Oemar Bakri... Oemar Bakri 40 tahun
mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan
hati
Oemar Bakri... Oemar Bakri banyak
ciptakan menteri
Oemar Bakri... Profesor dokter
insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
Salah satu pengajar Indonesia Mengajar yang mengabdi di pelosok pulau |
Entah kenapa lagu Oemar Bakri punya
Om Iwan Fals ini semi lucu-ironis. Musiknya yang ala-ala musik koboy, terdengar
ceria memang, tapi isi lagunya bikin miris. Makna lagu ini sebenarnya sangat
dalam. Lebih dari sekedar mendesripsikan kondisi pendidikan dan keadaan guru
yang kekurangan.
Mungkin, seperti itulah gambaran
sosok guru, terutama di Indonesia. Being
a teacher is easy, but not to be a good one. Mau jadi guru? Gampang. Jadi
tentor privat, buka bimbel, adakan pelatihan keterampilan, atau jadi guru ngaji
alias guru TPA. Tapi, bisakah kita jadi guru yang baik? Meski sebenarnya tak
ada definisi jelas mengenai menjadi guru yang baik. Walaupun, jika kita kuliah
di kependidikan atau belajar ilmu kependidikan ada 4 kompetensi guru(
pedagogic, individu, sosial, dan profesional). Apabila keempat kompetensi dapat
dicapai seorang guru, besar kemungkinan guru tersebut termasuk guru yang baik.
Lalu, seperti apa guru yang baik?
Saya dan Anda, pasti memiliki visualisasi yang berbeda tentang hal ini. Bagi
saya guru yang baik itu seperti ibu dan bapak saya. Keduanya memang berprofesi
sebagai guru. Namun, lebih dari itu. Saya sering menyaksikan sendiri bagaimana
keduanya mengajardi kelas. Dan yang saya pahami, mereka mengajar dengan hati.
Meski bapak saya lulusan jurusan PKn, tapi beliau jadi guru matematika
teladan&favorit. Dan meski ibu saya lulusan SMK jurusan akuntansi, beliau
sukses jadi guru TK yang disukai oleh para siswa dan sesama rekan kerja. Karena
mereka mengajar dengan HATI. Ikhlas.
Meski kadang Ibu bercerita betapa
melelahkannya mendidik anak-anak kecil dengan tingkat hiperaktif yang
berbeda-beda. Tapi, Ibuku sungguh-sungguh mengajar. Menyiapkan media
pembelajaran semalam suntuk hingga kadang menahan sakit, demi kelancaran
kegiatan belajar mengajar.
Bapak, sosok guru cool ( jadi nggak
heran kalo anaknya juga cool ) yang disayang semua muridnya. Sering beliau
mendapat berbagai barang dan makanan dari wali murid. Jadi, kalo lebaran ngirit
nggak usah beli makanan :D Entah bagaimana ceritanya Bapak bisa jadi guru
matematika dan mengajarkan ilmu tersebut sehingga murid-muridnya suka
matematika. Ketika beliau diangkat jadi kepsek di sekolah lain (setelah 5 tahun
menolak tawaran dari Dinas, dan akhirnya menerima karena diancam dipecat oleh
Kepala Dinas Pendidikan -_- wagu), beberapa wali murid protes ke pihak sekolah
lama agar Bapak tidak dipindah. Mereka khawatir, anak-anak mereka yang akan UN
tidak bisa belajar matematika dengan baik tanpa bapak. Masya Alloh…
Bahkan, di masyarakat sosok Bapak dan
Ibu termasuk disegani. Sepertinya Bapak Ibuku sudah memiliki 4 kompetensi guru
deh. Hehehe.
Soal gaji? It’s not a big deal for both of them. Bapak tak pernah terlihat
mengejar uang. Bahkan, beliau dengan sangat terpaksa ikut sertifikasi karena
lagi-lagi diancam oleh Dinas. Terpaksa mau jadi kepsek, karena diancam juga. Wagu
kuadrat kok Dinas ki -_-. Gaji Ibu pun tak ada setengah juta karena beliau
bekerja di yayasan. So why? Karena mereka tidak mengejar dunia. Bapak justru
sedih ketika dipindah dari SD Muhammadiyah Bausasran ke SD N Randusari. Kata beliau,
gaji di SD Muhammadiyah lebih bermanfaat. Bukan dari segi jumlah, karena pasti
gaji di sekolah negri lebih besar. Namun, gaji bersih yang diterima belliau di
SD Muh sudah dipotong infaq dan zakat penghasilan. Jadi, bapak merasa sudah
menunaikan kewajibannya terhadap harta dunia.
Perjuangan mereka berdua membuatku
bangga sekaligus takut. Bangga karena Alhamdulillah aku dikaruniai orang tua
yang amanah dan sederhana. Takut jika aku tak bisa seperti mereka. Hufttt…
benar-benar harus usaha keras menjaga martabat keduanya. Ceileeeh.
But, I’m trying harder. Menemukan cara bagaimana punya kemistri kuat dengan
murid-murid, membangun suasana yang kreatif dalam KBM, not only to be a good teacher, but to educate the next generations
well.
Sekali lagi, semua orang bisa jadi
guru, tapi tidak semua bisa jadi guru yang baik. Yang penting, niat mengajar
hanya dan selalu karena Alloh semata : )
*special ucapan Selamat Hari Guru bagi
Bapak Ibuku, teruntuk kalian yang mengikhlaskan diri berbagi ilmu di
pelosok-pelosok pulau, bagi para relawan yang mengajar tanpa dibayar, dan bagi
ustadz/ustadzah. You’re all my great inspirations. Barokalloh…
Semoga setiap untaian ilmu menjadi
amal jariyah yang jadi salah satu pemberat timbangan kebaikan menuju FirdausNya.
0 comments:
Post a Comment