si kuning lengket.

Baiklah, ini bukan ospek, jadi mari kita ungkap bahan-bahan di atas.

Nilai, Nilai, dan Nilai !



Masih nyambung dengan postingan sebelumnya, di mana aku berasa didzalimi karena pernah dapet nilai jelek atas tugas kuliah yang pernah ku buat dengan payah ( payah, maka-nya nilai jelek *pft ). Meski begitu, aku nggak pengen jikalau kelak jadi guru atau dosen, terus semena-mena ngasih nilai ke siswa atau mahasiswa. Jangan Ya Alloh...

Jadi keinget pas praktik mengajar di sekolah kemaren. Layaknya guru yang lain, aku sering ngasih tugas ke murid-muridku yang kece. Tapi, aku coba supaya agak beda. Tugas dikirim lewat fb/email [ alesannya sih paperless, selain males juga bawa tumpukan tugas ke rumah, wehehehekkk *dikejar murid].

Terus, tugas lebih bersifat analitik. Teori cukup disampaikan di kelas. Gampang sih. Mereka juga seneng. Apalagi yang tugasnya dapet nilai bagus [3 orang yang beruntung], selalu aku kasih coklat 2 bungkus. Hihi.

Selain itu, ulangan harian yang biasanya pilihan ganda semua, sengaja aku banyakin essay. Biar kemungkinan terjadinya percontekan kecil dan mereka bisa lebih ‘mikir’. Sebab, soalnya pun analisis semua. Hohoho.

Dilemma Pendidikan Indonesia by Rhenald Kasali



Sebuah tulisan yang sangat menginspirasi. (Dari sebuah sumber)
Check this out!

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
“Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia”, jawab saya.
Dia pun tersenyum.

About something to wear..


“Hidayah hanya akan datang bagi yang mencarinya, bukan menunggunya…”

cantik yaaa... jilbabnya.. 

“Ngapain kamu pake jilbab? Nutupin rambut gitu. Kan rambutmu bagus”
“ idiiih, pake jilbab, jangan-jangan kamu botak ya? Atau banyak kutunya ya? Hiiiih.. “
“ kamu nggak kepanasan pake jilbab? Aku aja udah gerah gini”

itu semua komentar-komentar dari teman-temanku di SD saat aku mulai mencoba konsisten mengenakan jilbab saat duduk di kelas 5. Dulu, kalau ada yang pakai jilbab, dikira kepalanya botak (aku juga nggak ngerti darimana mereka dapet pemikiran kayak gitu  -_- kenapa cewek musti botak? Nonsense). Tapi, namanya masih anak SD, aku masih lemah dikatain sama temen-temen. Walhasil, pakai jilbab ya masih model bongkar pasang.

Orang tuaku tak pernah memaksa untuk memakai jilbab. Aku hanya pernah diberitau oleh ibu bahwa, jilbab itu hukumnya wajib bagi perempuan yang sudah baligh. Aku, yang waktu itu belum baligh ( masih SD btw ), tertegun. Wajib? Pakai jilbab hukumnya wajib? Kirain pake jilbab itu kalo cuma mau TPA, kalo berangkat pas ke sekolah tiap Kamis yang diwajibkan pakai busana muslim, dan kalau pas  Sholat Id -_-“

"Gue sih cuek"

" Lipat tangan? Lebih baik turun tangan "
- Anies Baswedan -






 Pagi ini Alhamdulillah cerah, meskipun kemarin-kemarin agak mendung, dan siangnya pasti hujan. Padahal harusnya Indonesia udah masuk musim kemarau lho. Pagi ini juga aku baca beberapa artikel mengenai penyebab telatnya si kemarau. Ternyata ada beberapa hal, selain suhu permukaan air laut yang masih hangat sehingga pembentukan awan penyebab hujan masih aktif, ternyata disebabkan beberapa hal lain seperti Osilasi Madden Julian, ada bibit siklon tropis, tekanan rendah di daerah Indonesia bagian barat, dan tentu saja akibat perubahan iklim.

Belum lagi mulai semalem, harga BBM ditetapkan jadi Rp 6.500,00 / liter ( eh ini apa hubungannya? ). Di sini berlaku hokum kekekalan harga BBM, dimana semakin tinggi harga BBM maka harga sembako akan semakin naik pula. Dan, tadi pagi aku liet di berita, harga tomat, wortel, ama cabe udah naik hampir 50 %. Jadi, makan sambel udah bukan makanan “kere” yang selama ini dibilang orang-orang ya.

 Selain itu, efek domino dari kenaikan BBM ini adalah mahasiswa jadi respect ama jalan raya alias pada demo. Sayangnya, banyak yang anarki. Bakar ban, blokir jalan tol ( jalan tol coba ! ini beneran terjadi di Makassar ), dan bikin macet. Macet. Macet itu membuat proses pembakaran pada kendaraan bermotor lebih lama dan volume bensin yang dibutuhkan semakin besar, kadar polutan di jalan juga nambah sob. Nah, jadi boros BBM dong, padahal katanya “membela rakyat” dan “ menolak kenaikan harga BBM “.  ( tentang kenapa kita musti nolak kenaikan harga BBM, bisa loe baca di sini ). Usul ku sih,  mahasiswa seluruh Indonesia bersatu aja, ya semacam BEM SI alias Seluruh Indonesia 
dan bikin perwakilan . Terus, lakukan semacam dialog dengan anggota DPR  tuh yang suka bikin undangan ( Undang – Undang ! ). Atau bikin “sindiran” buat pemerintah, contohnya bagi-bagi voucher BBM seharga 10ribu-an lah buat tukang ojek misalnya ( ini udah dilakukan sama salah satu parpol. Salut ! ). Itu lebih efektif dan manpangat daripada Cuma bikin macet -_-


Tapi, mereka, para mahasiswa itu lebih mending daripada orang yang bisanya Cuma bilang

Ketika sakit..


Oh no.. ternyata lamaaaaa banget blog ku hampa meski pengunjung tetep banyak #sombongbanget

Setelah tugas-tugas kuliah yang menumpuk selesai dikerjakan ( alasan klasik Kik ), akhirnya ku buka blogku yang rasanya sudah usang, dan udah banyak sarang laba-labanya -_-“

 Demi Tugaaaasss ( gaya Arya wiguna)

Jadi, ceritanya kemaren lagi kena sakit. Kalo kata mas Alvein sih sakitnya nggak keren, tipes gitu. Oh, man, emang ada sakit keren? Tapi emang sih, maksudnya nggak keren itu mungkin karena penyakit sejenis itu adalah penyakit akibat kesalahan diri sendiri. Tapi, aku beneran nggak ngerti lho kenapa bisa tipes. Karena aku nggak suka jajan sembarangan (dulu kalo pas SMP iya, makanya wajar kalo kena. Lha sekarang? -_- ). Kenapa E Coli bisa nyampe ke ususku?? Kenapaaa? Jangan-jangan kualat nih gara-gara 2 karya tulis yang aku presentasikan semua membahas tentang E Coli. Terus E Coli marah dan balas dendam,  dia menghimpun pasukan kopasus E Coli, terus tiba-tiba masuk ke ususku gitu dan merenggut kesehatanku tanpa ijin kayak KPK gitu? #apaan

Makassar, The Second Island #2



Baiklah, setelah UTS hampir selesai dan tugas-tugas sedikit berkurang, mari lanjutkan menulis. Kali ini nglanjutin postingan sewaktu di Makassar ( next time cerita yang di Bali dengan kekonyolan yang tak kalah konyol #oposih ).

Pada episode sebelumnya ( ceileh ), kami udah sampai di Unhas dan diantar pak satpam menuju Rusunawa. Setelah dapet kamar, kami, dua cewek udik, dekil, dan kelaperan ini segera mandi. Sekitar pukul 8-an kami berencana mencari sarapan. Kami iseng-iseng keliling kompleks Unhas yang jaraknya Subhanalloh banget. Udah laper, jalan kaki cari makan, Alhamdulillah.. nikmatnya. Pas nyampe di warung-warung ( mungkin kalo di Jogja bisa disebut burjonan ), kami masuk dan mau beli nasi. Tapi, semua warung berkata :

Praktikum Kartografi dan Remote Sensing

judulnya udah serius gitu ya..  ckckck


Baiklah, kali ini postingan akan lebih  bersifat teknis mengenai Praktikum Kartografi dan Praktikum Remote Sensing (yang remote sensing ntar ya). Keduanya biasa diampu oleh para asisten dosen. Siapa mereka? Untuk kartografi, tim fantastic four ketambahan 2 personil. Biasanya Mas Simbah, Mas Whie, Tejo, dan aku ( cewek sendiri ), untuk semester ini kedatangan Chusnan dan Janu. Horay, ceweknya nambah dua #eh.

Untuk Remote Sensing, tahun kemarin diampu oleh Mbak Nina, Mbak Ami, dan Mas Aris, entah kalau tahun sekarang begimane.

So, apa yang harus kalian ( mahasiswa pendidikan geografi 2012 ) persiapkan?
1.     Mental
Oh yea, sudah jelas bahwa Kartografi dan Remote Sensing ini membutuhkan izzah (halah) atau kesungguhan. Siap-siap dapet tugas mingguan, yang kalo nggak segera dikerjakan bakalan numpuk dan tabrakan sama tugas2 kuliah yang lain. So, manajemen waktu men!

2.       Alat dan Bahan
Untuk kartografi, berikut peralatan wajib yang harus dimiliki. Nggak harus beli. Kalo bisa minjem, ngapain beli?
a.       Pensil 2B, penghapus, penggaris
Ini peralatan klasik. Usahakan penghapusnya yang manteb, mahalan dikit lah. Jangan pake penghapus unyu-unyu punya anak SD yang kalo buat hapus malah bikin cemong di kertas. Penggaris juga usahakan yang plastic tebal atau besi. Lebih bagus lagi kalau sisi penggarisnya menjorok ke dalam, supaya saat dipakai untuk lettering atau pemetaan dengan rapido, tinta rapido tidak menebal. Bahasa jawa ne “ndlemok”. Ribet? Emang iye, hahaha. Ingat “Jer Basuki Mawa Bea”.

b.      Rapido
Rapido ini seperti pulpen, tapi tintanya beda. Rapido digunakan untuk lettering atau penulisan nama-nama objek peta dan juga dalam menggambar peta itu sendiri. Agak mahal juga, paling murah sekitar 100 ribu-an atau kalau mau beli yang bekas, bisa kurang dari itu. Rapido yang wajib dimiliki tiap anak berukuran 0,3 mm. (liet di bagian tutup rapido, di situ ada tulisan ukuran rapidonya). Tapi, usahakan pula punya rapido berukuran 0,2 mm untuk lettering objek-objek hidrologi seperti danau, selat, dan sebagainya. Nggak harus tiap anak punya yg ukuran 0,2 mm.

Patungan aja biar murah. Gue tau, kita sesame mahasiswa punya ketebalan kantong yang relative sama.

Manusia-manusia IPK



                                                              2! 

Kebiasaan nih, tiap abis UAS pasti posting. (padahal udah masuk semester baru). Karena entah kenapa, UAS itu banyak sekali ibrah yang bisa diambil. Selalu ada hal-hal yang bikin greget semisal : nilai nggak muncul-muncul, IPK yang kayak gelombang laut (pasang surut), dosen pengawas yang ribut ( ganggu banget ), dan pastinya soal-soal UAS yang bikin istighfar setiap kali dikerjain ( insyaf mulu dong ). 

Cuma, sejak jadi mahasiswa, ada satu hal yang ganggu banget. Yang bikin para mahasiswa rela hidup-hidupan ( bukan mati-matian ) belajar ampe begadang, stock kopi sebulan habis buat seminggu gara-gara begadang terus. Mereka juga rela semaleman bikin contekan ( daripada bikin contekan kenapa nggak belajar sekalian ya ). Dan juga rela mengeluarkan kocek berapapun buat potokopi materi ujian atau catetan kuliah temen, meskipun ujung-ujungnya nggak dipelajari keseluruhan ( eyaaa, kesindir deh ). Bahkan dibela-belain “door to door” ke kost temen-temen buat hunting catetan ( yang ini aku banget ).

Satu hal itu  tentu saja IPK.

Nah, berhubung semester udah makin banyak, biasanya IPK makin turun ( kata beberapa kakak angkatan yg turun IPKnya, yang naik ya bilang naik). Mungkin karena semangat belajar juga menurun, atau sudah jenuh kuliah?  Hehehe.

Aku nggak munafik, kita emang berusaha biar dapet IPK tinggi. Hanya saja, terkadang kita ambisius. Pengen dapet IPK tertinggi. Kepo-in IPK temen-temen lain, dibanding-bandingkan dengan IPK nya sendiri. Hemmm, mengerikan. Adakah kita lupa tujuan kita kuliah?

Emang tujuan kita buat kuliah apa sih?

WHAT MAKES YOU STOP WRITING? BLOGGING IS “DELISIUS”




"Write. Write as much as you can, or you can excess it. Once you have laughing what had you've been wrote, you are one step forward"


"The first things to be a good writer, is write. Reading all of those theory is just for additional supplement, but it makes another copy"






Bagus kan kata-kata di atas. Padahal yang bikin bukan aku :D itu aku ambil dari salah satu account twitter punya  @salmon_junior ( nama twitternya lucu yak )

Nice quote menurutku, dan sangat sangat makjleb !
Kenapa?
karena, tiap kali tancep modem….

Tung.

Gara-gara SD CARD IS WRITE PROTECTED !


Sekelumit kekonyolan saat kita punya gadget dan tiba-tiba error, tapi males banget buat minta tolong.

Beberapa hari yang lalu, saat aku ingin menyelesaikan tugas kuliah fotografi dari Mister Master, mendadak kamera digital ku nggak bisa dipake buat jepret. Muncul tulisan " memory card is write protected" di layar kamera.
Innalillahi, padahal kemaren-kemaren si camdig normal kok. Kenapa tiba-tiba begini?
Aku sudah su'udzan ini memory card udah useless dan perlu diganti mungkin.
Tapi, rasanya males untuk pergi beli :p males duitnya
Usut punya usut, aku segera berkonsultasi dengan cara googling.
Aku buka satu persatu artikel yang berhubungan dengan memory card bermasalah, kok repot ya..
ada yang harus pake DOS Command, Apacer dan segala macemlah..

dan ternyata, cara ngilangin write protected cuma digeser switch ( kalo di SD Card ku warnanya kuning kecil di sebelah kiri) dan selesailah masalah.

Padahal SD Card udah terlanjur aku format tanpa back up :v

Penyebab adanya write protect adalah pas kita cabut SD Card, switchnya kegeser. Jadi, solusinya ya digeser lagi, hehe...

nih gambarnya :
 yang warna kuning itu / switchnya tinggal digeser


Namanya juga SD card ( Secure Digital Card ). Ternyata emang sengaja dibikin switch write protected/  “lock”yang sama kayak di  disket supaya file audio/video yang di copyright nggak bisa ditransfer atau dicopy. Dan juga untuk mencegah pembacaan dan penulisan data yang tidak diinginkan serta fungsi DRM.

itu kata Mbah Google..

Satu masalah bisa menambah pengetahuan yang banyak :D
Gara-gara SD Card is write protected, aku jadi paham beberapa hal yang nggak aku ngerti sebelumnya.

TROUBLE IS A FRIEND -Lenka-

Makassar, The 2nd Island #1

Ini nih perjalanan superrrr. super karena biaya transportnya di biayain fakultas :D ini bukan untuk pamer wahai para blogger dan reader sekalian. tulisan ini hanyalah sebagai pengingat dan penyemangat. semoga bisa memberikan motivasi khususnya para mahasiswa. keep writing ! be productive !

begini ceritanya..


semua bermula saat mood ku untuk menulis sudah sembuh. Weni dan Ipung "merangkul" ku untuk kembali berkarya. Meski cuma karya tulis, belum penelitian yang bener-bener penelitian ( oposih ), tetap saja tak ada kata "ngawur" dalam mengerjakannya. Semua ide harus akuntable. Akhirnya, dalam waktu 3 hari, kami berhasil menyelesaikannya. 3 hari? ya. Sebenarnya, membuat karya tulis bisa dikerjakan dalam waktu itu meski tentu saja harus begadang tiap malam. Hehehe.. Meski pengumpulan agak telat, tapi panitia masih mau menerima karya kami. Lomba Karya Tulis ini diadakan oleh UNHAS ( Universitas Hasanuddin), Makassar. Penyelenggaranya bukan mahasiswa lho, tapi pihak universitas. Keren ya mereka.. UNY gimana nih? :\

Hari-hari berlalu. Akhirnya pengumuman tiba dan Alhamdulillah, atas ijin Alloh kami masuk finalis dan diwajibkan berangkat ke Makassar. Senengnya luar biasa. Sebelumnya, tim kami, dengan orang yang sama, "mbolang" ke Bali dengan karya dan gratis juga. So, this is the second island.  8 Universitas yang ikut berpartisipasi dan jadi finalis yaitu Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri Papua, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawjiaya dan Universitas Jenderal Soedirman. Total jumlah karya tulis yang lolos seleksi adalah 18 karya tulis untuk kategori karya ilmu dan teknologi serta 20 karya tulis untuk Kategori Sosial Ekonomi Politik Dan Budaya. Tim kami sebagai finalis bidang Ilmu dan Teknologi Kemaritiman sekaligus satu-satunya wakil dari Yogyakarta. Ini bukti nih. Katanya Kota Pelajar, tapi kok dikit yang ikut? ah , mungkin sedang pada sibuk *positive*

H-1 tepatnya hari Senin, kami disibukkan oleh banyak masalah. Pertama, nggak ada dana dari fakultas karena pas tutup tahun dan tidak ada anggaran dana untuk penelitian ( meskipun akhirnya kami dapat uang pengganti transport dari Fakultas dan Universitas). Kedua, Ipung selaku ketua tim memutuskan tidak ikut ke Makassar karena tanggal 1 ada presentasi penelitian GEOS ( finally, ipung juara 3 di GEOS dan mendapat beasiswa S2 di UGM. Cool ya ! bikin ngiri :p). Ketiga, H-1 kita belum dapet tiket pesawat, belum menentukan rute perjalanan menuju Makassar.

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.