Setiap hari ini, ya, hari ini aku hanya bisa menyembunyikan luka
Tetap ku berlari melawan dunia
Dengan topeng tawa yang melindungiku dari belas kasih manusia
Aku tak ingin dikasihani !
Setiap tanggal ini, tanggal saat anak-anak Adam nusantara mengucapkan mantra cinta
Kepada sosok yang merawat mereka
Memperjuangkan apapun demi kehidupan mereka, bahkan nyawa
Tapi kenapa,
Kenapa sosok itu tak ada di jalan panjang ku
Tak ada senyumnya di setiap hela nafasku
Ia mungkin pernah kulihat, di masa lalu
Namun, memoriku terkubur dalam, lenyap seperti bayangnya
Haruskah aku mengucapkan “Selamat Hari Ibu” padamu?
Padamu yang telah meninggalkan ku di depan pintu panti?
Padamu yang bahkan aku tak tahu seperti apa parasmu
Meski begitu, andai kau tahu Bu…
Doaku mengalir tulus untukmu
Meski dunia ini membuatku keras dan membatu
Kau tetap kunanti seperti dahulu, di depan pintu panti
Kembalilah Bu
Aku tak akan marah padamu, aku hanya ingin memelukmu
Merasakan hal yang sama seperti mereka
Kutunggu di sini Bu, di depan pintu panti
( DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU, 22 DESEMBER )
dimuat di : http://mjeducation.co/di-depan-pintu-panti/
SAJAK INFANTERI
dimuat di http://mjeducation.co/sajak-infanteri/
Bergerilya ku di ujung pagi hingga senja menghampiri
Semak belukar hingga duri setia menemani, hampir di setiap sudut terpencil ini
Ku tinggalkan kedua anakku di tanah rantau
Ku biarkan mereka tumbuh dalam balutan kasih sayang istriku seorang
Bahkan si bungsu belum sempat menatap wajahku
Pilu..
Duhai, betapa rindu ini menggelora
Hanya bisa reda saat kutatap selembar foto usang keluarga
Sukmaku menjerit ingin pulang
Ingin segera bertemu dan bersua
Kalau bukan karena tanah ini, tak akan ku songsong senjata
Kalau bukan sebab Ilahi yang menjadi penopang diri, aku sudah lari
Namun, merah putih sudah terpancang teguh di hati
Menikmati Suasana Etnik Suku Osing di Banyuwangi
Tidak banyak yang mengetahui bahwa Suku Osing merupakan salah satu kelompok
masyarakat yang berasal dari Bali. Mereka mengungsi ke Pulau Jawa karena
peristiwa runtuhnya masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Oleh sebab itu, mereka
memiliki bahasa khas yang sangat berbeda dari Bahasa Jawa. Sampai saat ini,
bahasa tersebut digunakan oleh seluruh penduduk Suku Osing. Bahkan, sebagian
besar penduduk asli tidak memahami bahasa lain selain bahasa mereka sendiri
termasuk Bahasa Indonesia.
Di Desa Kemiren, budaya Suku Osing sangat terjaga. Kesenian, adat istiadat
masyarakat, dan bahasa benar-benar dijunjung tinggi oleh penduduk setempat.
Salah satu kesenian khas Suku Osing adalah Tari Gandrung. Gandrung berarti
cinta atau menyenangi. Tari ini dulunya merupakan tarian perjuangan yang
bertujuan untuk mengelabuhi penjajah agar terlena dan memberikan kesempatan
pada masyarakat untuk menyerang mereka. Kesenian ini hanya ditampilkan pada
acara-acara tertentu, seperti upacara kemerdekaan, penyambutan tamu,
pernikahan, dan khitanan. Jika Anda mengunjungi Desa Kemiren, Anda akan
disuguhi tarian tersebut lengkap dengan musik pengiring yang unik. Tari
Gandrung memiliki beberapa tahapan yaitu Jejer Gandrung untuk
penyambutan yang berlangsung sekitar 15 menit dan Tari Pacu Gandrung
(berlangsung fleksibel). Tari Gandrung ditarikan minimal oleh 4 orang penari,
bisa laki-laki maupun perempuan. Biasanya, para tamu akan diajak menari jika
terkena lemparan selendang penari Gandrung.Tari Gandrung saat penyambutan tamu |
Bagi yang Bergelar " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun
mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan
hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak
ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter
insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Salah satu pengajar Indonesia Mengajar yang mengabdi di pelosok pulau |
Entah kenapa lagu Oemar Bakri punya
Om Iwan Fals ini semi lucu-ironis. Musiknya yang ala-ala musik koboy, terdengar
ceria memang, tapi isi lagunya bikin miris. Makna lagu ini sebenarnya sangat
dalam. Lebih dari sekedar mendesripsikan kondisi pendidikan dan keadaan guru
yang kekurangan.
Mungkin, seperti itulah gambaran
sosok guru, terutama di Indonesia. Being
a teacher is easy, but not to be a good one. Mau jadi guru? Gampang. Jadi
tentor privat, buka bimbel, adakan pelatihan keterampilan, atau jadi guru ngaji
alias guru TPA. Tapi, bisakah kita jadi guru yang baik? Meski sebenarnya tak
ada definisi jelas mengenai menjadi guru yang baik. Walaupun, jika kita kuliah
di kependidikan atau belajar ilmu kependidikan ada 4 kompetensi guru(
pedagogic, individu, sosial, dan profesional). Apabila keempat kompetensi dapat
dicapai seorang guru, besar kemungkinan guru tersebut termasuk guru yang baik.
Sebingkai Memori di Pulau Seribu Pura
Aku ingat betul saat itu, seusai acara EEK alias Eksplorasi
Ekologi di Batan, Ipung menelponku dengan nada terburu-buru. Seolah jika aku
tak segera menghampirinya, ia akan kehilangan seluruh jati dirinya (emang punya ya? :p ). Kutinggalkan beberapa teman sesama panitia di HMPG. Akupun
setengah berlari menuju ruang dosen, tepatnya di lantai 3 Gedung Dekanat. Lelah
setelah EEK dan menaiki puluhan anak tangga pun kalah dengan rasa penasaranku.
Ono opo iki?
Tiba di Ruang Dosen, tak lupa ku ucap salam ( biar nggak
diomelin Bu Par ). Ku lihat Ipung dan Weni sedang berdiskusi serius bersama Bu
Nurul. Ternyata, kami lolos sebagai finalis di Lomba Karya Tulis Geografi yang
diadakan oleh IMAHAGI. Event grand final pun diadakan di Pulau Bali, tepatnya
di Undiksha. Aku masih tak percaya dengan kabar itu. Bagaimana bisa, kami, tiga
bocah kemarin sore alias semester awal, bisa lolos ke tingkat Nasional? bagaimana bisa,
karya dadakan dan karya pertama yang kami buat bisa mengalahkan beberapa
mahasiswa dari UI, UNY, UGM, dan universitas-universitas ternama lainnya?
Allah memang Maha Mendengar doa hambaNya : )
Namun, ada hal yang lebih urgen untuk dipikirkan. Kami harus
ke Bali esok hari itu juga. Padahal waktu itu sudah menunjukkan sekitar pukul 2
siang. Alhasil, kami segera menyusun proposal pengajuan dana. Pukul 3 sore,
kami nekat menyerahkan proposal itu ke bagian keuangan. Padahal, sudah hampir
tutup jam kerja. Alhamdulillah, berkat Bapak kami tercinta, Pak Suhadi
Purwantara yang saat itu masih menjabat wakil dekan, segala urusan dana
dipermudah. Masya Allah... dan
itu adalah kali terakhir, dimana mahasiswa dimudahkan dalam hal pengajuan dana
untuk membawa nama baik Universitas. Kini, birokrasi fakultas terasa sangat.... hmm how could I say 😅
Simple Dish, Bilion Benefits
Meskipun Sapi dan kambing lagi jadi TTWW alias hot topic, namun
bagi orang-orang yang punya selera makanan aneh kayak aku, , serbuan daging
keduanya tidak membawa kebahagiaan untuk perut kami. But still, Idul Adha is a holy day : )
Kali ini, isenhlg mau posting tentang resep masakan yang
kayaknya biasa aja (-_-)a tapi bisa buat alternatif jikalau kalian super craving ama daging atau justru feeling nothing
with it.
Bahan-bahannya adalah :
Keriting ijo, si putih bau, butiran mutiara, hasil respirasi
makhluk hidup, kristal manis, dan si kuning lengket.
Baiklah, ini bukan ospek, jadi mari kita ungkap bahan-bahan
di atas.
Nilai, Nilai, dan Nilai !
Masih nyambung dengan postingan
sebelumnya, di mana aku berasa didzalimi karena pernah dapet nilai jelek atas
tugas kuliah yang pernah ku buat dengan payah ( payah, maka-nya nilai jelek *pft
). Meski begitu, aku nggak pengen jikalau kelak jadi guru atau dosen, terus
semena-mena ngasih nilai ke siswa atau mahasiswa. Jangan Ya Alloh...
Jadi keinget pas praktik mengajar di
sekolah kemaren. Layaknya guru yang lain, aku sering ngasih tugas ke murid-muridku
yang kece. Tapi, aku coba supaya agak beda. Tugas dikirim lewat fb/email [
alesannya sih paperless, selain males
juga bawa tumpukan tugas ke rumah, wehehehekkk *dikejar murid].
Terus, tugas lebih bersifat analitik.
Teori cukup disampaikan di kelas. Gampang sih. Mereka juga seneng. Apalagi yang
tugasnya dapet nilai bagus [3 orang yang beruntung], selalu aku kasih coklat 2
bungkus. Hihi.
Selain itu, ulangan harian yang
biasanya pilihan ganda semua, sengaja aku banyakin essay. Biar kemungkinan
terjadinya percontekan kecil dan mereka bisa lebih ‘mikir’. Sebab, soalnya pun
analisis semua. Hohoho.
Dilemma Pendidikan Indonesia by Rhenald Kasali
Sebuah tulisan yang sangat menginspirasi. (Dari sebuah sumber)
Check this out!
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.
Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.
Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.
Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.
“Maaf Bapak dari mana?”
“Dari Indonesia”, jawab saya.
Dia pun tersenyum.
About something to wear..
“Hidayah hanya akan datang bagi yang
mencarinya, bukan menunggunya…”
cantik yaaa... jilbabnya..
“Ngapain kamu pake jilbab? Nutupin
rambut gitu. Kan rambutmu bagus”
“ idiiih, pake jilbab, jangan-jangan
kamu botak ya? Atau banyak kutunya ya? Hiiiih.. “
“ kamu nggak kepanasan pake jilbab?
Aku aja udah gerah gini”
itu semua komentar-komentar dari teman-temanku di SD saat aku mulai mencoba konsisten mengenakan jilbab saat duduk di kelas 5. Dulu, kalau ada yang pakai jilbab, dikira kepalanya botak (aku juga nggak ngerti darimana mereka dapet pemikiran kayak gitu -_- kenapa cewek musti botak? Nonsense). Tapi, namanya masih anak SD, aku masih lemah dikatain sama temen-temen. Walhasil, pakai jilbab ya masih model bongkar pasang.
Orang tuaku tak pernah memaksa untuk
memakai jilbab. Aku hanya pernah diberitau oleh ibu bahwa, jilbab itu hukumnya
wajib bagi perempuan yang sudah baligh. Aku, yang waktu itu belum baligh (
masih SD btw ), tertegun. Wajib? Pakai jilbab hukumnya wajib? Kirain pake
jilbab itu kalo cuma mau TPA, kalo berangkat pas ke sekolah tiap Kamis yang
diwajibkan pakai busana muslim, dan kalau pas Sholat Id -_-“
"Gue sih cuek"
" Lipat tangan? Lebih baik turun tangan "
- Anies Baswedan -
- Anies Baswedan -
Pagi ini Alhamdulillah cerah, meskipun kemarin-kemarin agak mendung, dan siangnya pasti hujan. Padahal harusnya Indonesia udah masuk musim kemarau lho. Pagi ini juga aku baca beberapa artikel mengenai penyebab telatnya si kemarau. Ternyata ada beberapa hal, selain suhu permukaan air laut yang masih hangat sehingga pembentukan awan penyebab hujan masih aktif, ternyata disebabkan beberapa hal lain seperti Osilasi Madden Julian, ada bibit siklon tropis, tekanan rendah di daerah Indonesia bagian barat, dan tentu saja akibat perubahan iklim.
Belum lagi mulai semalem, harga BBM ditetapkan jadi Rp 6.500,00 / liter ( eh ini apa hubungannya? ). Di sini berlaku hokum kekekalan harga BBM, dimana semakin tinggi harga BBM maka harga sembako akan semakin naik pula. Dan, tadi pagi aku liet di berita, harga tomat, wortel, ama cabe udah naik hampir 50 %. Jadi, makan sambel udah bukan makanan “kere” yang selama ini dibilang orang-orang ya.
Selain itu, efek domino dari kenaikan BBM ini adalah mahasiswa jadi respect ama jalan raya alias pada demo. Sayangnya, banyak yang anarki. Bakar ban, blokir jalan tol ( jalan tol coba ! ini beneran terjadi di Makassar ), dan bikin macet. Macet. Macet itu membuat proses pembakaran pada kendaraan bermotor lebih lama dan volume bensin yang dibutuhkan semakin besar, kadar polutan di jalan juga nambah sob. Nah, jadi boros BBM dong, padahal katanya “membela rakyat” dan “ menolak kenaikan harga BBM “. ( tentang kenapa kita musti nolak kenaikan harga BBM, bisa loe baca di sini ). Usul ku sih, mahasiswa seluruh Indonesia bersatu aja, ya semacam BEM SI alias Seluruh Indonesia dan bikin perwakilan . Terus, lakukan semacam dialog dengan anggota DPR tuh yang suka bikin undangan ( Undang – Undang ! ). Atau bikin “sindiran” buat pemerintah, contohnya bagi-bagi voucher BBM seharga 10ribu-an lah buat tukang ojek misalnya ( ini udah dilakukan sama salah satu parpol. Salut ! ). Itu lebih efektif dan manpangat daripada Cuma bikin macet -_-
Tapi, mereka, para mahasiswa itu
lebih mending daripada orang yang bisanya Cuma bilang
Ketika sakit..
Oh no.. ternyata lamaaaaa banget blog
ku hampa meski pengunjung tetep banyak #sombongbanget
Setelah tugas-tugas kuliah yang
menumpuk selesai dikerjakan ( alasan klasik Kik ), akhirnya ku buka blogku yang
rasanya sudah usang, dan udah banyak sarang laba-labanya -_-“
Demi Tugaaaasss ( gaya Arya wiguna)
Jadi, ceritanya kemaren lagi kena
sakit. Kalo kata mas Alvein sih sakitnya nggak keren, tipes gitu. Oh, man,
emang ada sakit keren? Tapi emang sih, maksudnya nggak keren itu mungkin karena
penyakit sejenis itu adalah penyakit akibat kesalahan diri sendiri. Tapi, aku
beneran nggak ngerti lho kenapa bisa tipes. Karena aku nggak suka jajan
sembarangan (dulu kalo pas SMP iya, makanya wajar kalo kena. Lha sekarang? -_-
). Kenapa E Coli bisa nyampe ke ususku?? Kenapaaa? Jangan-jangan
kualat nih gara-gara 2 karya tulis yang aku presentasikan semua membahas
tentang E Coli. Terus E Coli marah dan balas dendam, dia menghimpun pasukan kopasus E Coli, terus
tiba-tiba masuk ke ususku gitu dan merenggut kesehatanku tanpa ijin kayak KPK
gitu? #apaan
Makassar, The Second Island #2
Baiklah, setelah UTS hampir selesai
dan tugas-tugas sedikit berkurang, mari lanjutkan menulis. Kali ini nglanjutin
postingan sewaktu di Makassar ( next time cerita yang di Bali dengan kekonyolan
yang tak kalah konyol #oposih ).
Pada episode sebelumnya ( ceileh ), kami
udah sampai di Unhas dan diantar pak satpam menuju Rusunawa. Setelah dapet
kamar, kami, dua cewek udik, dekil, dan kelaperan ini segera mandi. Sekitar
pukul 8-an kami berencana mencari sarapan. Kami iseng-iseng keliling kompleks
Unhas yang jaraknya Subhanalloh banget. Udah laper, jalan kaki cari makan, Alhamdulillah..
nikmatnya. Pas nyampe di warung-warung ( mungkin kalo di Jogja bisa disebut
burjonan ), kami masuk dan mau beli nasi. Tapi, semua warung berkata :
Praktikum Kartografi dan Remote Sensing
judulnya udah serius gitu ya.. ckckck
Baiklah, kali ini postingan akan
lebih bersifat teknis mengenai Praktikum
Kartografi dan Praktikum Remote Sensing (yang remote sensing ntar ya). Keduanya
biasa diampu oleh para asisten dosen. Siapa mereka? Untuk kartografi, tim
fantastic four ketambahan 2 personil. Biasanya Mas Simbah, Mas Whie, Tejo, dan
aku ( cewek sendiri ), untuk semester ini kedatangan Chusnan dan Janu. Horay,
ceweknya nambah dua #eh.
Untuk Remote Sensing, tahun
kemarin diampu oleh Mbak Nina, Mbak Ami, dan Mas Aris, entah kalau tahun
sekarang begimane.
So, apa yang harus kalian (
mahasiswa pendidikan geografi 2012 ) persiapkan?
1. Mental
Oh yea, sudah
jelas bahwa Kartografi dan Remote Sensing ini membutuhkan izzah (halah) atau
kesungguhan. Siap-siap dapet tugas mingguan, yang kalo nggak segera dikerjakan
bakalan numpuk dan tabrakan sama tugas2 kuliah yang lain. So, manajemen waktu
men!
2. Alat
dan Bahan
Untuk
kartografi, berikut peralatan wajib yang harus dimiliki. Nggak harus beli. Kalo
bisa minjem, ngapain beli?
a.
Pensil 2B, penghapus, penggaris
Ini peralatan klasik. Usahakan penghapusnya yang
manteb, mahalan dikit lah. Jangan pake penghapus unyu-unyu punya anak SD yang
kalo buat hapus malah bikin cemong di kertas. Penggaris juga usahakan yang
plastic tebal atau besi. Lebih bagus lagi kalau sisi penggarisnya menjorok ke
dalam, supaya saat dipakai untuk lettering atau pemetaan dengan rapido, tinta
rapido tidak menebal. Bahasa jawa ne “ndlemok”. Ribet? Emang iye, hahaha. Ingat
“Jer Basuki Mawa Bea”.
b.
Rapido
Rapido ini seperti pulpen, tapi tintanya beda. Rapido
digunakan untuk lettering atau penulisan nama-nama objek peta dan juga dalam
menggambar peta itu sendiri. Agak mahal juga, paling murah sekitar 100 ribu-an
atau kalau mau beli yang bekas, bisa kurang dari itu. Rapido yang wajib
dimiliki tiap anak berukuran 0,3 mm. (liet di bagian tutup rapido, di situ ada
tulisan ukuran rapidonya). Tapi, usahakan pula punya rapido berukuran 0,2 mm untuk
lettering objek-objek hidrologi seperti danau, selat, dan sebagainya. Nggak
harus tiap anak punya yg ukuran 0,2 mm.
Patungan aja biar murah. Gue tau, kita
sesame mahasiswa punya ketebalan kantong yang relative sama.
Manusia-manusia IPK
2!
Kebiasaan nih, tiap abis UAS
pasti posting. (padahal udah masuk semester baru). Karena entah kenapa, UAS itu banyak sekali ibrah yang bisa
diambil. Selalu ada hal-hal yang bikin greget semisal : nilai nggak
muncul-muncul, IPK yang kayak gelombang laut (pasang surut), dosen pengawas
yang ribut ( ganggu banget ), dan pastinya soal-soal UAS yang bikin istighfar
setiap kali dikerjain ( insyaf mulu dong ).
Cuma, sejak jadi mahasiswa, ada
satu hal yang ganggu banget. Yang bikin para mahasiswa rela hidup-hidupan (
bukan mati-matian ) belajar ampe begadang, stock kopi sebulan habis buat
seminggu gara-gara begadang terus. Mereka juga rela semaleman bikin contekan (
daripada bikin contekan kenapa nggak belajar sekalian ya ). Dan juga rela
mengeluarkan kocek berapapun buat potokopi materi ujian atau catetan kuliah
temen, meskipun ujung-ujungnya nggak dipelajari keseluruhan ( eyaaa, kesindir
deh ). Bahkan dibela-belain “door to door” ke kost temen-temen buat hunting
catetan ( yang ini aku banget ).
Satu hal itu tentu saja IPK.
Nah, berhubung semester udah
makin banyak, biasanya IPK makin turun ( kata beberapa kakak angkatan yg turun
IPKnya, yang naik ya bilang naik). Mungkin karena semangat belajar juga
menurun, atau sudah jenuh kuliah? Hehehe.
Aku nggak munafik, kita emang
berusaha biar dapet IPK tinggi. Hanya saja, terkadang kita ambisius. Pengen
dapet IPK tertinggi. Kepo-in IPK temen-temen lain, dibanding-bandingkan dengan
IPK nya sendiri. Hemmm, mengerikan. Adakah kita lupa tujuan kita kuliah?
Emang tujuan kita buat kuliah apa
sih?
WHAT MAKES YOU STOP WRITING? BLOGGING IS “DELISIUS”
"Write. Write as
much as you can, or you can excess it. Once
you have laughing what had you've been wrote, you are one step forward"
"The first
things to be a good writer, is write. Reading all of those theory is just for
additional supplement, but it makes another copy"
Bagus kan kata-kata di atas. Padahal yang bikin bukan aku :D
itu aku ambil dari salah satu account twitter punya @salmon_junior ( nama
twitternya lucu yak )
Nice quote menurutku, dan sangat
sangat makjleb !
Kenapa?
karena, tiap kali tancep modem….
karena, tiap kali tancep modem….
Tung.
Gara-gara SD CARD IS WRITE PROTECTED !
Sekelumit kekonyolan saat kita punya gadget dan tiba-tiba error, tapi males banget buat minta tolong.
Beberapa hari yang lalu, saat aku ingin menyelesaikan tugas kuliah fotografi dari Mister Master, mendadak kamera digital ku nggak bisa dipake buat jepret. Muncul tulisan " memory card is write protected" di layar kamera.
Innalillahi, padahal kemaren-kemaren si camdig normal kok. Kenapa tiba-tiba begini?
Aku sudah su'udzan ini memory card udah useless dan perlu diganti mungkin.
Tapi, rasanya males untuk pergi beli :p males duitnya
Usut punya usut, aku segera berkonsultasi dengan cara googling.
Aku buka satu persatu artikel yang berhubungan dengan memory card bermasalah, kok repot ya..
ada yang harus pake DOS Command, Apacer dan segala macemlah..
dan ternyata, cara ngilangin write protected cuma digeser switch ( kalo di SD Card ku warnanya kuning kecil di sebelah kiri) dan selesailah masalah.
Padahal SD Card udah terlanjur aku format tanpa back up :v
Penyebab adanya write protect adalah pas kita cabut SD Card, switchnya kegeser. Jadi, solusinya ya digeser lagi, hehe...
nih gambarnya :
yang warna kuning itu / switchnya tinggal digeser
Namanya juga SD card ( Secure Digital Card ). Ternyata emang sengaja dibikin switch write protected/ “lock”yang sama kayak di disket supaya file audio/video yang di copyright nggak bisa ditransfer atau dicopy. Dan juga untuk mencegah pembacaan dan penulisan data yang tidak diinginkan serta fungsi DRM.
itu kata Mbah Google..
Satu masalah bisa menambah pengetahuan yang banyak :D
Gara-gara SD Card is write protected, aku jadi paham beberapa hal yang nggak aku ngerti sebelumnya.
TROUBLE IS A FRIEND -Lenka-
Beberapa hari yang lalu, saat aku ingin menyelesaikan tugas kuliah fotografi dari Mister Master, mendadak kamera digital ku nggak bisa dipake buat jepret. Muncul tulisan " memory card is write protected" di layar kamera.
Innalillahi, padahal kemaren-kemaren si camdig normal kok. Kenapa tiba-tiba begini?
Aku sudah su'udzan ini memory card udah useless dan perlu diganti mungkin.
Tapi, rasanya males untuk pergi beli :p males duitnya
Usut punya usut, aku segera berkonsultasi dengan cara googling.
Aku buka satu persatu artikel yang berhubungan dengan memory card bermasalah, kok repot ya..
ada yang harus pake DOS Command, Apacer dan segala macemlah..
dan ternyata, cara ngilangin write protected cuma digeser switch ( kalo di SD Card ku warnanya kuning kecil di sebelah kiri) dan selesailah masalah.
Padahal SD Card udah terlanjur aku format tanpa back up :v
Penyebab adanya write protect adalah pas kita cabut SD Card, switchnya kegeser. Jadi, solusinya ya digeser lagi, hehe...
nih gambarnya :
yang warna kuning itu / switchnya tinggal digeser
Namanya juga SD card ( Secure Digital Card ). Ternyata emang sengaja dibikin switch write protected/ “lock”yang sama kayak di disket supaya file audio/video yang di copyright nggak bisa ditransfer atau dicopy. Dan juga untuk mencegah pembacaan dan penulisan data yang tidak diinginkan serta fungsi DRM.
itu kata Mbah Google..
Satu masalah bisa menambah pengetahuan yang banyak :D
Gara-gara SD Card is write protected, aku jadi paham beberapa hal yang nggak aku ngerti sebelumnya.
TROUBLE IS A FRIEND -Lenka-
Makassar, The 2nd Island #1
Ini nih perjalanan superrrr. super karena biaya transportnya di biayain fakultas :D ini bukan untuk pamer wahai para blogger dan reader sekalian. tulisan ini hanyalah sebagai pengingat dan penyemangat. semoga bisa memberikan motivasi khususnya para mahasiswa. keep writing ! be productive !
begini ceritanya..
semua bermula saat mood ku untuk menulis sudah sembuh. Weni dan Ipung "merangkul" ku untuk kembali berkarya. Meski cuma karya tulis, belum penelitian yang bener-bener penelitian ( oposih ), tetap saja tak ada kata "ngawur" dalam mengerjakannya. Semua ide harus akuntable. Akhirnya, dalam waktu 3 hari, kami berhasil menyelesaikannya. 3 hari? ya. Sebenarnya, membuat karya tulis bisa dikerjakan dalam waktu itu meski tentu saja harus begadang tiap malam. Hehehe.. Meski pengumpulan agak telat, tapi panitia masih mau menerima karya kami. Lomba Karya Tulis ini diadakan oleh UNHAS ( Universitas Hasanuddin), Makassar. Penyelenggaranya bukan mahasiswa lho, tapi pihak universitas. Keren ya mereka.. UNY gimana nih? :\
Hari-hari berlalu. Akhirnya pengumuman tiba dan Alhamdulillah, atas ijin Alloh kami masuk finalis dan diwajibkan berangkat ke Makassar. Senengnya luar biasa. Sebelumnya, tim kami, dengan orang yang sama, "mbolang" ke Bali dengan karya dan gratis juga. So, this is the second island. 8 Universitas yang ikut berpartisipasi dan jadi finalis yaitu Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri Papua, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawjiaya dan Universitas Jenderal Soedirman. Total jumlah karya tulis yang lolos seleksi adalah 18 karya tulis untuk kategori karya ilmu dan teknologi serta 20 karya tulis untuk Kategori Sosial Ekonomi Politik Dan Budaya. Tim kami sebagai finalis bidang Ilmu dan Teknologi Kemaritiman sekaligus satu-satunya wakil dari Yogyakarta. Ini bukti nih. Katanya Kota Pelajar, tapi kok dikit yang ikut? ah , mungkin sedang pada sibuk *positive*
H-1 tepatnya hari Senin, kami disibukkan oleh banyak masalah. Pertama, nggak ada dana dari fakultas karena pas tutup tahun dan tidak ada anggaran dana untuk penelitian ( meskipun akhirnya kami dapat uang pengganti transport dari Fakultas dan Universitas). Kedua, Ipung selaku ketua tim memutuskan tidak ikut ke Makassar karena tanggal 1 ada presentasi penelitian GEOS ( finally, ipung juara 3 di GEOS dan mendapat beasiswa S2 di UGM. Cool ya ! bikin ngiri :p). Ketiga, H-1 kita belum dapet tiket pesawat, belum menentukan rute perjalanan menuju Makassar.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Pages
look up
Speak up..
Popular Posts
-
i hope this one can be useful for you :) --> ANTI LOG FOR MS EXCEL Mengulang logaritma S...
-
Ternyata di Kalurahan Sidokarto, Godean menyimpan situs budaya berharga. Mengenai Ki Ageng Mangir yang memperjuangkan ketauhidan kepada All...
-
Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifika...
-
Supernova supernova itu.. supernova yang dimaksud bukan nama band atau nama novel.. Supernova/Big Bang
-
Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, E...
-
sengaja tak ada sumber yang dicantumkan karena tugas ini ASLI, MURNI, dari otak sendiri. no copas ! ! damn i proud it. not too bad, i hope...
-
Sekelumit kekonyolan saat kita punya gadget dan tiba-tiba error, tapi males banget buat minta tolong. Beberapa hari yang lalu, saat aku ...
-
oleh : Rizky Oktaviani dimuat di Koran Tribun Jogja, Rubrik Citizen Journalism tanggal 29 Juni 2012, halaman 1 (bersambung ke halaman...
Feedjit
Blog Archive
hijri
cool sites
My Friends
Pesbuk e inyong
tuit tuit..
Here I am
- Akhwat Banyol
- Yogyakarta, Indonesia
- I'm a JOSH ( JOmblo Sampai Halal ) Freelance writer, Geography, Chocolate addict, drummer #IndonesiaTanpaJIL
Powered by Blogger.