image

BUNGONG JEUMPA

wohoho..
ternyata sebulan kemarin aku nggak posting blog -_-
(who cares?)

sebenernya banyak yang pengen aku tulis, tapi belum selesai. Jadi, untuk membuka postingan di Bulan Desember ini, voila..


Bungong Jeumpa


Lagu Daerah Aceh.
Suka banget deh dengerin musik-musik Melayu, meskipun aku Jawa Asli.
Bukan rasis,
I LOVE INDONESIA


daripada sok-sokan pake English kayak biasanya #eh




BUNGONG JEUMPA, pas aku searching sih, ada yang mengartikan bunga cempaka, bunga melati.. 

Tapi,
secara keilmuan, Bungong Jeumpa ini sama dengan Cempaka wangi (Magnolia champaca/Michelia champaca
horeee, biogegografi banget :p
dan ternyata, Aroma Bungong Jeumpa ini merupakan salah satu komponen utama Parfum dari Prancis, Joy (setauku sih itu parfum mahal, men)

nih gambarnya:








Mahasiswa Sampah !!!



SAMPAH
SAMPAH
DAN SAMPAH

Mahasiswa sampah di sini bukan berarti mahasiswa dengan IP rendah. Mahasiswa sampah juga bukan mahasiswa yang terlalu teoritis tanpa aplikasi praktis. Mahasiswa sampah juga bukan mahasiswa yang kuliah lalu pulang ke rumah. Mahasiswa sampah adalah mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Simple. Mungkin secara kebahasaan, makna mahasiswa sampah akan berbeda. Namun, itu bukan masalah karena diksi tiap orang untuk mengungkapkan sesuatu berbeda. Masalah utama adalah mahasiswa yang terlalu genius sehingga malas untuk membuang sampah di tempat sampah.
Genius.

Mahasiswa, apalagi di kampus pendidikan. Kampusnya para calon guru. Tempat orang-orang yang katanya civita akademika bernaung. Tempat dimana pendidikan karakter digembargemborkan. Universitas yang ternama, bahkan se-Indonesia. Tetapi, faktanya, mahasiswanya terlalu berkarakter, sehingga mereka tidak tega untuk membuang sampah di tempat sampah.

Jumat (28/9/12), tepat menjelang sholat Jumat, kebetulan saya mencari tempat “nongkrong” di sekitar sebuah fakultas. Lewat di depan kasubag, terdapat tangga yang menuju ke taman.

MAHASISWA SAMPAH !

SAMPAH
SAMPAH
DAN SAMPAH
Mahasiswa sampah di sini bukan berarti mahasiswa dengan IP rendah. Mahasiswa sampah juga bukan mahasiswa yang terlalu teoritis tanpa aplikasi praktis. Mahasiswa sampah juga bukan mahasiswa yang kuliah lalu pulang ke rumah. Mahasiswa sampah adalah mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Simple. Mungkin secara kebahasaan, makna mahasiswa sampah akan berbeda. Namun, itu bukan masalah karena diksi tiap orang untuk mengungkapkan sesuatu berbeda. Masalah utama adalah mahasiswa yang terlalu genius sehingga malas untuk membuang sampah di tempat sampah.
Genius.
Mahasiswa, apalagi di kampus pendidikan. Kampusnya para calon guru. Tempat orang-orang yang katanya civita akademika bernaung. Tempat dimana pendidikan karakter digembargemborkan. Universitas yang ternama, bahkan se-Indonesia. Tetapi, faktanya, mahasiswanya terlalu berkarakter, sehingga mereka ti dak tega untuk membuang sampah di tempat sampah.
Jumat (28/9/12), tepat menjelang sholat Jumat, kebetulan saya mencari tempat “nongkrong” di sekitar sebuah fakultas. Lewat di depan kasubag, terdapat tangga yang menuju ke taman. Ciyuss? Miapah? Anehnya, di tangga dan di sekitar taman tersebut berserakan kardus-kardus makanan (tapi makanannya sudah habis -_-) beserta bungkus-bungkus plastic sisa sebuah acara. Anehnya lagi, mahasiswa yang duduk di sampingnya maupun yang lewat di sekitar lokasi itu hanya melihat, menatap, berdecak, hingga tak acuh. Hebat, dari sekian banyak mahasiswa di fakultas tersebut tak ada yang mau membuang sampah-sampah itu. Padahal, di sekitar dekanat, saya menghitung ada lebih dari 10 tong sampah. Jarak antara sampah dengan tempat sampah pun tak seberapa jauh, hanya sekitar 2 meter saja. Atau, masih ada di pikiran mereka bahwa tanggung jawab sampah ada di pundak bapak-bapak dan ibu-bu pertugas kebersihan? Luar biasa yang namanya mahasiswa. 


Gambar. Letak tempat sampah sangat dekat, namun masih saja ada sampah yang “tertinggal”












Gambar-gambar tersebut fakta. Bukan bermaksud menjelekkan citra kampus atau fakultas tertentu. Hanya ingin “menampar” para mahasiswa termasuk saya sendiri bahwa sebenarnya untuk mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh tak perlu jauh-jauh. Dari yang dekat dahulu. Buktikan bahwa “omongan” kita di “jalan” , di saat diskusi-diskusi di dalam kelas tidak sekedar bualan semata. Terbuang sia-sia. Tunjukkan, bahwa mahasiswa itu benar-benar agent of change dan mampu melakukan tindakan nyata. Tak absurd. Perubahan besar dimulai dari hal yang kecil bukan?
Saya selalu ingat perkataan seorang dosen, bahwa memungut sampah itu ladang pahala.  Jadi, tidak perlu malu. Kata-kata itu beliau ucapkan saat saya Ospek 2010 alias menjadi maba, dan saat menjadi moderator ospek maba 2011. Kata-kata itu langsung mengendap di pikiran dan sampai ke dalam hati.
Dari situlah, saya yang masih berstatus mahasiswa malu semalu-malunya. Malu, karena kontribusi saya sebagai mahasiswa baru sebatas mungut memungut. Mungkin, bagi teman-teman yang hobi meneliti atau membuat PKM, semoga bisa memecahkan masalah tersebut ya
: )


Sherlock Holmes dan Rahasia Pengikut Antikristus Dajjal


Film Hollywood blockbuster terbaru bercerita seputar pembunuhan secara okultis dan konspirasi dunia. Film ini penuh dengan simbol-simbol gaib dan “Orde Baru”.


Kita akan melihat sejarah Sherlock Holmes, asal-usul simbol yang ditemukan dalam film dan maknanya dalam konteks hari ini.


Sherlock Holmes
Terinspirasi oleh Sir Arthur Conan Doyle, film Sherlock Holmes membawa kita kembali kepada kehidupan seorang detektif terkenal dari abad ke sembilan belas. Film ini berkisah tentang pembunuhan yang ternyata berhubungan dengan ritual okultisme. Sherlock ini mengarah kepada dunia misterius dari secret societies dan konspirasi politik. Doyle memuat beberapa referensi samar untuk okultisme atau Freemasonry; film ini , bagaimanapun, berfokus di sekitar tema dan memasukkan unsur yang sangat relevan dalam konteks hari ini: New World Order oleh secret societies.



Arthur Conan Doyle “Spiritualist and Freemason”
Arthur Conan Doyle “Spiritualist and Freemason”

Doyle dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik Irlandia di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1859. Pada usia sebelas, dia dikirim ke sekolah Jesuit, Stonyhurst College, di mana ia dikatakan telah menghabiskan “lima tahun tidak bahagia dan kesepian”. Setelah mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dan Master of Surgery dari Edinburgh University, Doyle mengembangkan minat yang besar untuk spiritualisme. Dalam sebuah artikel yang muncul di MQ (resmi Journal of Amerika Grand Lodge of England), Freemason Yasha Beresiner menjelaskan ketertarikan Conan Doyle untuk spiritualisme dan Masonry:

BUBER 600 REMAJA SLEMAN


oleh : Rizky Oktaviani
Staff Media Sembada Cendekia
dimuat di Koran Tribun Jogja, Rubrik Citizen Journalism
Rabu, 15 Agustus 2012, halaman 14

Sembada Cendekia (Organisasi Pengembangan Potensi Remaja Pelajar Sleman Barat) bekerja sama dengan Quantum Remaja dan FIKR (Forum Ikatan Rohis) menyelenggarakan acara terbesar se-Sleman bagi para pelajar, Rabu (08/08/2012) yang lalu. Acara tersebut berupa Buka Bersama 600 Remaja (BUBER 600 Remaja) yang diadakan di Gedung Tiara Graha, Jl. Kabupaten Km.1,2 Trihanggo, Godean, Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh hampir seluruh pelajar SMP/SMA dan remaja di Kabupaten Sleman dan sekitarnya.
Acara tersebut merupakan acara tahunan yang diselenggarakan setiap Bulan Ramadhan untuk mempererat tali silaturahmi antar pelajar se-Sleman. Harapannya, mereka mampu membangun komunikasi dan kerja sama antar pelajar di Kabupaten Sleman baik dalam hal akademik maupun non akademik. “Tujuannya agar para pelajar dan remaja suka ngaji juga,” ujar Fauzan, selaku Ketua Panitia acara BUBER 600 Remaja. Hal ini didasari oleh degradasi minat pelajar dan remaja terhadap kegiatan religi seperti mengaji dan mendatangi majelis-majelis ilmu lainnya. Sebab, mereka lebih tertarik dengan hiburan-hiburan yang dapat menurunkan moral serta perilaku pelajar itu sendiri. Dengan adanya acara tersebut, pelajar diharapkan memiliki ketertarikan dan kesadaran bahwa ngaji adalah kegiatan asyik dan tidak membosankan seperti yang mereka anggap, serta dapat membentengi mereka dari pengaruh negatif pergaulan bebas.

Be A Photographer Journalistm


oleh : Rizky Oktaviani
dimuat di Koran Tribun Jogja, Rubrik Citizen Journalism 
tanggal 29 Juni 2012, halaman 1 (bersambung ke halaman 7)

Sembada Cendekia (Organisasi Pengembangan Potensi Remaja Pelajar Sleman Barat) menggelar acara Sarasehan Fotografi Pelajar Sleman pada hari Minggu (17/06/2012) kemarin. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang Pendopo, Kantor Kecamatan Godean, Sleman. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh siswa-siswi SMA dari Kabupaten Sleman saja, akan tetapi juga beberapa siswa dari SMA dari Kabupaten Bantul seperti SMA N Sedayu.  
Acara tersebut diadakan dengan tujuan mengembangkan potensi para pelajar di Sleman terkait bidang fotografi dan jurnalistik. “Harapannya, para pelajar mampu menggunakan media (kamera dan handphone) yang mereka miliki agar bermanfaat bagi masyarakat dan juga untuk melatih para pelajar tersebut menjadi seorang jurnalis,” kata Wahid Hariyadi selaku Ketua Bidang PPRP (Pengembangan Potensi Remaja Pelajar) Sembada Cendekia.
Kegiatan kali ini juga mencoba untuk menggali lebih dalam mengenai seluk beluk fotografi untuk kepentingan jurnalistik. Beberapa teknik dalam fotografi pun diajarkan terutama mengenai pengambilan gambar yang baik dengan teknik EDFAT (Entire, Detail, Frame, Angle, Time) dan foto situasioanal terkait peristiwa aktual yang menarik khalayak umum. Sehingga, para pelajar mampu untuk mengembangkan minat bakat mereka di bidang fotografi sekaligus jurnalistik. “Di era global yang serba cepat, persaingan antara media massa, cetak, dan elektronik, ialah berlomba untuk merebut perhatian masyarakat. Visualisasi merupakan pilihan utama untuk menarik perhatian. Orang cenderung lebih suka mendengar dan melihat daripada membaca tulisan. Gambar atau foto dapat bicara. Sehingga, hanya dengan sebuah foto kita dapat menunjukkan maksud yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat,” kata Iswahyudi selaku pembicara pada acara Sarasehan Fotografi Pelajar Sleman sekaligus sebagai salah satu pengurus komunitas fotografi di Yogyakarta.

Geografi Regional Dunia : KAJIAN GEOGRAFI REGIONAL NEGARA KIRIBATI

Disusun oleh : Rizky Oktaviani 

A.    Kajian Fisik
Kiribati terletak di tengah Lautan Pasifik, antara 173 dan 177 derajat Garis Lintang Timur. Luasnya dari utara ke selatan mencapai 800 kilometer persegi. Sedang luasannya dari timur ke barat mencapai 3.218 kilometer persegi. Kiribati berada pada bentangan khatulistiwa dan berdekatan dengan Garis Waktu Internasional (International Date Line). Republik ini terdiri dari tiga kepulauan utama, yaitu Kepulauan Gilberts, Kepulauan Phonix, dan Kepulauan International Line atau Kepulauan Caroline.
Kiribati terdiri dari 32 atol dan satu pulau (Banaba), dengan setidaknya tiga di setiap belahan dunia. Kepulauan-kepulauannya adalah:

  • Banaba: sebuah pulau terisolasi yang terletak di antara Nauru dan Kepulauan Gilbert
  • Kepulauan Phoenix: 8 atol dan kepulauan karang yang terletak sekitar 1800 km sebelah tenggara Kepulauan Gilbert
  • Kepulauan Line: 8 atol dan satu karang, terletak sekitar 3300 km sebelah timur Kepulauan Gilbert

Geografi Penduduk (UTS) ANALISIS KEPENDUDUKAN DI NEGARA FILIPINA

1.A clickable map of the Philippines exhibiting its 17 regions and 80 provinces.
       1. Deskripsi Pola Penduduk di Negara Filipina
Filipina merupakan salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara. Sebagai salah satu Negara berkembang, Negara ini memiliki ciri-ciri kependudukan yang sama dengan Negara-negara berkembang lainnya, yaitu tingginya jumlah penduduk. Menurut laporan jumlah Dana Kependudukan PBB (UNFPA), Filipina merupakan salah satu negara yang menempati posisi ke-12 dalam daftar negara terpadat di dunia dengan 94,9 juta penduduk pada tahun 2011.Pada tahun 2005, Filipina juga berada di urutan ke-12 di dunia dalam jumlah penduduk dengan jumlah 86,2juta penduduk.
Angka harapan hidup penduduk adalah 69,29 tahun; 72,28 untuk wanita dan 66,44 untuk pria. Pertumbuhan penduduk per-tahunnya rata-rata sebesar 2,1% dan sekarang Filipina sedang mengalami masalah kepadatan penduduk karena angka kelahirannya tinggi. Kepadatan penduduk di Negara ini adalah 276/km2.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Filipina Berdasarkan Sensus Penduduk dan Pendataan Penduduk lainnya

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH UNTUK KLASIFIKASI BENTUK LAHAN


Foto udara
            Foto udara adalah salah satu jenis citra penginderaan jauh. Citra penginderaan jauh sendiri adalah data berupa gambar yang diperoleh dalam sistem penginderaan jauh (Sabins, 1987 dalam Soetoto, 2005 : 1). Atau disebut juga  citra penginderaan jauh adalah gambaran rekaman obyek yang dihasilkan dengan cara optik, elektro-optik, optik-mekanik, atau elektronik (Simonett dkk, 1983 dalam Soetoto, 2005 : 1). Foto udara dengan spektrum gelombang tampak mata, ultra violet dekat, dan infra merah dekat dengan kamera sebagai sensornya.

Interpretasi Citra
            Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu :
  1. Deteksi : citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian objek disebuah daerah dekat perairan.
  2. Identifikasi : Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunkan keterangan yang cukup, misalnya mengidentifikasikan suatu objek berkotak2 sebagai tambak di sekitar perairan karena objek tersebut dekat dengan laut.
  3. Analisis : Analisis merupakan pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi, seperti penambahan informasi bahwa tambak tersebut adalah tambak udang dandklasifikasikan sebagai daerah pertambakan udang. Interpretasi citra penginderaan jauh.
            Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yangmendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.

Resolusi (Spasial, Temporal, Radiometrik, Spektral) dan Komposit Citra


Suatu image (citra) memiliki keutamaan dalam penginderaan jauh yaitu dengan adanya rentang panjang gelombang (wavelength  band) yang dimilikinya. Beberapa radiasi yang dapat dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh antara lain : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near sampai middle  infrared,  panas atau dari distribusi spasial energi panas yang dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari. Sehingga, material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang.
Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah citra.

a.      Resolusi Citra Satelit
Berdasarkan resolusi yang digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002) :
1)      Resolusi spasial
Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan di sekitarnya, atau sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.
2)      Resolusi spektral

PENGENALAN JENIS - JENIS CITRA SATELIT


Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
            Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
1.      Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP.
2.      Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari: 
a)      Resolusi Rendah yaitu, SPOT, LANDSAT, ASTER.
b)      Citra Resolusi Tinggi yaitu, IKONOS, QUICKBIRD.

Satelit Landsat (land satelite)
            Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.

Klasifikasi Penggunaan Lahan dan Tutupan Lahan Pada Foto Udara Pankromatik Hitam Putih

Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Penggunaan lahan biasanya meliputi segala  jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan merupakan aspek penting karena penggunaan lahan mencerminkan tingkat peradaban manusia yang menghuninya.
            Townshend dan Justice (1981) juga memiliki pendapat mengenai penutupan lahan, yaitu penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis, tahun 1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya. Dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan).
            Suatu unit penggunaan lahan mewakili tidak lebih dari suatu mental construct   yang didesain untuk memudahkan inventarisasi dan aktivitas pemetaan (Malingreau dan Rosalia, 1981). Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara ini dimaksudkan untuk memudahkan deliniasi. Untuk dapat mempercepat hasil inventarisasi dengan hasil yang cukup baik, digunakan pemanfaatan data penginderaan jauh, karena dari data penginderaan jauh memungkinkan diperoleh informasi tentang penggunaan lahan secara rinci.selain itu,  adanya perrubahan pemanfaatan lahan kota yang cepat dapat pula dimonitor dari data penginderaan jauh.
           

Interpetasi Obyek Alami dan Buatan yang Tergambar Pada Foto Udara Pankromatik Hitam Putih dan Foto Udara Inframerah

Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti penting objek yang tergambar pada citra.
Interpretasi citra memerlukan tiga rangkaian kegiatan, yaitu :
a.       Deteksi. Deteksi ialah pengamatan atas adanya suatu objek, misalnya pada gambaran permukiman terdapat objek yang bukan permukiman.
b.      Identifikasi, yaitu upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sehubungan dengan contoh tersebut, maka berdasarkan warna dan ronanya, objek yang tampak pada lahan permukiman tersebut disimpulkan sebagai vegetasi.
c.       Analisis. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut dengan cara mengukur, menghitung, menemukan jenis objek berdasarkan data hasil deteksi dan identifikasi.  Misalnya dengan perbedaan warna, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek tersebut memiliki jenis vegetasi berupa pohon berdaun lebar sebab memiliki warna merah jika dilihat dari cita jenis IR (Infra Red).
Selain itu, dalam interpretasi terdapat beberapa unsur, yaitu :
1.      Rona dan warna

Interpetasi Obyek Alami dan Buatan yang Tergambar Pada Foto Udara Pankromatik Hitam Putih dan Foto Udara Inframerah


Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti penting objek yang tergambar pada citra.
Interpretasi citra memerlukan tiga rangkaian kegiatan, yaitu :
a.       Deteksi. Deteksi ialah pengamatan atas adanya suatu objek, misalnya pada gambaran permukiman terdapat objek yang bukan permukiman.
b.      Identifikasi, yaitu upaya mencirikan objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sehubungan dengan contoh tersebut, maka berdasarkan warna dan ronanya, objek yang tampak pada lahan permukiman tersebut disimpulkan sebagai vegetasi.
c.       Analisis. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut dengan cara mengukur, menghitung, menemukan jenis objek berdasarkan data hasil deteksi dan identifikasi.  Misalnya dengan perbedaan warna, sehingga dapat disimpulkan bahwa objek tersebut memiliki jenis vegetasi berupa pohon berdaun lebar sebab memiliki warna merah jika dilihat dari cita jenis IR (Infra Red).
Selain itu, dalam interpretasi terdapat beberapa unsur, yaitu :
1.      Rona dan warna

Just Some Earth Day (?)

dimuat di Buletin Geomagz HMPG UNY, Rubrik Opini



            Sudah menjadi tradisi jika setiap Hari Bumi, kita beramai-ramai mengucapkan “Selamat Hari Bumi”, menjadikannya status di jejaring sosial, atau sekadar ucapan simpati terhadap Sang Bumi yang kian renta. Bahkan, momen ini digunakan oleh beberapa perusahaan untuk merebut simpati masyarakat terhadap produknya dengan mengkampanyekan gerakan Go Green.
       Setiap tahun, selalu berulang hal yang sama. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita sudah melakukan langkah nyata untuk bumi kita? Langkah konkrit, berkelanjutan, tidak sekedar berbasa-basi dalam berucap atau menulis tanpa aksi. Dan kenapa harus menunggu saat Hari Bumi?
            Terkadang, pemberian hari khusus dalam satu tahun membuat kita terpaku hanya pada hari itu saja. Seolah dalam setahun itu kita sudah dijadwal untuk melakukan sesuatu sesuai tema. Hari Bumi, misalnya. Padahal, untuk menanam sebatang pohon, untuk berhemat listrik, tidak harus menunggu datangnya Hari Bumi. Apakah langkah nyata hanya akan kita lakukan setiap setahun sekali saja?

Responsi PJ (behind de scene)



Setelah mengalami berbagai hal aneh beberapa hari, seperti kelabakan mengumpulkan laporan praktikum, ketinggalan satu UTS, dan berbagai macam "dugaan" yang memang terjadi padaku tapi bukan urusan mereka, maka aku sudah sangat lega.. karena responsi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) SUDAH SELESAI.. 
FYI, remote sensing itu salah satu ilmu tentang pemetaan digital selain SIG (Sistem Informasi Geografi). Sebenarnya, praktikumnya sangat mengasikan, namun dari dulu aku gak suka bikin laporan-laporan (bukan anak IPA sejati :p)

Ada hal gokil bagiku, saat responsi PJ. Waktu itu, sekitar pukul sebelas lebih 20 menitan, aku selesai menjilid seluruh laporanku (itu salah satu syarat responsi) di potokopian depan kampus bersama Geng Bu Ida . Setelah itu, aku menuju ruang laboratorium geospasial tempat dimana responsi berlangsung. Di depan Lab kulihat teman-temanku berserakan dengan berbagai ekspresi. Frustasi, jelas. Panik, sebagian. Yang paling banyak adalah ekspresi pasrah. Pasrah terhadap kenyataan bahwa semalam kurang belajar dan masih ngehek dengan teori-teorinya (liet laporan-laporannya ada udah bikin mabok). Aku pun segera bergabung. Ngobrol sana sini dengan santai karena no presensiku agak di akhir. Jadi, giliranku untuk responsi pasti masih lama.

Saat sedang asyik mengobrol dengan temen-temen , tiba-tiba salah satu asprak (asisten praktikum :p) memanggil nama-nama untuk mempersiapkan diri responsi. Astaghfirulloh ! Muka bengong dan masih loading. Apa yang terjadi pada diriku (ea, malah nyanyi). Ternyata, presensi diambil dari depan, tengah, dan belakang. Sekali responsi, tiga anak tiga anak. Dan aku no 3 dari depan ! Padahal temanku, Si Dzik harusna duluan karena dia no 1 tapi kenapa aku dulu?? ternyata dia diloncati karena tadi dipanggil tp tidak ada. Dan presensi kedua sebelumku adalah Weni. Ternyata lagi, dia sudah masuk ruang Lab ! Dan lagi aku tidak tau!!!

IRSHAD MANJI DAN PEMBELAAN MEDIA




            Sudah menjadi berita hangat bahwa Irshad Manjidatang ke Indonesia dan sempat melakukan diskusi dengan AJI (Aliansi Jurnalistk Indonesia). Irshad Manji adalah seorang penulis buku “Allah, Liberty, and Love”. Ia berasal dari Kanada dan yang mengejutkan, meski ia mengaku sebagai seorang muslimah, ia adalah seorang lesbian.
            Pemikirannya mengenai lesbian atau yang ia sebut sebagai kebebasan (Liberty) ia tuliskan dalam bukunya, dan saat ini Ia gencar mengadakan diskusi-diskusi mengenai pemikirannya tersebut. Tak luput dari sasarannya, Indonesia juga ikut dijadikan lahan diskusi.
Sudah bisa ditebak bahwa JIL ada dibalik semua ini. Namun, saat diskusi dengan AJI, BANSER rupanya ikut siaga dalam usaha menjaga diskusi tersebut. (Perlu diketahui bahwa BANSER merupakan ormas dengan basic Islam namun memiliki orientasi kebangsaan). Tentu diskusi tersebut mengundang "perhatian" dari sejumlah ormas seperti FPI bahkan kapolsek. 

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.