Masih nyambung dengan postingan
sebelumnya, di mana aku berasa didzalimi karena pernah dapet nilai jelek atas
tugas kuliah yang pernah ku buat dengan payah ( payah, maka-nya nilai jelek *pft
). Meski begitu, aku nggak pengen jikalau kelak jadi guru atau dosen, terus
semena-mena ngasih nilai ke siswa atau mahasiswa. Jangan Ya Alloh...
Jadi keinget pas praktik mengajar di
sekolah kemaren. Layaknya guru yang lain, aku sering ngasih tugas ke murid-muridku
yang kece. Tapi, aku coba supaya agak beda. Tugas dikirim lewat fb/email [
alesannya sih paperless, selain males
juga bawa tumpukan tugas ke rumah, wehehehekkk *dikejar murid].
Terus, tugas lebih bersifat analitik.
Teori cukup disampaikan di kelas. Gampang sih. Mereka juga seneng. Apalagi yang
tugasnya dapet nilai bagus [3 orang yang beruntung], selalu aku kasih coklat 2
bungkus. Hihi.
Selain itu, ulangan harian yang
biasanya pilihan ganda semua, sengaja aku banyakin essay. Biar kemungkinan
terjadinya percontekan kecil dan mereka bisa lebih ‘mikir’. Sebab, soalnya pun
analisis semua. Hohoho.
Dalam hal penilaian, aku termasuk
tipikal orang yang nggak bisa objektif. Nggak objektifnya bukan karena pilih
kasih ke beberapa murid. Tapi, aku nggak bisa nggak menghargai kerja keras
mereka *tsaaah
Mau ulangan apa tugas, tetep aku
kasih nilai plus tersendiri. Emang sih, ada kriteria penilaian, dan aku pun
patuh dan taat dengan kriteria itu. Cuma, nilainya aku pol-in. apalagi tugas.
Murid-murid pada melongo semua saat tau nilai mereka. Rata-rata di atas 80
semua. Apalagi, cara menyampaikan nilai, nggak seperti guru-guru lain. Kalo
yang lain, nilai dipajang di depan kelas atau di depan papan pengumuman, tapi aku
kasih taunya satu persatu lewat email dan fb mereka. Meski agak kurang efektif
dan efisien, tapi aku pengen BEDA. Aku kasih comment juga saat ngumumin nilai
ke masing-masing anak. Seperti :
“analisismu bagus, tapi nanti
font-nya jangan pake Webdings ya, nggak kebaca hey!!!” *blokir FB
Oke, yang di atas becanda
“analisismu udah bagus, kritis, lain
kali dibanyakin yaa. Semangat : )”
Ini salah satu comment yang aku kasih
buat Theo, Karin, dan Lugas ( nama disamarkan jadi nama asli ). Mereka salah
tiga murid pinter di kelas ku.
Back to the topic..
Ketika nilai itu dipajang, dan semua
murid bisa liet nilai temen yang lain… yang terjadi adalah kecemburuan nilai.
“ kasian, dia dapet nilai jelek,
hihihi ‘’
“yaaaah, nilai aku pas-pasan. Nggak apa-apa. Yang penting punya dia lebih jelek, padahal kemaren aku nyontek dia. Hahaha. ‘’
*heyyy
Terus, yang dapet nilai paling rendah
‘’…..”
Melipir..
Nangis di pojokan (T_T)/ |nilai|
Itu namanya pembunuhan karakter.
Inget, pendidikan itu untuk MENGUATKAN bukan MENGHANCURKAN.
Dulu, sempet ‘diomelin’ sama beberapa
temen asprak ( asisten praktikum ) gara-gara nilai yang aku kasih berlebihan
menurut mereka. Di kelas ku, hampir semua mahasiswa nilainya lebih dari 80.
Padahal aku udah manut ama kriteria penilaian lho. Cuma aku maksimal-in aja
nilainya. Dan ternyata itu membuat kecemburuan mahasiswa lain.
‘’Mas, kelompoknya mbak kiki
nilainya pada bagus-bagus kok aku enggak? Padahal kerjaan ku lebih bagus dari
mereka ‘’
Kamu cemburu apa takabbur sih dek -_-
Aku kan cuma menghargai tugas yang
mereka buat. Kartografi, pemetaan manual yang ngeluarin budget nggak sedikit.
Susah. Butuh niat full. Butuh kopi 2 gelas [buat begadang]. Belum kalo petanya
kena air ujan, kena pup cicak. Musti ngulang lagi dari awal. Kasian kan??? Aku
pernah ngalamin itu soalnya *cryyy
Apalagi aku juga sempet dibilang alay
gara-gara tiap peta yang ku nilai, selalu aku kasih note “ semangat yaa ^_^”
*whyyy
Tak apalah, seenggaknya mereka nggak
langsung down saat ngerjain tugas yang selalu ada di tiap pertemuan. Meskipun
sambil ngomel-ngomel dalam hati.
Gitu…
So, samdei, kalo kamu jadi guru atau
dosen, inget, selalu PERKUAT murid atau mahasiswamu. Kalau ada yang dapet
nilai kurang, bimbinglah dengan sepenuh hati. Karena kemampuan tiap anak itu
beda. Sabar ya, jadi guru emang nggak gampang, hiks.
*di-puk puk pake silabus
5 comments:
Kl dosennya gw, bukan hanya enak tp juga bikin jatuh cinta
-___-
emang ada ya?
hahahahahah...kelinci, makanya sekali-kali ikut di kelas gw di FIB dan...rasakan sensasinya huahahaah
Tapi, gw menghormati cara dirimu memberi penilaian. Caramu memberikan soal. Itu sesuatu hal yg mulia. Sepertinya, dirimu bs menjadi seseorang yg berbeda dr kebanyakan. Walo...masih jauuuuuuh :-P
hahahhaha... songooooooooong bangeeeeeet
Post a Comment