image

jangan terlalu pede

dulu.. saat melihat ada "big bang on changing".. miris..


Gue sering menemukan di balik apa yang mereka lakukan, bahkan dalam diri gue sendiri, seolah-olah gue melakukan ini adalah hal yang paling benar. Seolah-olah orang yang tidak melakukan ini masih “belum paham” merasa bahwa diri ini sudah paham dan dan sudah benar. Padahal, hati ini masih sering kali rapuh dibolak-balik. Futur pun berlebihan. Meski saat semangat sedang melesat gue bisa dan mau di mana aja dan kapan saja.
Tapi..

Apakah yang gue lakuin ini akan bertahan hingga gue mati kelak?
Apakah  akan ada lagi ujan berat dalam menjalani amanah yang gue punya?
Gue sering mikir apa gue bisa saja jatuh ke dalam sebuah kefuturan yang over?
Banyak kasus. Seorang akhwat, dulunya aktivis dakwah, pakaian udah syar’i abis pokoknya, tapi tiba-tiba, saat mungkin hatinya sedang dibalikkan dan dia tidak mampu membalikkannya kembali, ia terjerumus! Terperosok! Jilbab semakin lama semakin mengecil bahkan hilang!! Gamis berubah jadi kaos bahkan menjadi semakin ketat, ditambah celana jeans! Prinsip “bukan muhrim” yang dulu dipegang kokoh kini lenyap! Pacaran adalah aktivitas biasa. Syura dan liqa entah kapan terakhir kali berangkat.
Dan gue takut jadi seperti itu!!!!! Gue takut!!! Gue Cuma bisa berdo’a  biar Allah membalikkan hati ini ke kebaikan, jangan kepada keburukan. Gue takut!!! Karena gue masih belum bisa skeptis dalam menerima perubahan. Gue masih labil, masih gampang ikut-ikutan. Tapi gue juga berusaha supaya gue tetep meluruskan niat. Apapun yang gue lakukan, bukan karena gak enak sama mereka! Tapi memang ini kewajiban gue dan ini yang Allah perintahkan ke gue! Jadi, segala sesuatu yang gue lakuin, semua hanya karena Allah SWT semata.
Yang melakukan dakwah ini, belum tentu masuk surga. Belum tentu ia adalah pribadi yang baik. Namun, ini hanyalah bentuk ikhtiar kami. Melakukan apa yang disuruh Allah. Tapi jangan terlalu PEDE!!! Mentang-mentang jadi (atau dianggap) aktivis???
Jujur, gue ngrasa paling munafik diantara temen-temen seperjuangan gue. Gue gak mau disebut AKTIVIS! NO!!! GUE BELUM BISA DISEBUT KAYAK GITU!!! Gue emang punya niatan buat berubah jadi lebih baik. Dan gue sedang berproses! Tapi kadang terfikir juga, gue melambatkan proses itu!!! Kebaikan jalan, maksiat juga. Freak!  Pathetic!!!
Gue takut, jilbab gue bakal menghilang dari hati gue,
Amanah yang gue pegang bakal hilang hanya karena masalah sepele, mungkin karena beberapa orang atau sesuatu hal,
Gue takut, temen-temen gue pada ikut-ikutan ilang juga. Entah kenapa (semoga Cuma perasaan gue aja) semakin lama mereka semakin pudar. Semakin jarang gue ketemu n kumpul. Semakin kabur bayangan dimana kami pernah bercerita bersama, tertawa bersama, sedih dan senang kami rasa bersama-sama. Tetapi sekarang, individualisme dan privasi muncul. Kemana lagi kami yang dulu?
Kekompakan dan ukhuwah berubah jadi prasangka. Kesibukan masing-masing memisahkan kami. Tertarik ke magnet lain yang memiliki medan magnet kuat, mampu mengalihkan mereka juga mungkin gue ke sebuah dunia yang mungkin dinilai lebih “mengasikkan.”
Sekali lagi, gue kembali ke niat gue. Yang gue cari bukan keasikan, bukan untuk menjadi lebih dikenal, bukan ke-eksisan dalam arti eksis di mata orang-orang, tapi yang gue cari Cuma Ridho ALLAH SWT. Meski sering niat itu tercampuri dengan berbagai motif lain.
Gue gak mau termakan pujian, gue gak mau menjadi down saat dikritik orang lain, gue pengen menerima semuanya dalam porsi yang sewajarnya. Semua demi memperbaiki diri dalam jalan ini.
Di saat gue berdo’a “Ya Allah, jadikan hamba orang yang ikhlas,” ujian itu selalu muncul. Lempar batu sembunyi tangan dalam kebaikan. Gue yang berusaha, gue yang bikin sesuatu, tapi orang-orang mengira orang lain yang melakukannya. Sesaat, terasa sakit, gue gak dihargai! Hati kecil gue seolah berteriak “ gue yang nglakuin! Bukan dia!” tapi selalu, malaikat membisikkan kebaikan padaku. “Cukup Allah yang tau” ya. cukup Allah yang tau apa yang gue lakukan. Jika orang lain tau, justru niatku luntur hanya karena ingin dipuji. justru saat tak mendambakan pujian, segalanya terasa jadi lebih indah. Tidak ada tuntutan karena ekspektasi dan kemampuan yang ada dalam pikiran orang-orang. inilah gue, hamba Allah! Dan segala sesuatunya ya  harus gue lakuin karena Allah semata saja.

Sabtu pagi di pertengahan tahun 2011, ditengah lantunan nada indah Maher Zain “Insya Allah”
DON’T DESPAIR, AND NEVER LOOSE HOPE. CAUSE ALLAH IS ALWAYS BY YOUR SIDE.. !!

0 comments:

Post a Comment

Pages