Ini nih perjalanan superrrr. super karena biaya transportnya di biayain fakultas :D ini bukan untuk pamer wahai para blogger dan reader sekalian. tulisan ini hanyalah sebagai pengingat dan penyemangat. semoga bisa memberikan motivasi khususnya para mahasiswa. keep writing ! be productive !
begini ceritanya..
semua bermula saat mood ku untuk menulis sudah sembuh. Weni dan Ipung "merangkul" ku untuk kembali berkarya. Meski cuma karya tulis, belum penelitian yang bener-bener penelitian ( oposih ), tetap saja tak ada kata "ngawur" dalam mengerjakannya. Semua ide harus akuntable. Akhirnya, dalam waktu 3 hari, kami berhasil menyelesaikannya. 3 hari? ya. Sebenarnya, membuat karya tulis bisa dikerjakan dalam waktu itu meski tentu saja harus begadang tiap malam. Hehehe.. Meski pengumpulan agak telat, tapi panitia masih mau menerima karya kami. Lomba Karya Tulis ini diadakan oleh UNHAS ( Universitas Hasanuddin), Makassar. Penyelenggaranya bukan mahasiswa lho, tapi pihak universitas. Keren ya mereka.. UNY gimana nih? :\
Hari-hari berlalu. Akhirnya pengumuman tiba dan Alhamdulillah, atas ijin Alloh kami masuk finalis dan diwajibkan berangkat ke Makassar. Senengnya luar biasa. Sebelumnya, tim kami, dengan orang yang sama, "mbolang" ke Bali dengan karya dan gratis juga. So, this is the second island. 8 Universitas yang ikut berpartisipasi dan jadi finalis yaitu Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Negeri Papua, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawjiaya dan Universitas Jenderal Soedirman. Total jumlah karya tulis yang lolos seleksi adalah 18 karya tulis untuk kategori karya ilmu dan teknologi serta 20 karya tulis untuk Kategori Sosial Ekonomi Politik Dan Budaya. Tim kami sebagai finalis bidang Ilmu dan Teknologi Kemaritiman sekaligus satu-satunya wakil dari Yogyakarta. Ini bukti nih. Katanya Kota Pelajar, tapi kok dikit yang ikut? ah , mungkin sedang pada sibuk *positive*
H-1 tepatnya hari Senin, kami disibukkan oleh banyak masalah. Pertama, nggak ada dana dari fakultas karena pas tutup tahun dan tidak ada anggaran dana untuk penelitian ( meskipun akhirnya kami dapat uang pengganti transport dari Fakultas dan Universitas). Kedua, Ipung selaku ketua tim memutuskan tidak ikut ke Makassar karena tanggal 1 ada presentasi penelitian GEOS ( finally, ipung juara 3 di GEOS dan mendapat beasiswa S2 di UGM. Cool ya ! bikin ngiri :p). Ketiga, H-1 kita belum dapet tiket pesawat, belum menentukan rute perjalanan menuju Makassar.
Lengkap sudah "penderitaan" kami sampai-sampai aku lupa ada kuliah Mitigasi Bencana. Alhasil bolos tanpa ijin ( untuk kesekian kalianya -_- ampuuuun Bu Dyah, kula bocahe njenengan).
Selesaikan satu persatu.
Tiba-tiba aku inget Baizil. Ciyee. Maksudnya, aku inget kalo setiap dia mudik kan naik pesawat, siapa tau dia bisa bantu. Maklum, dari 3 orang di tim kami, belum pernah ada yang naik pesawat kecuali aku. Itupun, dulu, aku dikasih tiketnya dari pemerintah, nggak pake acara booking dulu. Alhamdulillah ternyata kakak nya Baizil kerja di agen travel pesawat. Dapet deh tiket PP Surabaya-Makassar jam 10 malem ! Kenapa ke Surabaya dulu? sebab penerbangan dari jogja-makassar nggak ada. Dan waktu itu Ipung sudah memutuskan dia nggak ikut. Meski galau karena dia pengen "jalan-jalan men" alias JJM-an. Makassar, Sulawesi gitu lho. (njuk ngopo? -_-)
Tiba-tiba aku inget Baizil. Ciyee. Maksudnya, aku inget kalo setiap dia mudik kan naik pesawat, siapa tau dia bisa bantu. Maklum, dari 3 orang di tim kami, belum pernah ada yang naik pesawat kecuali aku. Itupun, dulu, aku dikasih tiketnya dari pemerintah, nggak pake acara booking dulu. Alhamdulillah ternyata kakak nya Baizil kerja di agen travel pesawat. Dapet deh tiket PP Surabaya-Makassar jam 10 malem ! Kenapa ke Surabaya dulu? sebab penerbangan dari jogja-makassar nggak ada. Dan waktu itu Ipung sudah memutuskan dia nggak ikut. Meski galau karena dia pengen "jalan-jalan men" alias JJM-an. Makassar, Sulawesi gitu lho. (njuk ngopo? -_-)
Hari Senin sore, aku dan Weni ke terminal Giwangan. Di tengah jalan dari kampus menuju terminal, tiba-tiba hujan deras. Tapi, sampai di ringroad deket terminal, panas. Subhanalloh :3 Then, sampai di terminal, kita pun bertanya-tanya pada bapak penjaga loket informasi. Bus menuju Surabaya apa. Mira. Itu nama bus. Patas. Sip, udah dapet info tentang bis, kita cuss pulang.
Sampe di rumah, ibuku bingung sendiri karena aku belum packing apa-apa. Akhirnya, aku beli makanan di minimarket sebelah. Karena makanan adalah hal paling vital bagiku :D Malemnya, aku googling jarak antara terminal pemberhentian di Surabaya (Bungurasih) dengan Bandara. Terus dari Juanda ke Hasanuddin berapa jam. Dan dari Hasanuddin ke UNHAS naik apa dan jarak berapa. Tak lupa aku searching di blog-blog para Travellers Writers yang punya pengalaman ke Makassar dengan jalur Surabaya-Makassar. Satu point penting lagi bahwa kalau kita berpegian, tuliskanlah pengalaman kalian. Karena banyak orang yang membutuhkan informasi perjalanan kita. Apalagi mengenai transport, rute, dan tentu saja, BIAYA. Walhasil semaleman aku sibuk baca-baca dan cari info sambil downloading peta ( Dora banget pokoknya).
Jam 23.00 WIB, aku tertidur...
Bangun jam 03.00 WIB, lanjut packing. Agak ribet packingnya karena beberapa barang yang aku butuhkan terpisah-pisah alias tercecer. Jadi pagi itu bener-bener olahraga -_- packing selesai pukul setengah 5 pagi. Aku membawa tas backpacker biru kesayanganku dan satu tas khusus tempat laptop. Kalo orang-orang biasanya pada bawa koper dan terlihat elegan, aku dan Weni terlihat seperti traveller -_- yaaah, memang kita jadi nawaitu jalan-jalan men.
Setelah sarapan, aku diantar Bapak ke Terminal Giwangan, eh di tengah jalan ketemu Weni. Singkat cerita kita udah di dalem bus (loh, cepet banget). Bus Mira tujuan Jogja-Surabaya (Bungurasih) menghabiskan kocek sekitar Rp 38.000,00/ orang, itu udah sekalian sama tiket makan di rumah makan (ya masa' di rumah sakit). Kalau kalian naik bus Eka akan lebih mahal lagi sekitar 68.000,00/ orang. Naik bus Mira ini serasa pas mau take off pesawat. Kenceeeeng abis. Akibatnya, untuk pertama kali dalam sejarah hidup, gue mabok. Mabok tapi kagak -maaf- muntah. Jadi, mual-mual pusing migren menderita banget lah. Sekarang gue ngerti gimana rasanya jadi orang yang mabuk saat naik bus. Tina, I know your feeling :D padahal biasanya kalo PLG (Praktikum Lapangan Geografi) gue dijejerin sama temen-temen yang suka mabok di perjalanan. Alesannya, gue tahan, nggak jijik-an. Tapi, waktu itu... hemmmm... kata Weni, itu gara-gara aku kurang tidur semalam. Iya juga sih. Konyolnya lagi, pas Lutfi sms nggak aku bales, dia telpon, nggak aku angkat. pas aku bales sms dan mau ngetik "aku mual" eh, salah ketik jadi "aku muak" alhasil si Lutfi ngomel-ngomel.
Jam 23.00 WIB, aku tertidur...
Bangun jam 03.00 WIB, lanjut packing. Agak ribet packingnya karena beberapa barang yang aku butuhkan terpisah-pisah alias tercecer. Jadi pagi itu bener-bener olahraga -_- packing selesai pukul setengah 5 pagi. Aku membawa tas backpacker biru kesayanganku dan satu tas khusus tempat laptop. Kalo orang-orang biasanya pada bawa koper dan terlihat elegan, aku dan Weni terlihat seperti traveller -_- yaaah, memang kita jadi nawaitu jalan-jalan men.
Setelah sarapan, aku diantar Bapak ke Terminal Giwangan, eh di tengah jalan ketemu Weni. Singkat cerita kita udah di dalem bus (loh, cepet banget). Bus Mira tujuan Jogja-Surabaya (Bungurasih) menghabiskan kocek sekitar Rp 38.000,00/ orang, itu udah sekalian sama tiket makan di rumah makan (ya masa' di rumah sakit). Kalau kalian naik bus Eka akan lebih mahal lagi sekitar 68.000,00/ orang. Naik bus Mira ini serasa pas mau take off pesawat. Kenceeeeng abis. Akibatnya, untuk pertama kali dalam sejarah hidup, gue mabok. Mabok tapi kagak -maaf- muntah. Jadi, mual-mual pusing migren menderita banget lah. Sekarang gue ngerti gimana rasanya jadi orang yang mabuk saat naik bus. Tina, I know your feeling :D padahal biasanya kalo PLG (Praktikum Lapangan Geografi) gue dijejerin sama temen-temen yang suka mabok di perjalanan. Alesannya, gue tahan, nggak jijik-an. Tapi, waktu itu... hemmmm... kata Weni, itu gara-gara aku kurang tidur semalam. Iya juga sih. Konyolnya lagi, pas Lutfi sms nggak aku bales, dia telpon, nggak aku angkat. pas aku bales sms dan mau ngetik "aku mual" eh, salah ketik jadi "aku muak" alhasil si Lutfi ngomel-ngomel.
Short story, sekitar jam 2 siang lebih, kita sampai di Terminal Bungurasih, Surabaya.
Satu hal konyol lagi, ternyata Weni nggak tau kemana tujuan selanjutnya. Aku kira dia googling2 gitu. Well, selamat Kik, kamu memimpin ekspedisi ! Kataku dalam hati :D Nah, pas nyampe terminal aku bingung mau naek apa ke bandara. agak was-was juga nih karena takut ada calo, pencopet, ditambah Weni tsiqoh banget sama aku T__T. Akhirnya, aku putuskan untuk naik taksi. Sebab, aku baca di salah satu blog bahwa lebih baik naik taksi yang cepet sampai tujuan. Meski agak khawatir juga karena penulis di blog itu sempat berwasiat untuk berhati-hati dalam memilih taksi. Apalagi kami ini dua cewek udik. Tapi, aku agak lega ketika masuk ke taksi dan di dalam taksi itu penuh dengan hiasan kalimat-kalimat sempurna-Nya. Alhamdulillah. Ada satu hal lagi yang aku pelajari dari bapak sopir taksi ini. Hanya beliau satu-satunya sopir taksi yang "menjemput" calon penumpangnya ke dalam terminal. Padahal sopir-sopir yang lain pada nunggu doang di tempat parkiran khusus taksi ( tips : di sebelah kanan terminal terdapat parkiran taksi. Jadi, kalau mau cari, tinggal jalan sebentar menuju parkiran, dan pilihlah sesuka hati taksi mana yang akan kau tumpangi. Kalo saranku sih, pilih taksi yang udah punya "brand" kayak blue bird, silverbird, dsb). Dapet ilmu baru nih "jemputlah rizqi, jangan hanya ditunggu"... Ah, sebaris doa kupanjatkan dengan tulus untuk bapak sopir taksi dan keluarganya :)
Perjalanan dari Terminal Bungurasih menuju Bandara Juanda kurang lebih 30 menitan. Jalan bebas macet. Meski panas, tapi kan ada AC di dalem taksi. Biaya untuk taksi ini cukup mahal, ya maklumlah, kita ngabisin duit Rp 50.000,00 (dua orang). Makanya, lain kali kalo bepergian, ajak temen yang banyak biar patungan lebih murah :p
Taksi berhenti tepat di depan pintu masuk check-in. Cuss, setelah menurunkan barang-barang bawaan, kami menuju ke pintu masuk sambil menunjukkan e-ticket yang sudah di print. Buat kalian yang belum pernah naik pesawat, bookinglah tiket di agen travel terdekat atau langsung di bandara. Kalo lewat agen travel, biasanya tiket lebih mahal Rp 10.000,00 dibandingkan kalau kita beli di bandara ( namanya juga agen, cari untung dong). Nah, setelah booking, dikirim e-ticket lewat e-mail, tapi kalo beli di agen travel langsung dapet tiket cetak. E-ticket tersebut bisa kita print dan ditunjukkan ke petugas penjaga pintu masuk.
Aku berusaha mencari satpam, karena kata Baizil, satpam-satpam di bandara baik #eh. Emang bener sih, aku malah diajakin ngobrol lama ama pak satpam, padahal aku cuma mau tanya jadwal checking untuk penerbangan ke Makassar lewat lion air jam berapa. sampai akhirnya aku mengundurkan diri dari pembicaraan dengan alasan mau sholat, hehe..
Weni lagi sibuk OL, biasane sibuk telpon Aa' :p (padahal dia lagi ngerjain tugas media yang belum dia kumpulin) Tips lagi : pastikan sebelum berangkat lomba, tugas-tugas kuliah sudah beres, jangan tiru adegan di atas :D
Info :
Wifi Juanda kurang berfungsi nih, tetep pake modem jadinya (-_-)>
Info :
Wifi Juanda kurang berfungsi nih, tetep pake modem jadinya (-_-)>
Nah, mushola terletak di lantai 2 Bandara Juanda. Aku naik eskalator sendirian, karena Weni sedang tidak sholat. Herannya, bandara segedhe itu, musholanya kok sempit ya. Mana tempat wudhunya dicampur -_- nggk nyaman banget deh. Sempit ! Aku putuskan untuk wudhu di toilet. Nggak kalah sempit ternyata. Aku jadi bingung mau naroh mukena di mana, saking sempitnya toilet yang ada.
Habis sholat dan tilawah, aku tidak segera keluar dari mushola. Menenangkan diri sejenak setelah perjalanan yang melelahkan dari Jogja-Surabaya ditambah aku belum makan siang gara-gara kejadian konyol. Kejadian itu adalah, saat makan siang, harusnya kami menukarkan tiket dengan makanan. Nah, tiketku ketinggalan di dalam bis, padahal semua penumpang+sopir dan bro-bronya udah pada turun dan masuk ke dalam rumah makan. Konyol. Aku jadi nggak makan deh. Cuma nglietin Weni makan soto. Tapi, waktu itu aku juga sedang tidak nafsu makan gara-gara mual -_-
Selesai merenungkan nasibku yang mujur, aku keluar dari mushola. Ah, masih ada waktu 6 jam lagi. Aku jadi pengen jalan-jalan. Aku telusuri lantai 2 bandara itu. Dengan muka polos dan entah kenapa aku merasa banyak orang yang nglietin aku. Oh, aku baru sadar bahwa pakaianku sama sekali tidak menunjukkan bahwa aku akan bepergian jauh. Aku cuma pake kaos lengan panjang, jaket KKI kesayanganku, celana gunung, sandal (mirip sandal japit tapi bagusan dikit) dan jilbab. Well done ! tapi berhubung aku cuek, enjoy ajalah. Selesai menjelajahi lantai 2, aku mau turun. tiba-tiba pandangan mataKu tertuju pada eskalator turun. Aku ikutin aja.
Eh tapi kok.. kok ujung-ujungnya ke landasan terbang ya. Lah, jalan buntu lagi.
I GET LOST ! (9>.<)9
gue tunjukin muka biasa seolah-olah gue emang sengaja lewat situ biar nggak dikira kesasar sama orang (padahal nyasar banget!) aku ikuti beberapa orang di depanku, belok kanan (ada papan bertuliskan "transit penerbangan") dan aku lihat papan itu......... aku melihatnya ! papan bertuliskan "EXIT". Dan sampailah aku di luar bandara. Great ! Gimana cara masuk lagi coba? Para calo taksi dan bus yang biasanya menawarkan diri pun sampai melongok lietin aku. Ragu-ragu untuk menawarkan transportnya. Karena pakaianku dan barang bawaan ku hanya mukena. Duh. Aku pun segera menuju ke pintu masuk check in lagi sambil menjelaskan kepada petugas dari A-Z bagaimana aku bisa nyasar. Mas Petugas hanya tersenyum geli sambil menanyakan tujuan penerbangan ku dan akhirnya aku dipersilakan masuk tanpa curiga sedikitpun. huaaaah.. malu abis ! Apalagi aku diketawain sama Weni pas aku ceritain. Dengan PD-nya aku berkata "jadi kalo ditanya hobi, ku akan jawab : NYASAR !"
Selang waktu berlalu. Aku membunuh waktu dengan membuat PPT untuk presentasi karya tulis. Tapi, belum ada setengah jalan, baterai laptop udah low. Aku matiin dan aku tidur sambil dengerin musik. Weni hijrah duduk di lantai mendekati tempat charger hape. Tips lagi : pastikan sebelum berangkat, baterai hp anda FULL dan selalu sediakan baterai cadangan. Inget ya Wen ! :D
Tik tok tik tok.. sekitar jam setengah 9 malam aku iseng-iseng liet jadwal check in dan ternyata udah dibuka. Aku dan Weni segera berkemas dan menuju tempat check-in. Jangan sampai ketinggalan. Karena kami menyaksikan sendiri ada seorang ibu yang ketinggalan pesawat dan harus beli tiket ulang. Beliau ngomel-ngomel di telpon. Kasian.. kami cuma bisa berdoa supaya ibu itu diberi kemudahan.
Sewaktu antri, kami berkenalan dengan seorang ibu bernama.... Astaghfirulloh gue lupa ! Sebut saja Bu A. Bu A ini asli Toraja. Kenalan gara-gara beliau di depanku dan tasnya hampir ketinggalan. Aku bilang kalo tasnya ketinggalan. Si Ibu tersenyum lega. Akhirnya kenalan deh ( sayangnya aku lupa siapa namanya ). Meskipun saat ngobrol ada beberapa hal yang miss gara-gara Bu A bicara pake logat Toraja. Nah loe, gue pura-pura ngerti aja deh sambil ketawa garing. hehe.. pas check in ( bagi yang belum tau ) serahin aja KTP sama e-ticket ke petugas dan siapkan juga uang sekitar Rp 40.000,00 untuk bayar airport tax alias barang bawaan kita. Kuserahkan tas backpack biru kesayanganu untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. See you :"( #lebay
Setelah dapet boarding pass, kita menuju ke boarding room, waktu itu kita dapet nomor kelas 2. Singkat cerita (daritadi disingkat mulu ya!), kami udah terban di ketinggian berapa meter gitu. Aku jadi inget Rizqon waktu presentasi media pembelajaran :D nggak akan aku buka aibmu, di sini qon. Aku melihat keluar jendela, agak gelap, tapi awan-awan masih terlihat jelas. Ditambah ada awan Cumolo Nimbus abu-abu yang ada petir cetaarrrr nya. Ngeriii.. Welcome to the upper Troposphere...
Waktu tempuh dari Juanda-Hasanuddin sekitar 2 jam. Sampai di Hasanuddin, sekitar pukul 1 pagi, karena waktu di Sulawesi lebih cepat 1 jam ( WITA ). Kena jetlag, deh ! bingung jam. Kita nunggu sampe jam 6 pagi karena jam segitu, bandara Hasanuddin (bandara tebaik se-indonesia) sepi banget. Ditambah nggak ada kendaraan yang bisa mengantar kami menuju UNHAS. Aku ngantuk banget. Mumpung masih ada waktu, sholat tahajud di mushola yang agak serem. hehe.. selepas sholat, alhamdulillah kutemui mesin kopi. Yeyeye.
Setelah itu, aku memutuskan untuk tidur di ruang tunggu. FYI, I can sleep everywhere.. waktu itu aku nggak peduli mau dilietin orang kek, saking ngantuknya. Tiba-tiba HP berdering. Ibuku telpon. Dengan suara setengah sadar aku menjawab berbagai pertanyaan dari Ibu. Suara ibuku terdengar panik dan khawatir. Kamu tidur dimana? Udah makan belum? Lagi ngapain? dan sebagainya. Aku bilang aja aku lagi tidur di bandara dan suara ibuku tambah panik. Ibuku bilang beliau belum bisa tidur karena mikirin dan mbayangin keadaanku sekarang. Duh, jadi pengen nangis, dasar anak mama ! keadaaanku emang kayak gembel sih. tapi aku yakinkan pada ibuku bahwa aku bisa jaga diri, kalo ada yang macem-macem aku bisa tendang dan pukul, aku udah gedhe. Hehe.. alasan klasik banget. Hingga akhirnya telpon ibuku ditutup dengan nada setengah mengancam "jangan tidur sembarangan, selalu waspada". Wah, tau banget nih si Ibu. Tapi, FYI, meski aku tidur, tidurku tidak begitu pulas. Aku selalu terjaga. So.... aku lanjutkan tidur.
Subuh, aku bangun dan sholat. Pukul 6, Bu A mengajak aku dan Weni untuk menuju ke UNHAS naik taksi. Di taksi, aku duduk deket sopir. Aku sempet nahan ketawa karena musik yang diputar oleh mas sopir sangat lucu menurutku. Kalo di Jawa, mungkin ini dangdut koplo. Liriknya aku masih inget "kopi susu.. di pagi hari..
intinya lagu itu bercerita supaya kita minum kopi susu di pagi hari biar seger. Ah, jadi kepengen minum kopi
>__<
Finally kita sampai di Rektorat UNHAS. Kami berpisah dengan Bu A. Sempat ada tragedi, kok taksi mahal banget ya. Dari Hasanuddin ke UNHAS 100rb men ! dan yang bayar aku sama weni. Aku cuma bisa bilang ke Weni "ikhlasin aja, anggep aja sedekah" #sokbijak banget padahal waktu itu juga rasanya kok apes ya.
Setelah dapet boarding pass, kita menuju ke boarding room, waktu itu kita dapet nomor kelas 2. Singkat cerita (daritadi disingkat mulu ya!), kami udah terban di ketinggian berapa meter gitu. Aku jadi inget Rizqon waktu presentasi media pembelajaran :D nggak akan aku buka aibmu, di sini qon. Aku melihat keluar jendela, agak gelap, tapi awan-awan masih terlihat jelas. Ditambah ada awan Cumolo Nimbus abu-abu yang ada petir cetaarrrr nya. Ngeriii.. Welcome to the upper Troposphere...
Waktu tempuh dari Juanda-Hasanuddin sekitar 2 jam. Sampai di Hasanuddin, sekitar pukul 1 pagi, karena waktu di Sulawesi lebih cepat 1 jam ( WITA ). Kena jetlag, deh ! bingung jam. Kita nunggu sampe jam 6 pagi karena jam segitu, bandara Hasanuddin (bandara tebaik se-indonesia) sepi banget. Ditambah nggak ada kendaraan yang bisa mengantar kami menuju UNHAS. Aku ngantuk banget. Mumpung masih ada waktu, sholat tahajud di mushola yang agak serem. hehe.. selepas sholat, alhamdulillah kutemui mesin kopi. Yeyeye.
Setelah itu, aku memutuskan untuk tidur di ruang tunggu. FYI, I can sleep everywhere.. waktu itu aku nggak peduli mau dilietin orang kek, saking ngantuknya. Tiba-tiba HP berdering. Ibuku telpon. Dengan suara setengah sadar aku menjawab berbagai pertanyaan dari Ibu. Suara ibuku terdengar panik dan khawatir. Kamu tidur dimana? Udah makan belum? Lagi ngapain? dan sebagainya. Aku bilang aja aku lagi tidur di bandara dan suara ibuku tambah panik. Ibuku bilang beliau belum bisa tidur karena mikirin dan mbayangin keadaanku sekarang. Duh, jadi pengen nangis, dasar anak mama ! keadaaanku emang kayak gembel sih. tapi aku yakinkan pada ibuku bahwa aku bisa jaga diri, kalo ada yang macem-macem aku bisa tendang dan pukul, aku udah gedhe. Hehe.. alasan klasik banget. Hingga akhirnya telpon ibuku ditutup dengan nada setengah mengancam "jangan tidur sembarangan, selalu waspada". Wah, tau banget nih si Ibu. Tapi, FYI, meski aku tidur, tidurku tidak begitu pulas. Aku selalu terjaga. So.... aku lanjutkan tidur.
Subuh, aku bangun dan sholat. Pukul 6, Bu A mengajak aku dan Weni untuk menuju ke UNHAS naik taksi. Di taksi, aku duduk deket sopir. Aku sempet nahan ketawa karena musik yang diputar oleh mas sopir sangat lucu menurutku. Kalo di Jawa, mungkin ini dangdut koplo. Liriknya aku masih inget "kopi susu.. di pagi hari..
intinya lagu itu bercerita supaya kita minum kopi susu di pagi hari biar seger. Ah, jadi kepengen minum kopi
>__<
Finally kita sampai di Rektorat UNHAS. Kami berpisah dengan Bu A. Sempat ada tragedi, kok taksi mahal banget ya. Dari Hasanuddin ke UNHAS 100rb men ! dan yang bayar aku sama weni. Aku cuma bisa bilang ke Weni "ikhlasin aja, anggep aja sedekah" #sokbijak banget padahal waktu itu juga rasanya kok apes ya.
Rektorat UNHAS di atas
Rektorat pukul setengah 7 pagi. Sepi. Hening. UNHAS ini kampusnya guedheeeeeee buangeeettt. Ijoooo bangetttt. Banyak sepeda-sepeda gitu. Terus, angkot masuk kampus lho. Jadi, misal aku kuliah di Fakultas Kedokteran, mau maen ke Fakultas Pertanian bisa naik angkot.
Rektorat pukul setengah 7 pagi. Sepi. Hening. UNHAS ini kampusnya guedheeeeeee buangeeettt. Ijoooo bangetttt. Banyak sepeda-sepeda gitu. Terus, angkot masuk kampus lho. Jadi, misal aku kuliah di Fakultas Kedokteran, mau maen ke Fakultas Pertanian bisa naik angkot.
Wah, foto di atas pake teknik freeze secara tidak sengaja :D itu jalan di dalem area kampus lho.. ijo kan? luas kan?
Pas lagi mau narsis di depan rektorat UNHAS, kami didatangi oleh 2 satpam. Kita ceritain deh bahwa kita peserta LKTM dan bingung mau kemana. Akhirnya, kami diantar oleh pak satpam, naik motor, menuju RUSUNAWA (Rumah Susun Mahasiswa). Keren ya, punya Rusunawa juga yang ternyata buanyak.
Banyak cerita konyol di Rusunawa.. mulai dari kenalan dengan temen-temen baru, tomcat di kamar si Eva, kunci kamar ilang, sampai Ipung yang tiba-tiba dateng ke Makassar dan bikin ulah, petualangan di Bantumurung, dan masih banyak lagi..
di postingan selanjutnya dah..
See you : )
Pas lagi mau narsis di depan rektorat UNHAS, kami didatangi oleh 2 satpam. Kita ceritain deh bahwa kita peserta LKTM dan bingung mau kemana. Akhirnya, kami diantar oleh pak satpam, naik motor, menuju RUSUNAWA (Rumah Susun Mahasiswa). Keren ya, punya Rusunawa juga yang ternyata buanyak.
Banyak cerita konyol di Rusunawa.. mulai dari kenalan dengan temen-temen baru, tomcat di kamar si Eva, kunci kamar ilang, sampai Ipung yang tiba-tiba dateng ke Makassar dan bikin ulah, petualangan di Bantumurung, dan masih banyak lagi..
di postingan selanjutnya dah..
See you : )
0 comments:
Post a Comment