image

Come Back


Assalammu’alaikum..
Well...
Hi, I’m here. Again.
Did you miss me? hehe

Akhir-akhir ini terungkap sudah beberapa orang yang sering kepo-in blogku >.<           
Agak nyesek karena postingan-postingan di sini bukan sesuatu yang WOW. This is like my diary. And all my badness is showing off here!!!! And they’ve been known about it. For a long time. But I didn’t know it.  TTT____TTTT how dare you guys..
Sebentar, akan kujelaskan alasan vakum nge-blog dalam waktu yang cukup lama
*bersihin sarang laba-laba *ngejar kecoa *buka notif *wow banyak komen

O.D.O.J.


O.D.O.J

First..
Saat pertama kali denger istilah ODOJ, batinku adalah, ini singkatan yang maksa banget buat disingkat. Kamu harus memonyongkan bibir untuk mematikan huruf “j” , sok English banget. But wait, ternyata ini adalah nama sebuah gerakan. Gerakan jihad? Gerakan Skripsi? NOOOOO.

 One Day One Juz

Ekstrem, maybe.

Bayangin aja ( bayangkan nggak?! Bayangkan!! ), dalam waktu sehari, kita harus baca satu juz. Biasanya kan 1 juz sehari pas Ramadhan doang, itu pun bareng-bareng di masjid. Dibacanya keroyokan lagi, nggak sendiri-sendiri.

Itu juga yang aku rasain. Karena selama ini, biar bisa konsisten tilwah 1 juz perhari itu susah. Sebab imanku masih lemah, digoda setan dikit jadi lengah ( ini bukan pantun).

Elegi Daun Kering

tidak, aku tidak bisa mengembalikan daun yg sudah gugur ke dahannya
Sudah kucoba melupakan angin yg menjatuhkan
aku ingin memaafkan kemarau yg membuatnya kering
aku bahkan tersenyum pada kaki-kaki manusia yg menginjaknya
hingga remas
tak berupa  lagi

karna ku percaya
Sang semi sedang memperhatikan
menanti tepatnya masa
di mana percikan warna warni bunga dan segarnya rerumputan
menggantikan daun gugur yang terlupakan

jadi, jangan kau pinta aku untuk memaksa daun gugur berada tetap pada pohonnya, jikalau kau dulu sengaja mengutus angin tuk menjatuhkan
kau juga yg menyuap kemarau
hingga ia datang begitu awal
dan enggan pergi, menetap lama
aku pun perlahan tau, ternyata itu punyamu
sepasang sepatu yang sengaja mengenyahkan daun yang gugur.





        Terima kasih untuk semuanya yaa.. :)

An Evolution Makes A Passion


What’s your passion?

It’s a common question right now, when we’re at the age of “ looking for a job” or “create a job.”

Because, sometimes we find a quote at motivation books, articles, TV programs, even radio shows about this one:
“ suit your passion “

So, when we look for a job, we need to choose a job which is suitable with our own passion.
Sounds comfortable, yeah, because we can work happily. Even if there’s a pressure, we still keep cool cause we love what we do.

But what if, you can find your passion after we do nothing but uninteresting, even we finally find it unawares. I did. And it happen everytime when I almost give up, or feel desperate with my life. 3 things, for examples, the hateful things before, but now these become my passions.
1.     1.   Writing
I didn’t like writing. Write something formal, rigid, with  perfect grammar, and boring such as opinions, essay, report analysis, and soon. Even when I was at the high school, I hate wrote practicum’s analysis although I was one of Sains’ class students. For me, writing whatever like those really isn't interesting at all. I prefer read novels than newspapers. Prefer watch movies than news.
 But I’d like to make poetries and short stories. Because both of them need full imaginations and we can create something unusual on it. I do love fiction. Harry Potter? Trio Detective? Sherlock Holmes? Others fiction genre are my favorites either.

A Little Story at Gombong




Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu diberikan waktu oleh Alloh untuk menikmati perjalanan ke luar jogja lagi (yeaaaay ^^). Kali ini, tujuan ku adalah Benteng Van Der Wijck di Gombong, tepatnya di Kebumen, Jawa Tengah. Sebenernya, aku enggan ikut, karena aku disuruh menggantikan Ibuku menjadi wali murid my lil’ bro Faris dalam acara piknik keluarga Ibnu Abbas Se-DIY kayaknya. Ibu bekerja menjadi guru dimana Faris bersekolah. So, Ibu jadi panitia. Sedangkan Bapak tidak dapat menemani karena Hari Ahad adalah Hari Bermasyarakat bagi beliau (maklum PNS). Adikku yang satunya masih betah di asrama. Intinya, Cuma aku yang tersisa.
Berangkat dari rumah pukul setengah 6, kumpul di Ibnu Abbas Beluran. Ananging, semruput-mruputnya kami datang, bis-bis datang pukul 7 lebih. Oke, fine. Btw, total bis ada 64. Kami menjajah Kebumen. 
Lautan manusia, memenuhi jalan sepanjang Dusun Beluran (menunggu kedatangan bis)


Selama perjalanan aku dapet kenalan bernama Mbak Isti yang kebetulan adalah kakaknya temennya Ibuku (ribet yes). Mbak Isti ikut piknik dengan anaknya. Aku kira adiknya, karena beliau serasa masih berumur 25 tahunan, gayanya trendy layaknya anak muda ( celana dan jaket jeans) tapi anaknya udah berumur 9 tahun -__-“ #iri. Sedangkan aku, selama perjalanan dipanggil dengan “Bu”. Semua terjadi gegara Ibu menyuruhku memakai gamis&sneakers ala emak-emak mau ke resepsi, di kala aku sudah siap dengan mengenakan kaos lengan panjang, rok, dan sandal gunung Rey-ku tersayang. Image geografiku pun lenyap.
Sepanjang perjalanan di bus, nggak usah diceritakan ya, kerjaanku cuma satu, tidur.
Finally, kami sampai di lokasi. Di luar benteng alias sebelum menuju pintu masuk benteng, terdapat beberapa kamar-kamar hotel di sebelah kiri, ruang-ruang rapat di kanan jalan, auditorium, kantin, mushola, wahana boom-boom car, toilet, dan waterpark.  
Adek  paling kecil Si Pemilik Ketetapan Hati yang Cerdas ( Azmi Al-Farisi )


Prilta, Faris, Me

Berikut adalah beberapa spot rekreasi yang aku kunjungi :

Apa guna kau kuliah di Geografi, Kik ?!


Lagi-lagi sempet macet nge-blog
maaf para fansku.. 
tapi aku masih aktif nulis kok,
iya, skripsi, makasih, sssst -_-

well, bentar lagi aku lulus ( doakan Agustus dah wisuda ya :3 )
kadang merenung, selama ini aku belajar geografi, tapi masih sedikit ilmu yang aku bagikan

aku cuma bisa mengupayakan di mana pun berada, selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang aku dapet, minimal dengan nggak buang sampah sembarangan

Kemaren Alhamdulillah kesampaian juga ngadain kajian tentang Mitigasi Bencana buat anak-anak SMA, plus kaitan Mitigasi Bencana dengan Al-Qur’an ( In Syaa Alloh di postingan selanjutnya ).

Kadang pas ngisi mentoring dan kumpul bareng temen-temen pelajar, atau saat ngobrol dengan temen-temen non geografi,  aku selipkan beberapa ilmu geografi, kayak terjadinya hujan dan bumi ini yang ternyata udah ada di Al-Qur’an jauuuuuh sebelum peneliti mengetahuinya.

Ah… tapi, masih belum cukup

Dan masih ada yang mengganjal

selama ini aku hidup di lingkungan geografi, tapi aku merasakan kebutaan.

Iya, buta

Kami tau proses pembentukan gunung, terjadinya tsunami, bagaimana matahari bisa bersinar, bagaimana semesta alam ini bisa tercipta, bahkan geographer bisa “meramalkan” kejadian di “masa depan” dan mengetahui apa saja yang terjadi di masa lalu dengan ciri-ciri di alam,  tapi kadang kami buta

Di Depan Pintu Panti

Setiap hari ini, ya, hari ini aku hanya bisa menyembunyikan luka
Tetap ku berlari melawan dunia
Dengan topeng tawa yang melindungiku dari belas kasih manusia
Aku tak ingin dikasihani !

Setiap tanggal ini, tanggal saat anak-anak Adam nusantara mengucapkan mantra cinta
Kepada sosok yang merawat mereka
Memperjuangkan apapun demi kehidupan mereka, bahkan nyawa

Tapi kenapa,
Kenapa sosok itu tak ada di jalan panjang ku
Tak ada senyumnya di setiap hela nafasku
Ia mungkin pernah kulihat, di masa lalu
Namun, memoriku terkubur dalam, lenyap seperti bayangnya

Haruskah aku mengucapkan “Selamat Hari Ibu” padamu?
Padamu yang telah meninggalkan ku di depan pintu panti?
Padamu yang bahkan aku tak tahu seperti apa parasmu

Meski begitu, andai kau tahu Bu…
Doaku mengalir tulus untukmu
Meski dunia ini membuatku keras dan membatu
Kau tetap kunanti seperti dahulu, di depan pintu panti
Kembalilah Bu
Aku tak akan marah padamu, aku hanya ingin memelukmu
Merasakan hal yang sama seperti mereka
Kutunggu di sini Bu, di depan pintu panti

( DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU, 22 DESEMBER )


dimuat di : http://mjeducation.co/di-depan-pintu-panti/

SAJAK INFANTERI






dimuat di http://mjeducation.co/sajak-infanteri/


Bergerilya ku di ujung pagi hingga senja menghampiri
Semak belukar hingga duri setia menemani, hampir di setiap sudut terpencil ini
Ku tinggalkan kedua anakku di tanah rantau
Ku biarkan mereka tumbuh dalam balutan kasih sayang istriku seorang
Bahkan si bungsu belum sempat menatap wajahku
Pilu..

Duhai, betapa rindu ini menggelora
Hanya bisa reda saat kutatap selembar foto usang keluarga
Sukmaku menjerit ingin pulang
Ingin segera bertemu dan bersua

Kalau bukan karena tanah ini, tak akan ku songsong senjata
Kalau bukan sebab Ilahi yang menjadi penopang diri, aku sudah lari
Namun, merah putih sudah terpancang teguh di hati

Pages

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.